Mohon tunggu...
Find Leilla
Find Leilla Mohon Tunggu... Administrasi - librarian

seperti koinobori yang dihembuskan angin

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Menjelang 17-an

10 Agustus 2014   20:10 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:54 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti biasa setiap seminggu sebelum perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia, lingkungan Rukun Tetangga (RT) di kampung saya mulai berbenah. Sejak hari Sabtu malam minggu, para bapak dan ibu berkumpul untuk melaksanakan kegiatan kerja bakti. Yup, kerja bakti rutin menjelang 17-an. Bapak-bapak yang bekerja, ibu-ibu yang bertugas menyiapkan makanan. Agenda rutin kegiatan kampung untuk kerja bakti adalah mempercantik jalanan gang dengan lampu berwarna-warni, bendera, dan penjor yang menjulang. Selain itu warga juga bergotong royong mengecat jalanan kampung, tempat sampah, penyangga bendera beserta tiang benderanya dengan warna seragam.

kerja bakti di wilayah Rukun Tetangga kami (dok.pri)

1407649346615214137
1407649346615214137
tempat sampah dicat seragam (dok.pri)

14076493881880542700
14076493881880542700
pattern cantik jalanan (do.pri)

Untuk itu semua warga mengumpulkan uang bersama untuk membeli segala perlengkapan. Mulai cat, tinner, sampai penjor. Uang kumpulan warga juga disisihkan untuk hadiah lomba anak-anak hingga nanti acara puncak,malam tirakatan.

Sementara para orangtua bekerja bakti, anak-anak mulai ribut mengikuti lomba yang dipimpin oleh pemuda dan pemudi Karang Taruna. Bermacam jenis lomba boleh diikuti oleh adik-adik mulai usia TK sampai SD. Untuk ibu-ibu biasanya lomba diadakan dadakan saat acara malam tirakatan.

1407649440336206359
1407649440336206359
lomba tangkap anak ikan lele (dok.pri)

Kegiatan sepanjang pagi hingga siang hari ini berakhir dengan menikmati jamuan makan bersama secara sederhana.

14076503451949235232
14076503451949235232
seadanya (dok.pri)

1407650394575996137
1407650394575996137
jamuan sederhana (dok.pri)

Ditengah perkembangan perilaku masyarakat kota yang semakin individu dan kurang kepedulian sosial, saya bersyukur bertempat tinggal di kampung yang terus bertahan dari pergeseran sikap itu. Sejak usia belia hingga hari ini, karakter warga di kampung kami hampir tidak berubah. Jika pun ada, lambat sekali pergeserannya. Bukan berarti kampung tanpa pendatang, berdatangannya warga baru mau tak mau mengikuti perilaku warga asli. Tepa selira dan gotong royong selalu terjaga di lingkungan tempat tinggal kami. Tak hanya peringatan 17 Agustus, di beberapa peringatan hari besar atau hari nasional seperti Sumpah Pemuda, 10 November, atau bahkan malam Tahun Baru, warga kampung di lingkungan RT kami selalu meluangkan waktu untuk sekedar berkumpul bersama, makan bersama, sampai bakar mercon dan kembang api bersama juga.

Alih-alih pindah tempat tinggal di kawasan perumahan, saya lebih memilih menetap di lingkungan kampung tengah kota kami yang sederhana.

1407650878932714849
1407650878932714849
home sweet home (dok.pri)

Selamat mempersiapkan datangnya perayaan Hari Kemerdekaan.

Salam Kompasiana.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun