Mohon tunggu...
Nurlaila Sopamena
Nurlaila Sopamena Mohon Tunggu... -

Biasa dipanggil dengan nama lela. Masih melanjutkan kuliah di salah satu universitas di Bandung. Senang di ajak diskusi atau sekedar 'ngobrol' ringan dengan siapapun. Apalagi dengan tema-tema yang disukainya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merindukanmu... Ibu...

16 April 2010   10:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:46 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan ini genap dua tahun sudah kau meninggalkan aku, Ibu
Tahukah kalau rumah ini menjadi sangat sepi tanpa keberadaanmu, Ibu
Rumah yang dahulu ramai dengan orang-orang
Kini sepi, sepi sekali… Apalagi semenjak kau pergi, Ibu

Jika aku sedang duduk sendirian di ruang tengah
Seolah bayanganmu muncul dihadapanku dan berbicara kepadaku
Seolah pula kau sedang tengah sibuk memasak di dapur
Dan memanggilku untuk mempersiapkan makan buat bapak dan yang lainnya

Aku jadi ingat ucapan-ucapanmu Ibu
Aku jadi ingat semua gerak gerikmu Ibu

Kau yang selalu terlihat tanpa lelah untuk membereskan pekerjaan rumah, melayani bapak, merawat aku, kakak, bahkan saudara-saudara yang tengah berkunjung di rumah
Dari subuh hingga terkadang hampir tengah malam kau selalu sibuk
Siapapun yang datang, kau selalu tersenyum ramah dan mempersilahkan orang-orang masuk ke dalam rumah tanpa kecuali

Aku tidak tahu kapan kau terlihat lelah yang sangat
Kau hanya menyuruhku untuk memijat kaki dan tangan jika kau merasa pegal-pegal
Itupun aku lakukan dengan sebentar, setelahnya kau membolehkanku untuk melanjutkan kegiatanku lagi
Kadang sering pula sebelum kau membolehkanku untuk beranjak, aku sudah pergi saja karena aku ingin cepat-cepat melanjutkan permainanku atau kegiatanku. Tapi, kau tidak marah, kau sungguh sabar menghadapi tingkah polah aku ataupun kakak-kakakku.

Aku sadar ternyata selama ini kau memang sangat kuat Ibu
Kau membuatku tersadar untuk belajar ikhlas dan sabar
Kau membuatku tersadar untuk hidup tegar dan kuat ditengah badai topan yang menerpa
Kau membuatku tersadar untuk selalu bijak dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada
Kau mengajariku dan mendidikku dengan segenap kesantunanmu
Kau mengajariku untuk memahami arti kehidupan yang sebenarnya
Kau mengajariku untuk bertahan dalam setiap ketimpaan

Kau sungguh tahu aku Ibu… Kau sungguh mengenalku
Kau selalu tersenyum walau sebenarnya ada yang menyesakkan dalam hatimu
Kau selalu sayang padaku… Kau selalu sayang padaku…
Betapa tak habis cinta dan sayangmu padaku Ibu
Betapa tak bisa sirna cahaya kasihmu padaku Ibu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun