Mohon tunggu...
Lekat Kaulan
Lekat Kaulan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN, Internal Auditor, Traveller, Pengamat Perpolitikan

Pemula Entrepreneur, Sosialis, Adventurer dan Mencoba mengamati Politik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pertanian Organik Terpadu

27 Juli 2020   20:59 Diperbarui: 27 Juli 2020   20:57 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, dari kajian sederhana yang saya lakukan, pertanian terpadu tersebut masih ada sedikit Kendala, yaitu bagaimana melakukan pemasaran untuk hasil lele. Seperti yang kita ketahui, untuk beberapa daerah di Luar Pulau Jawa, tingkat Konsumsi Ikan Lele masih rendah.

Oleh karena itu, Model Pertanian dari Pak Heri tersebut akan sedikit kita modifikasi. Modifikasinya yaitu ternak Lele kita ubah menjadi ternak Gabus.

Kenapa kita ganti dengan Ternak Gabus, karena Ikan Gabus itu banyak sekali manfaatnya. Untuk wilayah Sumatera Selatan, Ikan Gabus sudah dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuat Pempek dan lain-lain. Hal itu disebabkan karena Harga Ikan Tenggiri yang biasanya dipakai untuk membuat Pempek, harganya semakin tinggi. Selain itu, daging ikan gabus juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan Protein. Karena Ikan Gabus juga enak untuk digoreng maupun dibuat olahan berkuah.

Daging Ikan Gabus juga sangat dicari orang. Biasanya orang yang baru selesai operasi sangat membutuhkan ikan gabus, karena daging ikan gabus dapat membantu mempercepat proses penyembuhan orang yang selesai di operasi. Maka tidaklah heran jika daging ikan gabus pun banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan.

Jika dagingnya banyak dimanfaatkan sebagai cemilan ataupun masakan, Tulang dan Kepalanya dapat kita manfaatkan sebagai Tepung Ikan. Tepung ikan tersebut sangatlah berguna sebagai pakan tambahan bagi Ternak Ayam dan Ternak Sapi.

Jadi, siklus pertanian Organik Terpadu yang akan kita kembangkan yaitu:

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Dengan membuat lahan pertanian organic terpadu, maka kita tidak lagi bergantung kepada Pupuk AnOrganik. Pakan Ternak pun tidak lagi perlu dibeli. Karena semua sudah tersedia. Limbah dari satu Produk, dapat dimanfaatkan bagi produk yang lainnya.

Hanya yang menjadi permasalahan ialah, untuk memulai sebuah Lahan pertanian Organik Terpadu tersebut diperlukan Modal yang cukup besar.  Modal awal yang diperlukan ialah pembangunan Kolam sebagai tempat penampungan air sawah ataupun tempat beternak ikan. Untuk membangun tangki-tangki air yang dipergunakan sebagai sumber pengairan sawah, diperlukan modal yang tidak sedikit. Oleh karena itu, Disinilah perlunya Upaya Pemerintah agar turut serta untuk mengembangkan sector Pertanian Indonesia melalui bantuan permodalan dan pengembangan Industri Manufaktur Pendukung Pertanian. 

Mengutip Sebuah kata bijak dari Henry Alfred Kissinger (Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dan Pemenang Nobel Perdamaian): "Control OIL and you control NATIONS; control FOOD and you control the PEOPLE."

Semoga Indonesia menjadi Negara yang berdikari dan semakin disegani Dunia International melalui Pertanian Organik Terpadu ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun