Mohon tunggu...
Find Leilla
Find Leilla Mohon Tunggu... Administrasi - librarian

seperti koinobori yang dihembuskan angin

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Sehari Menginspirasi, Kelas Inspirasi Surabaya 4

22 Agustus 2016   20:18 Diperbarui: 7 Agustus 2021   13:17 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari masih pagi di sekolah. SDN Kertajaya IV, Surabaya (dok.pri)

Beberapa waktu lalu seorang sahabat men-tag nama saya pada postingannya mengenai Kelas Inspirasi. Saya tak langsung ‘ngeh.’ Setelah sedikit dijelaskan, saya pun tergerak untuk mendaftar. Awalnya iseng. Setiap relawan harus mengisi form pertanyaan seputar apa dan mengapa motivasi untuk berpartisipasi di Kelas Inspirasi. Saya yang sama sekali tak mengetahui apa sebenernya inti kegiatan ini menjawab seadanya saja. Teman saya bilang proses recruitmen relawan pengajar adalah melalui blind assesment. Nggak gampang. Saya nothing to lose. Diterima syukur, nggak diterima juga nggak masyalah. Itung-itung mengukur diri sendiri. Kira-kira kalo melamar kerjaan lagi bisa diterima nggak ya?

Lima hari kemudian. Sebuah email bergambar Sura-dan-Baya (lambang kota Surabaya) muncul di hape saya dengan ucapan : “Selamat!!! Anda diterima sebagai Relawan Kelas Inspirasi Surabaya 4.” Yay!  Dan hari itu juga saya gunakan banyak waktu untuk mencari tahu, apa sih Kelas Inspirasi itu?

Berdasar banyak link yang saya baca, Kelas Inspirasi (KI) adalah bagian dari program Indonesia Mengajar yang digagas oleh Pak Anies Baswedan. Kegiatan yang ternyata sudah dimulai sejak tahun 2012 ini bertujuan untuk mengajak berbagai profesional untuk terlibat aktif dalam program mengajar sehari tentang profesi. 

Yup, cuma sehari! Setiap relawan pengajar diharuskan cuti pada hari yang sudah ditentukan untuk turun lapangan ke sekolah (Sekolah Dasar) terpilih. Salah satu tugas utama relawan pengajar adalah untuk berbagi ilmu dan pengalaman mereka serta mengajak siswa untuk berani bermimpi dan belajar membangun dan mewujudkan mimpi itu setinggi-tingginya. Ini kegiatan mulia. Non partisan pula. Nggak ada embel-embel bendera politiknya. Juga nggak bawa-bawa agama. Sip. Intinya visi kegiatan ini, saya banget!

Menjelang hari H.

Briefing pertama. Saya bergabung dengan ratusan relawan pengajar, dokumentator, dan inspirator. Saat pembagian kelompok, jadilah saya menjadi satu tim dengan beberapa orang muda berprestasi dan berprofesi luar biasa. Ada Ibu Lisa Mahardjo (Dosen), Dedy Riadianto (Kepala Bagian Desain dan Perencanaan), Armytanti Kasmito (Corporate Affairs), Shella Mariance (Koreografer), dan Nur Sofia (Product Development Manager). Di bagian dokumentator ada Mbak Dhina, Mas Taufiq, Mbak Fajriyah, dan Mas Widya. Inspirator leader ada Mbak Neyna (Universitas Ciputra) dan Mas Bias (Panitia). Dan sekolah yang beruntung menerima kehadiran kami adalah SDN Kertajaya IV, Surabaya.

Hari H.

Tepat pukul 6.30 pagi motor yang saya tumpangi tiba di lokasi. Belum banyak siswa yang datang. Hanya ada beberapa orang bermain di lapangan. Kantin sekolah mulai sibuk menggelar dagangan.

Hari masih pagi di sekolah. SDN Kertajaya IV, Surabaya (dok.pri)
Hari masih pagi di sekolah. SDN Kertajaya IV, Surabaya (dok.pri)
Menurut rundown acara hari itu setiap kami, Relawan Pengajar, mendapat jatah mengajar di 3 kelas berbeda (kelas 5). Jatah waktu untuk cuap-cuap adalah sebanyak 70 menit (kebayang kan gimana nervous-nya). Tepat di jam itu baru kami dengar bahwa 2 orang Relawan Pengajar tiba-tiba mengundurkan diri. Great. Harus siap memainkan plan B.

Menit berlalu sedemikian cepat. Setiap kami memasuki kelas masing-masing dengan dahi berkeringat. Ah ya, karena latar belakang kami semua rata-rata bukanlah pengajar, alhasil apa yang kami lakukan di kelas sudah semaksimal mungkin yang bisa kami berikan. 

Saya pribadi yang mewakili profesi Pustakawan lebih banyak bercerita tentang apa pekerjaan saya sehari-hari sekaligus memotivasi siswa untuk banyak membaca dan giat belajar untuk mencapai cita-cita. Teman-teman yang lain rata-rata juga melakukan hal yang sama. Kehadiran mereka juga memberi inspirasi bagi anak-anak agar menggantungkan cita-cita setinggi-tingginya dan upaya untuk mencapainya sebesar-besarnya usaha. Mulia banget kan ya (ehem) ^^

Secara keseluruhan acara berlangsung lancar, menyejukkan, sekaligus mengejutkan. Bukan tanpa alasan. Saat bertanya di salah satu kelas tentang apa cita-cita mereka masing-masing kelak, seorang siswa menjawab, “Kerja di bengkel, Bu.” Saya tertegun menatapnya, kemudian bertanya, “Bekerja di bengkel? Boleh.” Tiba-tiba teman-temannya berkata, “Bapaknya tukang bengkel, Bu.” 

Oh. Dan mata saya mulai berkaca membayangkan bagaimana eratnya hubungan ayah dan anak yang luar biasa hingga membuatnya ingin menjadi seperti sang ayah. Tak ada yang salah. “Setiap orang boleh bercita-cita menjadi apa saja. Asalkan memiliki niat yang kuat untuk mencapainya. Giat belajar, jujur, dan harus mandiri. Semuanya pasti bisa!” Setelah berkata demikian saya bertanya lagi, “Jadi kelak selain menjadi pekerja di bengkel mau menjadi apa lagi, Nakku?” Dan tiba-tiba matanya yakin menatap mata saya, “Masinis, Bu.” Jempol dua!

Menggantung cita-cita. Kelas Inspirasi 4 Surabaya (dok.pri)
Menggantung cita-cita. Kelas Inspirasi 4 Surabaya (dok.pri)
Satu catatan penting buat saya hari ini bahwa Kelas Inspirasi bukan hanya menjadikan diri saya menjadi inspirasi bagi anak-anak ini, tapi juga sebaliknya. Adalah benar perkataan bahwa di saat kita memberi, kita menerima. Sebab hari ini juga ada sesuatu yang membuka mata saya. Betapa anak-anak ini sudah memberi inspirasi bagi saya untuk terus ikut mengambil bagian dalam hal memberi motivasi dan membuka mata kanak-kanak mereka bahwa adalah penting memiliki cita-cita. 

Bukan hanya tentang bagaimana menggantung impian, namun juga tentang bagaimana meraih impian. Bukan dengan mengharap bantuan, namun dengan membulatkan tekad untuk terus giat belajar. Jika bukan kita yang turut andil melakukannya, siapa lagi?

Kelas Inspirasi masih terus menginspirasi setiap tahunnya. Di Surabaya sendiri hari ini, 22 Agustus 2016, KI dilaksanakan serentak di 15 Sekolah Dasar terpilih. Dan tahun ini kami masuk sebagai angkatan KI ke-4.

Tips bagi teman-teman yang ingin berpartisipasi menjadi relawan pengajar :

1. Perhatikan woro-woro resmi mengenai penerimaan Relawan Kelas Inspirasi di masing-masing kota anda.

2. Mengisi form aplikasi permohonan menjadi relawan dengan sejujurnya.

3. Berkomitmen untuk cuti di hari yang telah ditentukan untuk mengajar di sekolah yang ditunjuk.

4. Berkomitmen untuk mengikuti rangkaian acara mulai dari persiapan sebelum hari H hingga hari besarnya.

5. Sedia bekerjasama sebagai tim.

6. Mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk mengajar di kelas. Saya pribadi memilih menggunakan flash card dan beberapa permainan untuk menghabiskan waktu.

7. Perhatikan bahwa kegiatan ini bersifat sukarela dan swadana. Masing-masing kita yang terlibat tak ada yang mendapatkan upah.

Menutup kegiatan hari ini saya jadi teringat beberapa saat lalu ketika mendengarkan radio. Seorang yang tampaknya ‘tokoh penting,’ kira-kira mengatakan hal seperti ini : ‘Jangan menunggu usia TUA dulu baru melakukan sesuatu untuk negri ini. Sebab di saat usia sudah TUA, orang akan berpikir bahwa kita lebih berpengalaman. Padahal siapa tahu, kita bahkan belum punya pengalaman sama sekali tentang bagaimana melakukan hal yang baik untuk negri ini.'

Sebab menjadi inspirasi bisa kita mulai dari mana saja. Selamat menginspirasi, Semua.

Salam Kompasiana.   

*didedikasikan untuk : semua Relawan Pengajar, Relawan Fotografer, Inspirator Team, dan Panitia Kelas Inspirasi Surabaya 4.. khususnya tim Relawan SDN Kertajaya IV.. kalian waarbyazah ^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun