Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan yang tadinya menyatu dengan Asia Tenggara Daratan, kemudian terpisah kembali di akhir Kala Plestosen, dan menghasilkan konfigurasinya seperti yang terlihat saat ini. Perubahan lanskap secara monumental ini telah mengubah pola hidup manusia, mereka segera bermigrasi ke segala arah untuk menghuni daerah-daerah yang tinggi, diantaranya adalah beralihnya pola kehidupan manusia dari tempat terbuka ke pola penghunian gua, salah satu temuan di Gua Bukit Batu Kepale Bangka Selatan.
Gambar di Gua Bukit Batu Kepale yang diduga memiliki "kekerabatan" dengan gambar cadas di Gua Harimau Sumatera Selatan bisa menjadi petunjuk awal, bahwa Babel telah dihuni leluhur bangsa Indonesia yang saat itu telah menguasai seni, sebelum masuknya pengaruh budaya India yang membawa Babel ke ambang masa sejarah Abad 6-7 Masehi dengan temuan Prasasti Kota Kapur.
Temuan ini sekaligus "mengisi kekosongan" bukti arkeologis prasejarah Babel selama ini. Kalaupun ada bukti prasejarah yang berkaitan dengan lingkungan masa lalu ketika Babel masih terhubung dengan Sumatra dan Benua Asia Daratan adalah penemuan fosil geraham gajah yang dipublikasikan oleh Martin Tahun 1887. Umurnya pun ditaksir tidak terlalu tua, yakni berkisar antara paruh kedua Plestosen Atas-Holosen (60 -- 5 ribu tahun lalu).
Sesungguhnya, dengan temuan Gambar di Gua Bukit Batu Kepale upaya pelindungan dan pelestarian harus segera dilakukan, minimal pada tahap penyelamatan perlu melibatkan organisasi perangkat daerah lintas sektor. Demikian juga unsur masyarakat dengan melibatkan komunitas perdesaan dalam kebijakan pembangunan jangka panjang di bidang kebudayaan, perencanaan, pertanian, kehutanan dan pariwisata. (Anton Kibar)
* Referensi: Registrasi Situs Cagar Budaya BPK V Jambi dan Kepulauan Babel_2020, Penelitian BALAR Sumsel_2020, Borneo Menyingkap Gua Prasejarah_2010, Gua Harimau: Mereka Hadir Sejak Dini di Sumatera_2020, Siaran Pers WALHI Bangka Belitung_Selasa 27 Agustus 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H