Mohon tunggu...
Leksi  Salukh
Leksi Salukh Mohon Tunggu... Swasta -

Menulis untuk mencatat Fakta yang terjadi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PSK Karang Dempel: Ingin Pensiun Kalau Ada Modal Usaha

29 November 2017   16:54 Diperbarui: 29 November 2017   17:03 1451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi Karang Dempel(KD) Alak

14 PSK Lokal

PSK Karang Dempel (KD) kini tidak saja dari luar NTT, namun sampai kini sebanyak 14 orang. Khusus di Blok Jitro, sebanyak enam orang. Bergabungnya sejumlah PSK lokal baru sejak tahun 2010. Sedangkan sebelumnya PSK diluar dari NTT yakni terdiri dari Pulau Jawa, Sulawesi, Kalimatan dan Sumatra." Saya di Blok sini terdapat enam yang terdiri Pulau  besar di NTT yakni Flores, Alor, Sumba, Timor, Sabu dan Rote."Mereka datang sendiri disini,karena kita tidak cari untuk perkerjakaan mereka. Mereka datang  minta tinggal untuk kerja, maka tentunya tidak tolak,"katanya.

Koordinator Blok Gading, Sandra terpisah mengakui bahwa PSK Lokal di bloknya sebanyak delapan orang yang datang dari berbagai suku di NTT. Mengenai memiliki anak dan tinggal bersama di Lokasi,Sandra mengaku pernah satu orang, namun sudah di suruh keluar. " Dulu PSK hanya dari Jawa saja, sekarang sudah ada asli orang NTT, mereka datang minta untuk tinggal sendiri,"katanya.

Dia mengakui kehadiran PSK Lokal baru ada sekitar tujuh tahun belakang. Kehadiran PSK Lokal belakangan ini membuat suasana Lokalisasi tidak setenang dulu lagi yang mana suasana hening." Dulu belum ada mereka suasana tenang, tapi sekarang dengan kehadiran mereka suasan blok ramai, karena dalam percakapan sehari-hari ribut, karena mereka omong suara keras,"katanya.

Lokasi Karang Dempel(KD) Alak
Lokasi Karang Dempel(KD) Alak
Pengunjung Berpendidikan Minim Kesadaraan Pakai Kondom    

Pengunjung berpendidikan yang rata-rata tamat SMA dan pekerjaan ASN maupun karyawan swasta minim kesadaraan untuk mengunakan kondom saat melakukan hubung badan dengan PSK. Para Pekerjaan tukang ojek dan pedagang dipasar dan buru bangunan kesadaran mengunakan kondom jauh lebih bagus." Kalau yang sekolahnya bagus baik SMA, Serjana dna pekerjaan di kantoran baik swasta maupun negeri kesadarannya sangat minim untuk pakai kondom padahal sangat penting untuk mencegah penyakit menular. Alasan adalah tidak rasa nikmat bila mengunakan kondom. Sementara Tukang Ojek, Buru Bangunan dan pedagang mereka datang malah membawa sendiri kondom di dompet,"katanya.

Dia semua PSK di KD di wajibkan untuk mengunakan kondom saat menerima tamu jadi PSK sudah menyiapkan konsdom. Untuk pengunjung yang maish usia remajapun kini juga sudah dilarang. Semua PSK dilarang keras untuk tidak terima pengunjung yang adalah anak-anak. Sanksi bagi yang menerima pengunjung anak-anak dikeluarkan. Pengalaman beberapa kali pekerja kedapatan menerima tamu remaja yang adalah anak sekolah di usir keluarkan." Dalam rapat bersama kita putuskan untuk tidak melayani pengunjung yang adalah usia anak-anak,"katanya.

Kesepakatan untuk tidak melayani pelanggan yang usia remaja,karena  Pemerintah telah mengutus intel untuk memantau dan pernah kedapatan ada yang melayani anak-anak maka saat itu dikeluarkan." Kita semua komitmen untuk menolak anak-anak usia remaja, karena mereka itu genarasi yang harus diselamatkan,"ucapnya.

Koordinator Blok Bukit Indah Siti Misba dalam kesmepatan sama mengaku pelanggan yang menolak mengunakan kondom adalah pelanggan yang berpendidikan dan bekerja di lembaga ternama." Saya pernah menerima tamu yang dia adalah orang kesehatan, tapi malah menolak pakai kodom, jadi saya paksa dia, pake, bukan saja itu ada pengawasi Lembaga swasta ternama juga enggan pakai kondom,"katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun