Mohon tunggu...
Leivina Ariani SP
Leivina Ariani SP Mohon Tunggu... Apoteker - Mahasiswa Fakultas Farmasi 2021 Universitas Airlangga kelas Logika dan Pemikiran Kritis D-1.7

Mahasiswa Fakultas Farmasi 2021 Universitas Airlangga kelas Logika dan Pemikiran Kritis D-1.7

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

HEBAT Sebagai Eksekusi Minimalisir Sampah Plastik Bahari Indonesia

13 Juni 2022   12:26 Diperbarui: 22 Juni 2022   13:22 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Beragam reaksi ditunjukkan masyarakat selepas wabah Covid-19 yang kian turun signifikan pada sepertiga tahun 2022. Hal ini ditunjukkan dengan izin Presiden Joko Widodo dalam persnya untuk melepas masker di ruang terbuka.

Hal ini sedikit banyak mengundang adu mulut di tengah masyarakat. Baik secara digital maupun gamblang, berbagai macam pendapat diutarakan oleh warga Indonesia. Pro-kontra terus beradu, bertujuan menggerakkan roda kehidupan di tengah pandemi.

Selain izin menanggalkan masker, beberapa wisata mulai kembali menerima pelancong. Tak terkecuali juga adalah wisata bahari yang dahulu selalu menjadi salah satu elu-eluan besar dalam sektor pariwisata.

Sektor pariwisata bahari di Indonesia tergolong menjanjikan. Boleh dibilang, tiap sudut provinsi di Indonesia pasti memiliki pantai dengan keunikan tersendiri. Keunikan inilah yang kemudian menjadi sasaran objek pengunjung.

Sayang, Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Rofi Alhanif, menyatakan bahwa jumlah sampah plastik Indonesia di laut mencapai 6,8 juta ton per tahun. Hal ini selaras dengan akuan beberapa masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung menyaksikan onggokan sampah plastik di wisata bahari Indonesia.

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) juga berasumsi bahwa setiap hari penduduk Indonesia menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total sebanyak 189 ribu ton sampah per hari. Asumsi ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang bergantung pada penggunaan plastik karena banyak membantu dari segi ekonomis dan praktisnya.

Namun, apakah hanya ada dampak positif yang datang jika kita terus menerus mengabaikan permasalahan sampah plastik di wisata bahari? Ternyata, dampak negatif juga terus mengikuti perilaku gemar plastik ini, seperti kerusakan ekosistem mangrove, padang lamun, terumbu karang, kehidupan dari jenis-jenis biota laut yang hidup di dalamnya, dan abrasi (UNEP, 2011).

Lalu, jika kerusakan sudah terjadi, apakah wisata bahari akan tetap laku? Jika tidak, apakah sektor pariwisata akan terus menjanjikan? Apakah kita baru akan menyesal saat itu?

Akan perlu diadakan rekonsiliasi lanjutan untuk mengelola kembali kerusakan wisata bahari. Biayanya tentu tidak kecil. Lagi-lagi, Pemerintah harus memutar strategi untuk mengelola keuangan Indonesia tanpa harus membebani rakyat. Bukankah ini namanya penyiksaan? Belum lepas masalah perekonomian, kita sudah menambah masalah baru.

Jadi, hingga kapan kita sebagai warga Indonesia senantiasa acuh menyikapi hal ini? Bukankah pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan? Mengapa kita harus memilih jalan yang lebih merugikan di kemudian hari?

Oleh karenanya, diperlukan pupukan karakter yang kuat dari dalam diri tiap orang. Pupukan karakter baik tersebut telah ada sejak kecil dan akan dibuktikan dalam masa pendewasaan diri seperti sekarang, yakni sebagai mahasiswa, khususnya mahasiswa UNAIR.

Mengingat urgensi pendidikan karakter yang sering kali masih menjadi wacana bagi beberapa mahasiswa UNAIR, Universitas Airlangga kembali menggaungkan penanaman karakter bagi tiap penimba ilmunya. Ada lima goals yang diharapkan UNAIR dapat terpatri di tiap diri civitas akademika, terangkum dalam akronim HEBAT.

Awalan 'H' pada HEBAT menunjukkan sikap humble-honestly, ramah serta jujur kepada siapapun mahasiswa UNAIR berinteraksi. Contoh implementasi nyata yang dapat dilakukan di tengah permasalahan plastik wisata bahari adalah dengan jujur ketika membuang sampah plastik. Membuang sampah plastik di tempat seharusnya--tempat sampah--bukan di pinggir atau tengah laut.

Huruf kedua, 'E', mengandung arti excellent, artinya bahwa mahasiswa UNAIR harus mampu mumpuni dalam menciptakan ide-ide kreatif dalam pengembangan dan pengelolaan wisata bahari, khususnya di Surabaya, sesuai dengan bidangnya.

Huruf selanjutnya, 'B', bermakna brave, bahwa mahasiswa UNAIR harus memiliki keberanian dalam menciptakan aksi sebagai salah satu bentuk problem solving di tengah masyarakat. Melalui proyek kolaborasi, mahasiswa UNAIR dituntut untuk menciptakan solusi-solusi terkait isu yang ada di sekitar.

Huruf kedua dari terakhir, 'A', agile, yang artinya lincah. Mahasiswa UNAIR diharapkan memiliki sikap kepekaan dan eksekusi yang cepat dalam hal apapun, termasuk pengelolaan wisata bahari di Indonesia. Karena jika aspek ini ditinggalkan, eksekusi akan kurang maksimal.

Dan terakhir, huruf 'T', transcendent, memiliki arti tetap melibatkan Tuhan dalam setiap aktivitas yang dijalani. Hal ini tercermin dalam Universitas Airlangga sendiri yang aktif dalam memperingati dan menyokong hari-hari perayaan keagamaan. Selain itu, setiap memulai sesuatu, UNAIR selalu menganjurkan mahasiswa untuk memanjatkan doa agar kegiatan dapat terlaksana dengan baik.

Melalui penanaman karakter HEBAT ini, mahasiswa UNAIR tentu harus merasa bersyukur karena menjadi salah satu bagian dalam roda penggerak bangsa yang berpotensi besar nantinya. Hal-hal kecil dapat mulai dilakukan dari sekarang, seperti

Bukankah sudah menjadi tugas kita untuk mengabdi kepada bangsa? Jika iya, segeralah mulai dengan aksi nyata, bukan hanya dengan kata-kata!

Penulis: Leivina Ariani Sugiharto Putri

NIM     : 052111133068

Kelas    : Logika dan Pemikiran Kritis D-1.7

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun