Apalagi untuk kasus ini. Selain membuat sebuah Logo khusus yang memrepresentasikan dukungan terhadap LGBT, mereka juga berani membuat sebuah pernyataan resmi yang dilakukan melalui kanal resmi sosial media yang dimiliki perusahaan secara resmi.
Lalu, apakah perusahaan tidak mempertimbangkan jumlah populasi manusia berdasarkan agamanya? Seperti yang kita tahu, jumlah penduduk Muslim yang ada di Dunia ini sudah mencapai 1/3 dari total seluruh penduduk.Â
Sedangkan yang kita tahu, Umat Muslim sangat sensitif sekali terhadap yang Namanya LGBT. Menurut kepercayaannya, LGBT bukan merupakan suatu penyakit. Namun lebih kepada Hasil yang terjadi dari sebuah proses dalam suatu lingkungan.Â
Jadi, LGBT tersebut tidak dibenarkan. Silahkan saja orang-orang merasa jika dirinya itu Lesbian, Gay ataupun Transgender. Yang penting tidak mempromosikannya kepada masyarakat. Karena ada ketakutan jika anak atau keluarganya akan terpengaruh. LGBT itu harus disembuhkan, bukannya harus dimaklumi.Â
Sama halnya dengan orang yang terkena Flu, orang tersebut harus disembuhkan dengan cara pembatasan jarak dan aktifitas. Karena dikhawatirkan akan menular. Tapi bukan berarti orang Flu tersebut harus dijauhkan. Karena mungkin tidak sepenuhnya penyakit itu terjadi atas kesalahannya pribadi. Bisa saja ada yang menularkannya Ketika tubuh mereka dalam keadaan lemah sehingga mudah sekali tertular.
Sangat menarik sekali untuk digali lebih mendalam. Namun, ini tidak bisa dilihat dalam waktu yang dekat. Perlu waktu beberapa tahun untuk bisa membaca apa yang dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut. Apakah strategy ini hanya Gimmick belaka yang dilakukan untuk meningkatkan nama Perusahaan, atau kah mereka memang concern terhadap hal tersebut.
Semoga saja Netizen Indonesia kali ini tidak sadis. Report membabi buta hingga akun resmi sebuah perusahaan bisa tertutup.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI