Mohon tunggu...
Leli Hesti
Leli Hesti Mohon Tunggu... Dokter - *Minat dengan hal-hal baru dan teman-teman baru*

*Minat dengan hal-hal baru dan teman-teman baru* Belajar lebih banyak bercerita via blog fotografi ini :https://www.sedoso.net/

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sajak yang Salah dari Sapardi

31 Desember 2019   10:32 Diperbarui: 31 Desember 2019   10:34 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan di bulan Juni.. ..

Itu salah satu sajak atau puisi kesukaan saya sejak dulu, selain tentu saja sajak "Aku ingin "yang legendaris. Siapa yang tak kenal sajak-sajak  beliau?

Tapi tulisan ini bukan ingin mengkritisi isi dari sajak Eyang Sapardi .Saat beliau membuat sajak ini, saya membayangkan bahwa beliau membuatnya dalam suasana syahdu di tengah hujan...pada bulan Juni !

Saat saya kecil, saya ingat pelajaran di sekolah yang mengatakan bahwa  bahwa musim di Indonesia dibagi menjadi 2. Musim hujan dan musim kemarau ( sampai sekarang juga masih sama sih :-D ) . Maafkan kalau info ini sungguh mubazir dan tidak bermanfaat hehhe..

Cuma bedanya kalau dahulu kedua musim tersebut berjalan dengan tertib dan bisa diprediksi , maka lain halnya dengan sekarang ! Dulu, musim hujan biasanya terjadi saat memasuki bulan-bulan yang berakhiran " Ber" , bahkan mulai bulan Agustus. Mungkin saat Eyang Sapardi membuat puisi tersebut, musim hujan berawal sejak bulan Juni..!

Sekarang, pergantian musim bisa sangat random.. Musim hujan di Jakarta baru diawali pada bulan desember dan diakhir bulan ini baru memasuki masa deras-derasnya..Dan tidak butuh waktu sampai 6 bulan lamanya, maka musim kemarau sudah tiba menggantikan musim hujan ini.

Perubahan musim adalah salah satu fenomena yang diterima begitu saja oleh banyak orang. Dalam 100 tahun telah terjadi perubahan iklim . Terakhir rata-rata suhu global telah meningkat sebesar 0,74 C,  yang dikenal dengan istilah global warming atau climate change/crisis.  Hal mengakibatkan pola curah hujan telah berubah dan frekuensi kejadian ekstrem meningkat.

Perubahan baik dalam skala spasial atau temporal dan rentang perubahan, dalam hal iklim dan cuaca, juga bervariasi. Masalah global warming ini sudah menjadi kecemasan banyak pihak. Mulai dari mantan presiden US, Al-Gore sampai yang paling populer sekarang adalah remaja 16 tahun dari Swedia , Greta Thunberg yang tahun ini menjadi salah satu nominator untuk mendapatkan Nobel Prize.  Tentang apa saja yang menyebabkan masalah diatas bisa dengan mudah di baca dari berbagai sumber.

Perubahan iklim memiliki konsekuensi pada lingkungan biofisik seperti perubahan awal dan panjang musim (Ini menjelaskan kenapa pola musim di Indonesia berubah) ,   glasial yang mencair , penurunan luas es laut Kutub Utara dan kenaikan permukaan laut. Perubahan-perubahan ini juga telah memiliki dampak yang dapat diamati pada keanekaragaman hayati di tingkat spesies, dalam hal fenologi, distribusi & populasi, dan tingkat ekosistem dalam hal distribusi, komposisi & fungsi. Banyak perubahan telah dilaporkan dalam distribusi spesies.

Dulu saya pikir, masalah diatas hanya tampak seperti teori dan terlalu sulit dicerna buat orang awam seperti saya. Namun, ternyata akibat perubahan alam ini sudah terjadi di depan mata!

Ada fenomena alam yang akhir-akhir ini terjadi di beberapa tempat di Indonesia , dan kebetulan salah satunya terjadi persis di lingkungan kerja saya yakni di lingkungan kampus dan rumah.  Fenomena tersebut adalah munculnya "wabah ular anak kobra" yang menghebohkan. Hal ini memang sangat jarang terjadi. Seumur hidup, saya baru mengalami hal ini dan tentu saja ini menakutkan (kecuali bagi penggemar reptil ya ..:-P) . Di kampus,   sejauh ini telah di temukan sekitar 6 anak kobra dan hampir tiap hari selalu ditemukan yang baru. Bahkan petugas security juga menemukan 9 telur ular yang belum menetas. Di lingkungan rumah saya ditemukan 3 anak kobra dan salah satunya berhasil masuk ke dalam rumah !!

Menurut beberapa ahli biologi, hal ini sebenarnya dapat dianggap sebagai salah satu bencana dalam ekologi. Telah terjadi  ketidakseimbangan ekosistem akibat pembangunan yang massif di banyak tempat dan tidak mengindahkan prinsip keseimbangan alam, sehingga banyak terjadi bencana alam seperti banjir dan bencana longsor. Alam yang seharusnya menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi semua makhluk  hidup termasuk  ular kobra telah berganti menjadi tempat yang menakutkan dan tidak dikenali lagi.

Sehingga mereka pun menjadi "tersesat" dilingkungan kampus dan perumahan. Akibat ulah beberapa manusia yang menangkap dan memperjualbelikan binatang seperti elang, burung hantu, musang, dan luwak  yang seharusnya menjadi "pemangsa"  dalam ekosistem alami sekarang telah banyak berkurang sehingga piramida ekologi  yang dulu berbentuk kerucut sempurna sekarang bahkan sudah tidak berbentuk lagi dan mengakibatkan terjadinya fenomena diatas.

Kejadian diatas harusnya dapat menjadi alarm bagi kita semua..Bumi yang kita pijak ini sudah semakin menua dan harusnya lebih mendapat perlakuan yang layak dan lebih terhormat dari kita semua yang ada didalamnya. Ada banyak cara kok untuk menjaganya, dan bisa kita lakukan mulai sekarang seperti menggunakan angkutan umum untuk mengurangi emisi karbon dari kendaraan bermotor menghemat listrik, tidak membuang sampah sembarangan atau mulai aktif menanam pohon di sekitar kita.

Semoga dengan berbagai usaha yang kita lakukan bisa mengurangi perubahan iklim dan dengan demikian dampak buruk dari semua hal tersebut dapat kita cegah. Jangan-jangan musim hujan nanti akan kembali mulai datang di bulan Juni..Ahh, tentu saja  saya kemudian  harus mengubah judul tulisan ini...:-)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun