Mohon tunggu...
Leksi  Salukh
Leksi Salukh Mohon Tunggu... Swasta -

Menulis untuk mencatat Fakta yang terjadi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PSK Karang Dempel: Ingin Pensiun Kalau Ada Modal Usaha

29 November 2017   16:54 Diperbarui: 29 November 2017   17:03 1451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi Karang Dempel(KD) Alak

Dia mengaku sudah memiliki rencana untuk mengakhiri profesi itu, pada tahun 2018 mendatang,  dengan kembali kekampung halaman untuk kembali menjalani kehidupan sebagaimana biasanya." Saya putuskan untuk tahun depan tinggalkan profesi ini, untuk kembali memulai hidup baru, "kata Perempuan asal Jawa Timur ini.

Dia menuturkan pertama terjun kedunia prostitus,karena tertipu dengan laki-laki yang berprofesi sebagai anggota TNI, yang  dulu bertugas di perbatasan RI dan RDTL." Saya dulu ditipu pacar Anggota TNI dari Kampung saya Malang Jawa Timur untuk  datang sini. Dijanjikan  untuk dinikahi, tapi ketika tiba disini malah anggota itu sudah beristri, sehingga terpaksa saya memiliki jalur pekerjaan ini," Kata Perempuan berumur 36 tahun ini dengan nada sedih.

Dia mengakui kini pengujung KD sudah kian sepi, akibat dari banyak prostitusi terselubung di tengah Kota yang berkedok dengan Pijit Refleksi Tradisional (Pitrad) dan Solus Per Aqua(SPA) yang tampilan lain, tapi operasinya plus-plus." Prostitusi ditengah Kota banyak, tapi berkedok pijit dan perawatan, pemerintah harus ambil langkah tegas dengan prostitusi terselubung di tengah Kota Kupang yang kian menjamur,"katanya.

Koordinator Blok Jitro, Supaniaya menuturkan sejauh ini ada niat untuk tinggalkan tempat tersebut tapi, karena tidak tersedia tempat untuk berusaha sendiri, agar dapat membiayai hidup, sehingga meskipun sudah lanjut usia masih,tetap tinggal disini. Menurutnya di Blok Jitro ada yang usia sudah diatas 50-an, namun sebagai pengasuh tak tega untuk mengusir, karena terbeban dengan kondisi kemanusian. "Saya harus jujur mereka disini sudah umur diatas rata-rata 50 tahun. Dari ke 45 orang itu 20-an yang sudah tua,  tapi enggan keluar, karena tidak ada tempat untuk bekerja guna membiayai hidup,"katanya.

Dia menuturkan  adapun desakan pada saat rapat dengan pihak Kelurahan untuk mengeluarkan mereka yang sudah lanjut usia, tapi sering melunasi  kewajiban yakni  membayar kamar setiap bulan,  maka tidak bisa dikeluarkan. Sementara itu secara manusia juga tidak tega mengeluarkan mereka, karena mereka mau kemana?" Saya tentunya tidak tega usir mereka, meskipun sudah tidak pantas, karena  mereka cari hidup, apalagi tiap bulan mereka melunasi kewajiban,"katanya.

Dia menambahkan dengan adanya desakan dari berbagai pihak untuk mengeluarkan mereka yang sudah berumur diatas 50-an tahun itu,  dengan cara menyarankan kepada beberapa orang yang sempat menunggak kewajiban membayar kamar, untuk mengunakan uang tunggakan membiaya transportasi kepulangannya di kampung hamalan. Namun itu tetap tidak dipatuhi oleh mereka. Dia menguraikan kewajiban dari para PSk di Blok Jitro perminggu perorang menyetor sewa kamar 740 ribu sudah termasuk biaya listrik dan air. 

Diakuinya terdapat beberapa yang sempat menunggak, namun dalam bulan kedua sudah melunasi kewajibannya, sehingga tidak bisa diusir. Beberapa orang sudah berpuluh tahun tinggal dan menekuni pekerjaan itu, sekarang  enggan pulang kekampung halamannya, karena keluargannya sudah tidak ada. Salah satu yang sampai sekarang sudah usia diatas 60 tahun, tetap tinggal, karena dialah merupakan perintis berdirinya KD pada tahun 1976." Dia tidak bisa pulang lagi, karena keluarganya sudah tidak ada, dia masih tinggal disini. Saya jujur kalau dia tidak bisa diusir, karena bagaimanapun dia adalah pembuat sejarah hadirnya KD ini, itupun janji dari Alamarhum suami saya yang dulunya merintsi tempat ini, untuk tidak boleh mengusir," ucap Mama Ani sapaan akrabnya.

Ada Miliki Anak di KD

Mama Ani menambahkan terdapat beberapa orang yang sempat memiliki anak dan tinggal bersama-sama di Lokalisasi itu, namun karena, dalam rapat bersama diberikan dua opsi pilihan yakni pertama keluar dari lokasi kalau masih bersama-sama anak, kedua kalau masih ingin kerja harus menitipkan anak ke keluarga atau ke orang untuk menjaga. 

Permintaan itu, pada akhirnya dipenuhi dengan menitipkan anak kekekluarga dan tetap kerja, sedangkan salah satunya memilih keluar dan pulang kampung."Kami sudah suruh mereka untuk tinggalkan lokasi, tapi ada memilih  pulang bersama anak, sedangkan ada yang menitipkan anaknya ke orang,"katanya.

Dia menuturkan kini penghasilan para Pekerjaa kian merosot, karena maraknya prostistusi terselubung dipusat Kota berupa Pitrad, SPA dan Kareoke terselubung."Pendapatan mereka sudah berkurang dari hari kehari. Tak serami dulu lagi, tarif yang sampai saat ini masih 50 ribu namun tidak menutup kemungkinan kurang, sesuai nego mereka,"katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun