Mohon tunggu...
Leli Hesti
Leli Hesti Mohon Tunggu... Dokter - *Minat dengan hal-hal baru dan teman-teman baru*

*Minat dengan hal-hal baru dan teman-teman baru* Belajar lebih banyak bercerita via blog fotografi ini :https://www.sedoso.net/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Slamet Harus Ada di List Kamu!

11 Juni 2022   10:18 Diperbarui: 11 Juni 2022   10:24 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yeay, finally we did it! (Dokpri)

Saya tidak pernah menyangka bahwa Slamet akan sebagus itu..
Terutama saat Summit..
 

Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah, dengan ketinggian 3428 mdpl.  sehingga disebut-sebut sebagai atapnya Jawa Tengah.


Dalam bayangan saya , Slamet akan biasa-biasa saja.
Karena selama ini sepertinya di antara triple S, gunung  sumbing dan Sindoro yang lebih popular sebagai destinasi pendakian.

Oleh karenanya, jujur sebenarnya saya tidak terlalu bersemangat saat ada seorang teman yg mengajak kemarin. Bahkan saat sudah tiba di basecamp bambangan rasanya saya masih meragukan keputusan saya saat itu karena kami tiba saat pagi menjelang, tapi kabut sudah datang dan membuat pagi itu terasa begitu dingin.

Saya jadi membayangkan kalau baru di basecamp saja sudah begitu dingin ,lalu bagaimana nanti  rasanya saat diatas. Basecamp Bamabngan hanya merupakan salah satu pilihan untuk memulai jalur pendakian ke slamet. Ada banyak pilihan base camp untuk memulai perjalanan di gunung ini.

Melalui jalur ini ada 9 pos yang harus di lewati sebelum para pendaki memulai Summit..

Untuk memulai perjalanan di ke pos 1 ada banyak tukang ojek yang menawarkan jasanya sejak di gapura  awal pendakian. Karena saat itu jam sudah bergerak ke angka 10 pagi, maka kami memutuskan untuk naik ojek demi menghemat waktu dan tenaga. Namun sebagian dari kami yang merasa lebih "tangguh"  memilih untuk menolak tawaran menarik itu hahha..

Pendakian di mulai dari sini! (Dokpri)
Pendakian di mulai dari sini! (Dokpri)

Sejak awal berangkat dari base camp,  kita sudah di suguhi pemandangan luar biasa indah berupa hamparan kebun milik warga local yang berisi aneka tanaman di kanan kiri. Sungguh memanjakan mata!

Jarak menuju pos 1 merupakan trek terpanjang diantara pos-pos lainnya.. dan ternyata kang ojek hanya mengantarkan kita sampai pos ojek .. Untuk menuju pos 1 sendiri, kita akan langsung di 'hajar' oleh tanjakan yang curam .Lumayan bikin nafas terengah2 ..plus jalanan yang di dominasi tanah , membuat harus lebih berhati-hati terutama saat musim hujan sehingga membuat perjalanan ini jadi lebih berat.

Sepanjang trek, kanan kiri kami di kelilingi oleh vegetasi tertutup berupa pohon-pohon tinggi dan setelah  melalui perjalanan yang panjang dan curam, kami melihat ada warung milik warga lokal. Dengan hati gembira, kami memutuskan untuk isitrahat sejenak, dan ternyata baru diketahui belakangan kalau ini baru pos bayangan 1. Walah !!, padahal sudah jajan macam2 hahha

Jalur pendakian pada Pos Bayangan menuju Pos 1 masih sama, yaitu curam dan menanjak..hingga setelah sekitar jalan selama 45 menit, tiba juga di pos 1 yang sebenarnya  yakni pondok gembirung. Disini juga terdapat banyak warung lokal yang menyediakan banyak pilihan makanan/minuman termasuk semangka ! Entah kenapa buah ini menjadi buah favorit dan bisa dengan mudah kita temukan di banyak gunung dengan harga dan ukuran beragam

Jajan di gunung sungguh lebih nikmat haha:-D (Dokpri)
Jajan di gunung sungguh lebih nikmat haha:-D (Dokpri)


Ternyata, pos bayangan tidak hanya ditemui di pos 1 , namun juga di pos 2..Pos 2 sesungguhnya bernama Pondok Walang , berada di ketinggian sekitar 2256 mdpl.

 Dalam perjalanan menuju pos 3 ,  ada yang menarik, kita bisa temukan lutung yang bergelantungan di antara ranting pohon . Namun sulit untuk mendapatkan fotonya secara langsung, karena tertutup oleh pepohonan. Kita hanya bisa menikmati suaranya yang saling bersautan dari jauh..Ada juga suara burung dan serangga lain yang menambah paduan harmoni siang itu.

 Jalur pendakian menuju pos 3 juga masih menanjak dan curam. Pada area ini, Pos 3 (Pondok Cemara) berada pada ketinggian 2510 mdpl. Dari Pos 2 hingga Pos 3 bisa menghabiskan waktu sekitar 2 jam perjalanan.

Pos 3 merupakan camp area pertama yang dapat digunakan oleh para pendaki untuk mendirikan tendanya untuk bermalam. Namun sebenarnya tidak terlalu ideal karena areanya sempit. Di pos ini adalah pos yang warungnya paling ramai. Seingat saya, teh hangat disini juga enaak sekali ! Patut dicoba, apalgi di tengah hawa yang semakin dingin, rasanya pas sekali ... Pada Pos ini juga terdapat mata air yang dapat dimanfaatkan. Bagi yang kekurangan air, bisa ambil di Pos 3 yang jaraknya tidak terlalu jauh.

Kemudian, perjalanan menuju Pos 4 (Samaranthu) menghabiskan waktu sekitar 45 menit dengan ketinggian 2688 mdpl.. ada cerita mistis sendiri di tempat ini sehingga tidak disarankan untuk membangun camp di pos ini.  Tracking menuju Pos 4 masih menanjak dan curam. Pada trek ini akan melewati jalan seperti lorong yang  gelap dan sempit, masih dengan vegetasi tertutup berupa semak belukar dan pohon tinggi. Ini sedikit mengigatkan saya pada beberapa jalur pendakian di Gunung Gede.

Vegetasi tertutup sepanjang jalan.. (Dokpri)
Vegetasi tertutup sepanjang jalan.. (Dokpri)

Pos 5 atau pos Samyang Rangkah, berada pada ketinggian 2795 mdpl , merupakan tujuan akhir pada perjalanan hari itu. Kebanyakan dari para pendaki akan bermalam di pos 5 agar tidak terlalu jauh saat mulai Summit nanti. Area ini sangat ideal untuk membangun camp karena beberapa pertimbangan. Selain karena areanya yang luas, jaraknya juga tidak terlalu jauh dari puncak dan di sekitar area camp juga terdapat gubuk milik warga lokal yang menyediakan makanan dan minuman. Namun pada perjalanan kemarin, kami tidak mendapatkan tempat di pos 5 karena saat tiba sudah terlalu sore, dan sulit untuk menumukan tempat nge-camp. Untuk itu saat kami temukan tanah yang agak lapang sebelum pos 5, maka itu menjadi pilihan untuk membangun tenda. Jadi sebut saja,  kami kemarin menginap di pos 4  hehhe.. Demi alasan agar lebih dekat dengan puncak ,maka ada juga beberapa orang yang memilih pos 6 atau pos 7 untuk menginap, walaupun tempatnya kurang ideal.

Setelah semua tenda selesai dipasang, kami memutuskan beristirahat ,mengumpulkan tenaga untuk dinihari besok memulai perjalanan summit. Saya sih sudah membayangkan bakal panjaaang sekali perjalanan esok karena kami baru berada di pos 5, sementara masih ada 4 pos lagi yang harus dilewati menuju puncak.

Untungnya perjalanan menuju pos-pos tersebut tidak sejauh yang saya bayangkan. Tidak seperti pos-pos sebelumnya, jarak antara pos menuju puncak ini saling berdekatan. Tapi berita buruknya adalah jalurnya lebih menanjak..duh ..berasa sekali di pagi buta kami harus menempuh tanjakan yang curam dan sempit. Kadang saya berpikir, mungkin inilah kenapa perjalanan Summit dilakukan dini hari saat langit masih gelap agar kita tidak tau perjalanan di depan..jadi yaaa dijalani saja..berbeda kalau kita sudah tau medan yang akan dilalui di depan begitu berat, mungkin mental kita sudah drop, semangat kita sudah luntur..Itulah kenapa memang kita tidak perlu tau bagaimana takdir di depan yang menunggu kita..Yaa kita jalani saja sambil tetap ikhtiar sebaik-baiknya...Haiyah, maap jadi out of topic hehehe

Sesampainya di pos 9 trek nya berubah menjadi vegetasi terbuka sehingga angin sangat terasa menembus dan membuat tubuh makin menggigil kedinginan.. Jalur disini jadi menanjak tajam dan jalan berupa tanah.Namun semua kesulitan kita sejak kemarin jadi terbayar karena semesta menyuguhkan pemandangan luar biasa indah. Matahari sudah mulai terbit di timur , awan berserakan begitu saja terhampar, warna langit juga sudah berubah menjadi semburat keemasan membuat pagi kami begitu sempurna dan jadi kehabisan kata-kata selain rasa syukur dan memuji kebesaran sang Pencipta.


What a view! Alhamdulilah !

Setelah pos 9 , lalu  perjuangan di mulai kembali untuk menuju puncak..Selain treknya yang lagi-lagi menanjak, jalur pendakian menuju kesana berisi batu, kerikil dan reruntuhan pasir yang mudah gugur. Ini sebenarnya lebih melelahkan..menurut saya treknya seperti perpaduan  perjalanan Summit Rinjani dan Ciremai.. Di rinjani terutama di letter E  lebih di dominasi pasir, namun  treknya tidak securam di Slamet ini. Sedang di Ciremai, sama-sama curam, tapi disana lebih di dominasi oleh bebatuan.

Trek curam menuju puncak Slamet saat summit.. (Dokpri)
Trek curam menuju puncak Slamet saat summit.. (Dokpri)

Berat sih..karena kami harus fokus..salah menginjak batu, maka kerikil dan pasir akan berguguran ke bawah sehingga dapat membahayakan pendaki yang ada di bawah kita. Saya sendiri terjatuh 2 kali dan terseret ke bawah.untung ada teman yang masih bisa menangkap tangan ini sehingga tidak terlalu jauh turun ke bawah. Bagaimana rasanya? Tentu saja takut !!

Demi menghindari rasa takut, maka saya putuskan untuk tidak melihat ke bawah..Untungnya Slamet mendukung hal ini. karena sepanjang
perjalanan menuju puncak,  kita akan di suguhi hamparan awan yang luar biasa..Lautan awan berarakan di depan mata dan rasanya seperti ingin rebahan diatasnya saking  luasnya..dengan background gunung sumbing/sindoro  menambah pemandangan di depan mata begitu menakjubkan! Viewnya berbeda lagi dengan apa yang sudah kita lihat di pos 9 tadi.. Kabarnya,  lautan awan ini adlaah yang terbaik di banding ke 2 -S lainnya..

Oleh karenanya tak perlu buru-buru untuk sampai ke puncak Slamet, pada perjalanan menuju tempat tertinggi ini kita bisa beristirahat sejenak. Take your time ..atur nafas, ambil dokumentasi terbaik atau hanya sekedar memandang semua yang ada di depan without doing nothing..

Take your time :-) (Dokpri)
Take your time :-) (Dokpri)

Pada moment ini, sulit menggambarkannya dengan kata...tapi buat saya pribadi, pengalaman berupa "rasa" bisa hadir di tempat seperti ini  , dengan view berbeda-beda yang disuguhkan pada  setiap summit merupakan alasan kenapa saya mau bersusah payah untuk kembali dan kembali lagi melakukan perjalanan ini.

Pada suatu titik, di sebuah trek yang sulit..jujur , kadang saya suka mengutuk diri sendiri dan bertanya2 kenapa saya dan semua orang yang ada di tempat ini mau bersusah-susah mendaki, padahal jauh lebih nyaman ada di rumah kan? Haha


Tapi alasannya kemudian datang belakangan, setelah kita bisa mendapatkan semua pengalaman yang mungkin akan berbeda-beda bagi tiap orang. Karena itu, saya sarankan sesekali datang lah menjemput pengalaman ini sendiri ke puncak-puncak terbaik yang ada di negeri ini.

Yeay, finally we did it! (Dokpri)
Yeay, finally we did it! (Dokpri)

Ini bukan tentang seberapa tinggi puncak yang sudah kita raih, namun ini adalah jalinan kisah  perjalanan yang mendobrak rasa takut kita, mengalahkan rasa sombong kita, merendahkan ego , dan membunuh rasa malas kita. Namun  disisi lain perjanan ini  juga akan memanjakan mata, menyehatkan badan, menyegarkan pikiran,  menyenangkan hati dan memuaskan semua rasa ingin tahu,  penasaran serta keakuan  kita!

Jadi , mulailah pergi,  pilih perjalanan terbaik sendiri dan ceritakan semuanya pada kami disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun