Jika mau dibandingkan akan tidak apple to apple emang, lebih ke apple to kesemek sih ya. Tapi apa yang dilakukan Raffi Ahmad terhadap tabungan anaknya, setidaknya kita bisa mengambil pelajaran dan hikmahnya, kalo ambil uangnya ndak bisa.
Ketika pertama kali melihat video Raffi yang cukup viral karena meminjam uang anaknya, pada awalnya aku sudah mengenyitkan dahi aja, "mau flexing nih orang". Tapi rugi sih ya kalo nyinyir sama Raffi Ahmad, dia juga enggak peduli. hehe.Â
Ya sebenarnya memang flexing sih, tapi membuktikan kalo Raffi cukup concern soal tabungan untuk masa depan anak, betapa pentingnya saving sejak dini, minimal si anak sudah secure untuk pendidikannya.
Coba mari kita refleksikan diri, kira-kira sudah berapa ya tabungan anak kita buat masa depan dan pendidikan mereka? Apakah ibu-ibu di sini malah yang suka begini, duit anak baru ngumpul 500rb aja udah dijebol lagi. Uang THR lebaran bilangnya disimpen, tapi buat bulanan. Ehehe, hayo ngaku...
Aku juga sih sebenarnya, buat tabungan sendiri aja masih acak kadut. Tapi pada dasarnya kita bisa memulai sejak dini, dan menghitung budgeting dari awal, kalo bisa dari perut.Â
Berapa sih biaya yang dibutuhkan anak kelak nanti ketika semakin besar, berapa biaya pendidikannya mulai dari TK sampai secure di kuliah misalnya.Â
Seharusnya memang dihitung dari awal ya, biar enggak kaget aja sama kehidupan nanti anaknya.Ya, walaupun ada sekolah negeri yang bisa bebas dari biaya bulanan, tapi kan pasti ada perintilan yang dibutuhkan anak nantinya selama sekolah.
Duh, jadi kepikiran dulu ibuku seberapa pusingnya ya berpikir buat anaknya sekolah dengan layak. Dulu sih kita hepi-hepi aja ya pas masa sekolah, tapi aku ga kebayang seberapa banting tulangnya orang tuaku membesarkan anak-anaknya, seberapa ngiritnya mereka buat tetap menjalani hidup.Â
Sayangnya di kehidupan ini kita butuh makan, kalo enggak makan bisa die. Budget makan ya paling berasa ya, makanya banyak orang yang gagal menabung karena memang sudah habis untuk makan.
Kalo kasih saran memang paling gampang ya.
Kalo sedari awal kita memang dibiasakan hidup minimalis, seharusnya juga kita menghemat pos-pos tertentu agar sektor yang lain aman. Jika pendapatan kita kecil, sudah sewajarnya kita hidup minimalis.Â
Jika ingin ada lebih untuk mengisi pos tertentu seperti wisata atau sektor "hedon" sendiri, ya harus kerja lebih keras untuk mendapatkan pendapatan lebih dari yang sebelumnya. Tapi jangan terlalu paksa ya, kesehatan mental lebih penting dibandingkan itu semua. Mending enggak punya uang, daripada banyak utang ygy?
Tapi balik lagi ya, kemampuan orang bisa berbeda-beda, yang penting kita bisa mengukur kadarnya. Enggak usah silau dengan keberhasilan seseorang, berusaha sekuat tenaga untuk diri sendiri jauh lebih memberikan kontribusi. Mari yuk, semangat menabung.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI