Namun sayang, keindahan tempat diwarnai beberapa bungkus makanan yang berserakan. Tugu berwarna kuning bertuliskan P30 (atau harusnya B ya?) juga mulai banyak yang dicoret-coret menggunakan spidol permanen. Sayang. Kesadaran pengunjung masih benar-benar kurang.
Sejenak berada di ketinggian puncak tertinggi, lebih dari 2900mdpl, kami segera turun. Kembali ke pos B29 yang di sepanjang alurnya berjejer beberapa warung makanan. Tiba-tiba saja perut kami terasa lapar. Saya sempat menghabiskan semangkuk mie goreng dan secangkir susu coklat hangat seharga @IDR 5K di situ. Tak terlalu mahal untuk ukuran tempat wisata di puncak seperti itu. baru beberapa detik disajikan, mie dan coklat panas saya sudah menjadi dingin. Surga rasanya.
- Saat memacu mobil menuju pintu gerbang B29, hati-hati. Waspadai beberapa belokan dan tanjakan yang mulai berlobang jalannya. Ada banyak kerikil dan batu-batu yang bisa membuat mobil merosot ke bawah jika kurang cermat mengendarainya.
- Jangan kaget bila begitu pintu mobil dibuka tiba-tiba kita dikerumuni para ojek. Persis artis. Sudah biasa, katanya.
- Tawar menawar ojek wajar kok dilakukan. Semakin pintar menawar semakin bisa mendapat harga terbaik.
- Kebanyakan tukang ojek motor rata-rata sudah mahir kemampuan berkendaranya menuju puncak bukit menggunakan sepeda motor. Percaya saja.
- Sebelum motor dinyalakan, berdoalah (wajib hukumnya).
- Dengan biaya ojek IDR 100 ribu, saat melewati pos retribusi, kami tak dipungut biaya lagi.
- Gunakan jaket, kaos kaki, dan masker. Sarung tangan sebaiknya digunakan saat berada di puncak. Jika digunakan saat naik motor, khawatir malah licin karena tangan harus kuat berpegangan.
- Gunakan celana panjang (jeans, boleh), jangan yang pendek. Sebab perjalanan menuju puncak B30 harus melewati jalan setapak yang rapat dengan tanaman liar. Kaki bisa terluka karenanya.
- Saat berkendara motor berdua dengan tukang ojek, tubuh jangan kaku dan tegang lantaran takut. Semakin ketakutan, tubuh kita semakin berat. Kasian bapak ojeknya.
- Tak ada hitungan berat badan ideal untuk bisa ke puncak naik ojek motor. Jika memiliki berat badan diatas 90-an, pilih tukang ojek yang benar-benar kelihatan kuat dan berpengalaman. Itung-itung bukan hanya harus menahan berat beban anda yang berat, sang tukang ojek juga harus menahan tantangan hidup yang berat lantaran harus mengantar anda pulang pergi dengan selamat, wkwkk.
- Berpeganganlah erat pada jaket tukang ojek. Jangan di tubuhnya, kasian dia. Bagi para ibu atau adik-adik wanita, sebaiknya tas diletakkan di antara punggung pengemudi dan bagian depan tubuh anda. Saat jalanan menukik turun ke bawah, tahan tubuh sebisa mungkin agar tak menempel plek seperti Gali dan Ratna, wkwkk. Bisa kok.
- Mengingat medan yang begitu berat, jika jalanan licin sehabis hujan, bisa jadi anda harus naik turun kendaraan. Lakukan jika harus dilakukan. Tetap sabar, semuanya terbayar saat melihat pemandangan di atas sana. Percaya deh, worth it!
Salam jalan-jalan ya.
Salam Kompasiana.
.
note :Â
semua foto dari hape pribadi ^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H