Mesuji, - Ditengah gempuran mode instan, masyarakat di desa Wiralaga 1 tetap terus melestarikan warisan budaya yang begitu berharga yaitu seni sulam ulat sebagai warisan turun temurun.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Â Raden Intan Lampung dari kelompok 362 baru-baru ini mendalami teknik sulam ulat bersama dengan Ibu Saryati yang merupakan salah satu pengrajin sulam ulat di Desa Wiralaga 1, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Mesuji. Mahasiswa diajarkan teknik menjahit benang cotton perle dengan cara melilitkan sebanyak 12 kali lilitan, membentuk pola yang menyerupai tubuh ulat.
"Sulam ulat bukan hanya tentang keindahan tapi juga tentang kesabaran dan ketelitian.' ujar ibu Sayati. Setiap tusukan benang, menurutnya adalah cerminan dedikasi dan cinta terhadap seni tradisional.
Sulam Ulat telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Wiralaga 1 sejak zaman dahulu. Teknik ini digunakan untuk mempercantik pakaian dan kain-kain rumah tangga.
Kehadiran mahasiswa KKN menjadi angin segar bagi upaya pelestarian sulam ulat. kami tidak hanya belajar, tetapi juga membantu memperkenalkan kerajinan tangan ini kepada masyarakat luas terkhususnya pada anak muda.
"Kami berharap, dengan adanya kegiatan seperti ini, semakin banyak orang yang tertarik dengan sulam ulat dan terus berupaya melestarikan seni ini." ujar Ihza selaku ketua kelompok 362.
Proses pembuatan sulam ulat di kain dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan seperti kain, benang cotton perle, bingkai sulaman atau embroldery hoop dan jarum sulam. Desain motif digambar terlebih dahulu di atas kain dengan menggunakan pensil, kemudian dilanjuti dengan memasukkan benang mengikuti pola tersebut dengan teknik tusuk yang bervariasi. teknik sulam berbentuk ulat biasanya digunakan untuk membuat tangkai pada motif bunga, atau bunga kecil.
Dengan semakin berkembangnya minat terhadap seni tradisional, sulam ulat di kain diharapkan dapat terus lestari dan menjadi kebanggaan budaya desa Wiralaga I. Mari kita dukung para pengrajin lokal dengan menghargai karya-karya mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H