Pekan kemarin adalah kunjungan saya ke sekian kalinya...entah yang ke 7 atau yang ke 8 kali..Saya tidak ingat persis. Dulu, saat saya bersekolah di kota Malang, rasanya hampir setiap tahun saya pergi ke sini..dan saya selalu datang dengan kenangan yang berbeda..
Tapi kenangan ini selalu indah..Bromo seperti sebuah magnet  maha besar yang selalu membuat kita ingin  datang lagi dan lagi..
Bromo tidak pernah gagal membuat saya takjub, ternganga ,melongo...you name it...:-)
Walau kita sudah berulang kali kembali tapi menghabiskan waktu disini tidak pernah cukup hanya sebentar. Terletak diantara jalur pegunungan  Tengger- Semeru yang masih aktif hingga saat ini. Mencapai nya cukup mudah., ada 3 jalur utama yang biasa dilalui, yakni melalui kota Malang,Pasuruan atau Probolinggo.
Tiap kali pergi kesini selalu ada yang berbeda..Kalau dulu saya melihat sunrise dari gunung penanjakan..kemudian bukit cinta..kali terakhir kami melihatnya dari Bukit Kingkong..Bukit ini salah satu spot baru memang...katanya baru 2 tahun terakhir dibuka..Tentu saja tidak kalah menarik dan cantik..Tidak terlalu sulit juga untuk dijangkau dan kita tidak perlu berjalan terlalu jauh kesini.
Pengorbanan untuk menunggu sunrise tidak lah berarti dibandingkan dengan pemandangan cantik yang disuguhkan saat matahari mulai menampakkan diri .. Begitu memanjakan mata. Kita bahkan bisa menunggunya di warung terdekat , ditemani secangkir kopi atau teh panas dan seduhan pop mie..Khas penduduk +62 lah..:-D
Dibandingkan dengan menunggu sunrise di gunung lain yang fasilitasnya tidak selengkap Bromo, tentu saja ini adalah sebuah kemewahan tersendiri..Hal ini mungkin karena Bromo memang begitu tersohor diantara kalangan wisatawan dalam dan luar negeri. Dan satu lagi,  tidak pelu terlalu lelah pula untuk menikmati keindahannya alamnya! Dengan menumpang kendaraan jeep yang sebagian besar mempunyai model dan merk sama , dengan warna-warna nya yang beraneka rupa dan cantik , membuat hal  ini juga menjadi salah satu daya tarik untuk berfoto di depannya, dengan background gunung Bromo yang perkasa...lalu tiba-tiba kita bisa  menjadi foto model otomotif dadakan kelas kecamatan !..:-D
Saya bahkan tergoda untuk  duduk diatas atap kendaraan ini bersama dengan kedua teman. Karena saya lihat cukup banyak pengunjung lain yang melakukan hal sama jadi kami langsung menganggukkan kepala saat ditawari sang pengendara..Tidak lama berjalan, saya sadari hal ini  ternyata merupakan sebuah "penyiksaan"  besar buat saya yang pada dasarnya takut ketinggian hehhe.
Dengan teriakan-teriakan heboh bercampur tertawa-tawa  menyesal dari kami,  tetap tidak menangguhkan sang pengendara untuk menghentikan lajunya si roda. Perjalanan menuju bukit teletubbies (well, namanya memang unik hehe) terasa begitu lamaaa buat saya yang nekat duduk diatas atap nya..Saya harus full konsentrasi berpegang erat pada tepi atap mobil karena kami terus terguncang sepanjang perjalanan.
 Duh, ini adalah pengalaman yang paling saya kenang dari perjalanan kemarin..Bagaimana sensasinya? Coba rasakan sendiri, ,karena cukup sekali buat saya mencobanya hahhhaa...Untung selama perjalanan lagi-lagi kami disuguhi oleh pemandangan alam yang luar biasa sehingga rasa takut saya jadi agak 'terlupakan'..
Bukit teletubbies ini sebenarnya terletak di area  yang sama dengan Gunung Bromo, tepatnya berada di Desa Cemoro Lawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Dengan hamparan padang yang luas membuat pemandangan disini sungguh memanjakan mata. Sejauh mata memandang,  hijaunya rumput ilalang dan cerahnya warna-warni bunga yang sedang mekar melimpah menjadikan nuansa savana ini makin cantik mempesona..Sungguh pagi kami menjadi begitu indah sehingga membuat kami enggan beranjak dari tempat ini.
Dan saat kembali pulang, menyusuri lautan pasir yang  tampak berwibawa namun tetap anggun juga merupakan kesenangan tersendiri buat saya... Hanya sesekali kita bertemu dengan kendaraan lain. Kalau beruntung kita bisa bertemu dengan kawanan pengendara kuda yang menambah eksotis lokasi ini. Kita seperti terdampar di 'dunia lain"..Jalanan yang berdebu, seakan tak berujung membuat kita seperti terlempar pada semua imaginasi sisi hati . Bukan sekali ini saya melangkahkan kaki kesini, namun entah mengapa segala sesuatu tetap terasa berbeda..:-)
Saya akui, magnet Bromo sungguh sangat menarik semua ujung kutub kenangan, sehingga selalu membuat kita ingin kembali.
PS : Kunjungan ini dilakukan  sesaat sebelum masa PSBB Covid diberlakukan.