Mohon tunggu...
Leli Hesti
Leli Hesti Mohon Tunggu... Dokter - *Minat dengan hal-hal baru dan teman-teman baru*

*Minat dengan hal-hal baru dan teman-teman baru* Belajar lebih banyak bercerita via blog fotografi ini :https://www.sedoso.net/

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Muncak

3 Januari 2021   20:40 Diperbarui: 3 Januari 2021   22:22 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lalu pelan-pelan meneruskan langkah kita.. (dokpri)

Sungguh kekuatan pikiran menjadi lebih penting saat itu..

Kaki ini sudah tidak sanggup melangkah sebenarnya..lebih tepatnya sudah diseret..saat 1-2 kali melangkah ke depan ,lalu tubuh ini limbung ke belakang. Maka pilihan terbaik adalah istirahat sejenak sambil menguatkan motivasi untuk tetap maju. Dan pasrah !

Istirahat sejenak di perjalanan .. (dokpri)
Istirahat sejenak di perjalanan .. (dokpri)

..Pelan-pelan saja..Nanti juga akan sampai kok..:-)

Saya pikir kita harus mampu mengukur diri sendiri.. Jadi sejak awal, sudah saya persiapkan mental untuk pasrah walau nanti tidak bisa sampai ke puncak. Ini bukanlah sebuah persaingan siapa yang bisa ke puncak  adalah siapa yang paling hebat..

Ini adalah sebuah perjalanan dimana saya harus bisa mengukur kemampuan diri, tidak memberatkan orang lain dan yang terpenting tidak membahayakan keselamatan banyak orang!

Ketika semuanya menjadi biasa-biasa saja ,maka beban untuk menapaki pendakian (terutama beban harus sampai di puncak ) menjadi lebih ringan..its okay not to reach the top !

Tapi saya akui ini tidak mudah...rasanya memang terbebani ketika satu persatu teman-teman atau orang lain mendahului langkah kita dan tau mereka sudah semakin dekat dengan puncak! Atau ketika bertanya kepada orang-orang yang sudah turun , masih berapa lama lagi perjalanan menuju kesana? Rasanya mental ini menjadi lebih drop dan tiba-tiba rasa untuk menyerah di titik itu makin besar..

Ini sebenarnya sudah pernah saya alami di pendakian sebelumnya..

Oleh karena itu, sejak awal ketika saya menyadari bahwa Rinjani bukanlah medan yang ringan, hal ini membuat rasa pasrah saya makin besar kemudian saya makin biasa-biasa saja dan anehnya beban pendakian kemarin menjadi lebih ringan !

Kembali lagi ke soal porter rinjani..sepertinya kasus saya jadi sedikit mirip dengan kasus porter diatas. Dengan pikiran bahwa perjalanan yang akan dilalui biasa2 saja, plus kebiasaan jalan mereka yang sudah ratusan kali mendaki pada medan yang sama..BaM ! lalu semuanya menjadi terasa ringan buat mereka..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun