Saat 'copot,' karena tidak sengaja tergaruk, darah sempat tersembur dari beberapa titik dibalik kerak daging berwarna hitam tersebut, meski tidak banyak. Lagi-lagi saya terkesiap. Kutil segede biji jagung yang menganggu itu kini sama sekali hilang tanpa sempat mengalami tindakan operasi.
Sampai hari ini penyebab rontoknya kutil hitam itu masih jadi misteri. Tapi yang pasti, sejak bentuknya membesar dan mulai sering mengeluarkan darah, saya jadi semakin perhatian dengan apa yang saya gunakan sehari-hari. (1) Sedapat mungkin tahi lalat tidak saya ganggu atau diutak-atik, (2) mengganti semua produk sampo, sabun, dan bedak dengan produk bayi yang seharusnya tidak terlalu banyak menggunakan bahan kimia, (3) tetap waspada memantau bekas area kutil yang lepas dari timbulnya benjolan yang lain di tempat yang sama, (4) berhati-hati dengan dua benjolan lagi yang masih ada di bagian tubuh yang lainnya.
Sesungguhnya gangguan kulit antara seorang dengan yang lainnya tentu saja berbeda. Jika anda mengalami satu atau dua hal yang sama, ada baiknya segera konsultasi ke dokter. Apalagi jika keberadaan tahi lalat atau kutil dirasa mengganggu karena sudah berubah warna atau bentuknya. Terutama bila muncul keluhan lain seperti mulai gatal dan berdarah.
Semoga selalu sehat ya.
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H