Mohon tunggu...
Muhammad Junaedi Mahyuddin
Muhammad Junaedi Mahyuddin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ketika dirimu mampu mengalahkan penyakit hati, saat itu pula kau mampu menjadi manusia yg sebenarnya-saya hanyalah penikmat hidup-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Empati, Sibaliparri dalam Kehidupan Modern

22 Februari 2014   17:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:34 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam konteks pengentasan problema di atas, sudah seharusnya konsep sibaliparri turun dari rumah, tidak lagi menyimpannya sebagai parewaboyang, maksudnya konsep tersebut digunakan dalam kehidupan kita dalam bermasyarakat-bergaul. Dengan harapan, agar dalam penerapan konsep bersibaliparri di kehidupan sosial, manusia akan menjadi lebih baik. Sebab konsep sibaliparri dapat menumbuhkan rasa kebersamaan yang tentunya akan diikuti dengan tumbuhnya rasa empati pada diri seseorang.Contoh aplikatif yang bermuatan nilai sibaliparri, bila ada keluarga yang membutuhkan bantuan mereka selalu berduyun-duyun untuk ikut serta dalam memberikan bantuannya tanpa diperoa (diajak). Seperti kegiatan mappakeqdeq boyang, mallele boyang, bahkan ikut serta dalam membantu persiapan acara mappakaweng dan tentunya masih banyak lagi. Dan tentunya dari kegiatan contoh kegiatan ini, kita tidak lupa mengajak anak-anak kita atau cucu (appo) ta.

Penulis: Muhammad Junaedi Mahyuddin

(anggota Komunitas Penggiat Budaya dan Pariwisata dan pengagas Sekolah Pa’banua)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun