Mohon tunggu...
Find Leilla
Find Leilla Mohon Tunggu... Administrasi - librarian

seperti koinobori yang dihembuskan angin

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ini Sebab Meski Pembaca Sedikit, Saya Tetap Menulis

14 Januari 2014   10:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:51 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama kali mengenal media tulis menulis lewat blog di akhir tahun 2007. Waktu itu saya membuat blog pribadi lewat blogger.com. Mengisi blog saat itu masih seperti menulis buku harian saja. Kebanyakan isinya tentang cerita bersama murid PAUD saya. Kalo dibacalagi, kebanyakan yang saya tulis malah cerita konyol, yang salah nyanyi lah, yang keliru nanya lah, dan lain-lain kelucuan anak-anak usia 3-4tahun.

Mulai tahun 2008, materi tulisan saya mulai mengarah pada manual dan tetek bengek PAUD. Sesekali kisah ringan interaksi bersama murid PAUD masih sering saya selipkan. Di luar dugaan, tulisan tentang manual PAUD bisa disasar oleh ribuan hit. Dari 189 tulisan yang ada, label soal pengajaran PAUD kira-kira ada 50-an. Dari jumlah sedemikian, hit tertinggi sampai hari ini baru mencapai 7800-an. Tulisan yang di-hit diatas 4000-an kira-kira ada 18-an posting. Buat saya angka segitu sudah luar biasa. Mengingat baru puluhan tulisan saya yang di-klik oleh seribu hingga tiga ribuan klikers. Sedang ratusan tulisan lainnya jumlah pembacanya hanya di kisaran ratusan, bahkan ada yang dibawah puluhan. Sumber data saya peroleh dari blog statistic yang tersedia di halaman utama dashboard blogger.com

Balik lagi Kompasiana. Awal bergabung K pada tahun 2012. Itupun bergabungnya saat itu karena sedang galau tingkat tinggi, xixiii. Karena blog saya sudah menemukan arahnya mengenai PAUD, maka agak riskan rasanya jika  ingin menulis cerita-cerita fiksi di situ. Secara kadang saya suka iseng menulis hal yang berbau gak penting, tapi kalo gak tersalurkan malah bikin pusing (loh).

Di Kompasiana, saya seperti menemukan playground yang tepat. Sharing and connecting. Sangat berbeda dengan blogger.com yang meski tulisan banyak hit-nya (entah karena nyasar ato memang mengarah ke sana), tapi jarang ada komunikasi antara pengunjung sama penulisnya. Bahkan saya sama sekali tak mengenal ke-24 orang follower yang nemplok di sana, wkwkk. Ratusan tegur sapa dan tanya jawab melalui japri pun temporary bentuknya. Kalau dia butuh dia nanya, kalo sudah nggak butuh ya gak kontak lagi orangnya (hiks). Sedangkan di Kompasiana lebih menarik sebab kita bisa langsung bertegur sapa dengan para anggota. Sangat bersyukur jika saat menayangkan tulisan seketika itu juga ada beberapa orang yang mengajukan pertemanan. Buat saya itu berarti satu penghargaan.

Dari 207 tulisan yang terhitung statistik Kompasiana, jumlah pembaca bisa naik turun angkanya. Saat tulisan lumayan dan jaringan K tidak error, hit tulisan bisa diatas ratusan. Sebaliknya jika tidak, puluhan hit saja sudah bagusan. Terus, apakah itu kemudian membuat saya berhenti menulis? Oh, tentu saja tidak. Malang melintang di dunia per-blogger-an sudah lebih dari 5 tahunan. Sudah kenyang sendirian di dunia maya saya yang tenang. Tulisan dengan pembaca di bawah 10 orang? Pernah ada. Sebab di blogger.com semua kita pake modal dengkul ngurusnya. Nggak seperti di Kompasiana yang bisa bantu tulisan kita supaya mudah ditemukan orang dengan memposisikannya di kolom HL, TA, highlight, atau yang tar ter.

Jadi tulisan dibaca 5 orang itu tak berpengaruh apa-apa buat saya. Sudah biasa mah kalo di blog sendiri juga. Sebab pada dasarnya, setiap tulisan akan menemukan sendiri pembacanya. Jika penulis menggunakan keyword yang tepat, satu saat seseorang akan dipertemukan dengan tulisan anda saat berkelana di dunia maya. Selama search engine ada, kita tak perlu terlalu mengkhawatirkannya.

Trus sekarang, jumlah pembaca masih jadi ukuran memutuskan antara mau tetap menulis, rehat sejenak, atau bahkan berhenti saja? Duh, jangan sampai ya.

Tetap semangat menulis!

Salam Ngompasiana..

.

ps : terus bebenah ya Kompasiana, biar tak ditinggalkan oleh banyak teman saya ;)

(kalo tulisan gini masuk kanal apa ya??)

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun