Mohon tunggu...
Leksi  Salukh
Leksi Salukh Mohon Tunggu... Swasta -

Menulis untuk mencatat Fakta yang terjadi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jalan Sengsara Menuju Amfoang, Kupang

23 Januari 2018   13:03 Diperbarui: 24 Januari 2018   18:21 1654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Tanjakan Gunung Putih

Setelah bertarung dengan tanjakan Gunung Putih rombongan perlahan menuju Desa Siumolo, desa yang berbatasan langsung dengan Desa Manubelo, Kecamatan Amfoang Barat Daya, dengan melalui jalan sempit dengan kondisi medanya tidak berbeda jauh dari Desa Barate menuju Gunung Putih, diperparah lagi ruas jalanya tak seluas dengan sebelum yakni ruas jalan hanya pas dengan roda mobil, selain itu ruas jalan tersebut air terus mengalir. 

Setelah melewati jalan menurun dan ruas jalan sempit tidak ada jembatan penghubung sehingga kendaran rombongan harus masuk dan melewati arus Kali Simolo yang terus mengalir kurang lebih mencapai satu KM, akhirnya masuk dalam permukiman.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Jalan menuju Desa Manubelon

Untuk tiba di Desa Manubelon, rombongan kembali harus melanggar Kali Siumolo dan melewati Jembatan Termanu dengan petaruhan nyawa. Karena harus melawati Jembatan Termanu terputus pada saat banjir beberapa waktu lalu, sehingga masyarakat setempat berinisiatif membuat darurat dengan dasar dipasang bronjong sakaligus menimbun tahan dan memasang balok berukuran tebal 15 cm dan lebarannya 20 cm. 

Namun utuk menyeberang tidak bisa langsung menyebarang begitu saja oleh kendaraan, tetapi sopirnya harus dikomando agar roda bisa berjalan diatas balok yang dipasang darurat sebab apabila tidak maka berbahaya.

Sambil melihat mobil yang sementara dikomando untuk menyeberangi jambatan darurat buatan warga, Ketua Fraksi PDIP Yohanis Masse spontan melontarkan kalimat bahwa di ujung Jembatan Termanu ada emas dan kehidupan. Jika nantinya pemerintah menyetujui pemakaran Kabupaten Amfoang.

"Ujung jembatan Termanu menyimpan sejumlah emas, untuk mendapatkan emas itu maka perlu dimekarkan menjadi satu kabupaten tersendiri," katanya. Tak beda Anggota DPRD asal Partai NasDem Ferdinan Lafudaos yang memperhatikan proses penyembarangan kendaraan dan anggota rombongan mengatakan sudah 70 Indonseia merdeka, pada musim hujan enam Kecamatan Kupang di Amfoang Terisolir.

Tenaga pendidik dan kesehatan terbatas
Selain infrastruktur jalan yang sudah memprihatinkan gedung sekolah juga sangat memprihatinkan, karena masih terdampat sekolah berdinding beratamdaun gewang, berdinding bambu, berlantai tanah, meja dan bangku juga terbatas, sehingga pada saat proses belajar mengajar berlangsung dua siswa satu kursi dan ironisnya di saat musim hujan aktivitas belajar mengajar tergangu, karena mendadak air merembes dan siswa dalam gedung basah. 

Meskipun kondisi tersebut sudah diketahui Bupati Kupang sejak tahun 2012 lalu, pada saat menghadiri peringatan Hari Kebangkitan Nasional masyarakat sudah sampaikan tapi tidak ditindaklanjuti sampai sekarang, sehingga kondis ini memang tetap dijalani. Padahal para siswa yang bersekolah adalah anak bangsa juga yang perlu mendapatkan pelayanan pendidikan yang layak di tempat layak. Ketersedian fasilitas buku bacaan ini juga terbatas, sehingga terbatas sumber ilmu dari buku, bahkan adapun buku bacaan adalah buku yang sudah usang.

Diperparah lagi tenaga guru juga sangat terbatas yakni tenaga Guru PNS tidak sebanding dengan jumlah siswa. Contohnya SD Negri Fatu'Ael Desa Manubelon yang di dirikan sejak 2012 lalu sampai saat ini hanya dua guru PNS yakni kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Sementara itu terdapat dua tenaga kontrak yakni satu tenaga kontrak kabupaten dan tenaga kontrak propinsi sedangkan sebagian besarnya yakni tenaga honor komite yang dihargai dengan upa dibawa standar UMR yakni perbulan Rp 250.000.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun