Kami memplesetkannya menjadi jalur Sinting...
Tak bosan-bosannya  kami membahas jalur ini di grup sejak perjalanan kita di awal November kemarin.
Pelajarannya memang tidak boleh meremehkan apapun ,apalagi kondisi alam.
Mungkin karena kemarin sempat turun hujan, maka kondisi jalur  menjadi lebih berat, terutama pada HM 30-31.
Pelajaran kedua adalah bahwa setiap gunung memiliki karakter yang berbeda dan satu sama lain tidak bisa di bandingkan hanya berdasar ketinggian. Tentu, ini akan menjadi diskusi yang panjang karena bahkan pada perjalanan di tempat yang sama,maka pengalamannya bisa saja berbeda-beda.
Tapi pada perjalanan Merbabu via Suwanting kemarin,  saya dan teman-teman sepakat bahwa ia termasuk trek yang berat..bahkan untuk yang paling sering berangkat dan  advance dari kami..
Buat saya pribadi, rasanya takjub juga mengingat perjalanan kemarin bisa di tempuh disertai rasa syukur yang mendalam karena punya kesempatan pergi kesana.
Merbabu masuk dalam  daftar bucket list saya sebagai salah satu tempat impian yang ingin saya datangi.  Sudah sering saya mendengar cerita tentang gunung ini, terutama kisah Savana nya.. Sebenarnya padang savana bisa juga kita temukan di tempat lain seperti pada Gupak Menjangan di gunung Lawu serta pada perjalanan menuju pos-pos awal di Rinjani (via Sembalun).
Jadi, saat mendengar Merbabu di buka, tentu kami tidak melewatkan kesempatan ini. Dan berangkatlah kami pada Jumat malam awal November kemarin dari Jakarta menuju basecamp yang ada di Magelang.
Pendakian dimulai pada pagi hari dengan rasa semangat yang tinggi (masih sombong hahha) dan tentu saja hati yang gembira (halah :-D). Mengapa demikian?karena kita akan di antar dengan ojek menuju gerbang pertama Merbabu..Lumayan menghemat tenaga..
Dari gerbang menuju pos 1 sebenarnya sudah langsung dihajar tanjakan yang lumayan..tapi masih tidak terlalu berasa karena cadangan tenaga masih banyak. Di titik awal itu juga mulai terpasang patok-patok di sisi kanan/kiri trek sebagai penanda. Kita sebut dengan HM. Setiap 100 meter adalah jarak tiap HM.
Dari awal sampai  pos 3 yang merupakan perjalanan akhir hari itu sebagai tempat kita nge-camp, akan ada 36 HM . Jadi silahkan hitung sendiri..Tapi dengan catatan pada perjalanan menuju HM 36 jalannya selalu menanjak
Oleh karena itu saran saya jangan terlalu sering melihat dan menghitung-hitung kita sudah ada di HM ke berapa ahhahhha :-D
Karena ternyata kadang lebih baik kita memang tidak perlu tau apa yang ada di depan..cukup di jalani saja..pelan-pelan,pelan-pelan...insya Alloh nanti akan sampai ke tujuan kok..Oh ya, ini adalah pelajaran ke tiga buat saya.
Bagi saya pribadi, memang selalu menyenangkan bisa menapaki jalan di hutan seperti kemarin. Rasanya seperti berada pada dimensi ruang yang lain.Begitu berbeda dengan apa yang biasa kita temukan sehari-hari di kota.Â
Walaupun kabut datang dan pergi silih berganti, tapi tidak masalah..suasana nya malah lebih berbeda lagi. Ditemani pohon-pohon tinggi, kicauan burung atau serangga atau hanya suara semilir angin membuat perjalanan ini tambah menyenangkan.
Saya rasa Merbabu via Suwanting ini butuh persiapan fisik dan mental lebih dari biasanya ..terutama mental ! Biasanya sebelum berangkat trekking saya mempersiapkan fisik dengan latihan jogging sebelumnya, tapi kemarin tidak saya lakukan dengan alasan klise yakni kesibukan :-D
Bagaimana dengan mental??
Mental kami sempat drop saat di HM 30--31 ketika mengetahui harus naik dengan menggunakan tali temali alias webbing yang sudah tersedia. Naik satu persatu, bergantian dan bergantung sepenuhnya pada tali tambang tersebut.Â
The thing is, karena hujan maka hal tersebut menjadi lebih sulit..Tidak fokus sedikit saja maka bisa tergelincir sampai berguling-guling turun ke bawah.
Tapi perjalanan sulit ini hanya sampai pos nge-cam kok...Kami tiba sudah sore di sini dan setelah istirahat sebentar , kesulitan kami tadi  terbayar dengan munculnya Gunung Merapi di depan mata.Lalu semua lelah  jadi hilang ..
Para pendaki berbondong-bondong mencari sudut terbaik untuk mengambil foto..Buat saya pribadi semua angle kok rasanya sempurna. What an epic view..!
Merapi seperti membantu Merbabu untuk menyajikan pemandangan yang luar biasa untuk kami..Ini adalah salah satu hal terbaik dalam perjalanan ini..
Mungkin ini yang membuat banyak pendaki terus kembali dan kembali ke sini.
Semesta masih terus berbaik hati kepada kami ketika waktu pagi hari suasana sangat cerah menuju perjalanan Puncak. Alhamdulilah, hidangan maha cantik dari Merbabu terus tersaji di depan mata.
Di belakang kami, pada sisi kanan ada Merapi dan pada sisi kiri ada Sumbing-Sindoro yang menemani  Summit pagi kemarin.
Pagi kami makin sempurna dengan adanya padang savana nya Merbabu yang memang sudah tersohor indahnya.
Ohh ya berita baiknya adalah perjalanan summit di Merbabu ini lumayan mudah kok..bahkan jauh lebih mudah di banding perjalanan menuju pos camp atau jika di bandingkan dengan Summit di tempat lain. Â Saya bahkan berani turun sendirian ke pos nge-camp, padahal biasanya naik dan turun summit adalah perjalanan terberat bagi saya.
Di Merbabu ada 3 puncak yang jaraknya tidak terlalu jauh di antaranya..Puncak Suwanting adalah yang terdekat dari pos camp..lalu puncak Triangulasi, puncak Syarif  dan kenteng songo. Namun yang paling popular dan sering menjadi latar belakang untuk mengambil dokumen adalah di Triangulasi.
Memang untuk semua perjalanan mendaki, maka berfoto di puncak adalah seperti "pencapaian" yang harus di dokumentasikan..Ini sih seperti kenang-kenangan rekam jejak kami buat kami ..
Namun buat saya pribadi, tetap pemandangan sabana nya adalah kedua  terbaik dari semua perjalanan ini (setelah view Merapi  di senja kemarin). Jadi sebenarnya sudah cukup bagus kok jika kita hanya mau sampai puncak Suwanting dan tidak meneruskan sampai puncak lain.  Dari sini saja kita bisa melihat pemandangan kota Magelang dan sekitarnya dari jauh.
Kami sangat beruntung karena sepanjang perjalanan pulang dan pergi dari puncak cuaca lumayan mendukung. Walaupun ditengah-tengah perjalanan Summit, sempat hujan turun, tapi tidak terlalu lama , tidak terlalu deras dan ajaibnya tidak mempengaruhi pemandangan di depan.
Merapi-Sumbing Sindoro dengan setia mendampingi terus di  belakang kami. Ini merupakan berkah mengingat pendakian ini di lakukan saat musim hujan dan saat di perjalanan kemarin dari base camp kabut datang dan pergi silih berganti menemani kami.
Walaupun saat perjalanan pulang lagi-lagi hujan datang menemani dan kembali "menyusahkan" ,namun saya tetap bersyukur karena semua bisa selamat sampai ke base camp. Kali ini hujan terasa lebih deras.Â
Oleh karenanya pada perjalanan pulang kemarin, jalur pendakian berubah menjadi "sawah" dan membuat kami terjatuh berkali- kali karena terlalu licin. Sebenarnya lumayan menyakitkan, tapi ini tidak membuat kami kapok kok hahha..
Karena ketika semesta begitu mendukung, bertemu dengan teman-teman seperjalanan yang baik dan menyenangkan, dan padang savana -nya yang menakjubkan, maka menjadi sebuah keniscayaan jika rekaman indah tentang Merbabu  akan terus berputar di ingatan..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H