Mohon tunggu...
Find Leilla
Find Leilla Mohon Tunggu... Administrasi - librarian

seperti koinobori yang dihembuskan angin

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Surabaya Masuki Musim Penghujan Sekarang

18 November 2014   19:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:30 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persis sesuai perkiraan BMKG, mulai minggu ini di beberapa wilayah Surabaya mulai sedikit-sedikit diguyur hujan. Intensitas hujan mulai rintik-rintik dari yang paling ringan hingga yang masuk kategori lumayan deras memang masih belum merata di seluruh penjuru kota. Namun demikian cuaca jadi sedikit lebih sejuk ketimbang beberapa minggu lalu yang suhunya sempat mencapai 35°C, byuh.

Sambil bersiap menanti datangnya hujan yang berpotensi mengakibatkan beberapa daerah kebanjiran, ada baiknya kita melakukan persiapan seperti :

Sedia perlengkapan hujan saat berkendara

Jas hujan jangan sampai ketinggalan. Teknik menyetir motor saat jalanan banjir perlu diperhatikan. Jangan memaksakan diri menyetir di jalanan yang jelas-jelas sudah seroda mobil terendam. Sedia busi baru dan lap kering dalam bagasi kendaraan. Check bahan bakar. Jangan karena terjebak banjir dan muter-muter mencari jalan malah kehabisan bahan bakar. Sudah hujan, banjir, nuntun lagi, haduh jangan. Saat hujan orang lebih suka memakai sandal jepit ketika berkendara. Bagi pengendara sepeda motor ini pilihan yang praktis memang, namun kurang aman. Seringkali saat banjir kita kurang bisa melihat benda-benda tajam yang ikut hanyut bersama air. Tetap menggunakan sepatu tertutup mungkin lebih bijaksana, sebab dapat menghindarkan kaki dari luka terbuka yang bisa terkena infeksi karena kontak langsung dengan air kotor. Sepatu karet merupakan pilihan yang cukup baik. Saya pribadi saat mondar mandir dari rumah ke kantor tak pernah menggunakan sepatu fantovel resmi. Pakai sepatu perang ala saya saja, seperti ini,

[caption id="attachment_336304" align="aligncenter" width="300" caption="sepatu plastic model tertutup sebagian. nyaman, aman digunakan saat hujan(dok.pri)"][/caption]

Waspada nyamuk demam berdarah

Musim hujan selalu dibarengi dengan meningkatnya korban penyakit ini. Salah satu pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan membersihkan rumah dari kaleng-kaleng atau tempat-tempat yang berpotensi dapat menampung air di waktu hujan. Genangan air diam dalam sebuah wadah bisa jadi tempat yang paling nyaman untuk nyamuk bertelur. Bersihkan halaman rumah dan tadahan air bocoran atap mulai sekarang. Di pasaran tersedia banyak pilihan penghalau nyamuk, mulai dari yang bakar, oles, sampai elektrik, pilih yang sesuai dengan kebutuhan. Yang perlu dipahami adalah bahwa nyamuk demam berdarah tidak bergerilya di malam hari, namun justru di pagi hari. Jika mata tak bisa bertahan terbuka di pukul 09.00 pagi, pake lotion pelindung nyamuk atau semprot dulu kamarnya. Lebih baik mencegah ketimbang terlanjur terperangkap bahaya.

Langsung mandi setelah hujan-hujanan

Bersihkan tubuh setelah beberapa waktu tubuh basah kuyup terkena air hujan. Jangan menunggu hingga kering. Sebab semurni apapun tetes air hujan tetap bisa tercemar juga karena asap buangan pabrik atau kendaraan yang tidak ramah lingkungan. Belum lagi terciprat air comberan, bisa bikin badan gatal-gatal. Mandi. Setelah itu baru ‘kemulan’ dan buat minuman yang hangat. Segelas wedang jahe bisa jadi pilihan brilian.

Minum supplemen

Perubahan suhu yang ekstrim dari panas ke dingin bagi beberapa orang bisa jadi masalah serius. Minum supplemen agar tubuh tetap terjaga staminanya. Jangan tunggu sampai sentrap sentrup tiba, minum vitamin C secukupnya. Buat yang pagi hari tiba-tiba suka mules-mules, jangan keburu minum obat anti diare, nanti malah sembelit. Biasanya diare juga bisa jadi satu cara tubuh untuk menyesuaikan diri dengan cuaca. Usus juga cepat tanggap untuk merespon suhu yang dingin. Untuk tahu diare ato bukan, anda yang lebih paham kondisi diri sendiri. Amati dulu, baru obati.

Tetap banyak minum air

Meski cuaca dingin, jangan mengurangi konsumsi air. Minum 8 gelas air sehari terbukti bisa mencegah dehidrasi dan menggelontor racun-racun dari dalam tubuh. Walau merasa tidak haus, tetaplah minum agar seluruh organ tubuh bisa bekerja dengan sempurna.

Waspada listrik saat banjir atau saat tubuh basah

Saat rumah mulai digenangi air, segera periksa aliran listrik. Check kabel yang masih berjuntai di lantai. Jangan karena air dan kondisi kabel terbuka menyebabkan aliran listrik yang bisa menyengat seketika. Jangan terburu mencolokkan kabel jika tubuh masih dalam keadaan basah. Meski hidup-mati bukan di tangan kita, tapi ada baiknya untuk berjaga-jaga.

Sedia cemilan di laci meja

Pernah satu kali kami terjebak banjir di sekolah. Nggak tanggung-tanggung, kantor bubar jam 16.00 sore, kami malah baru bisa keluar jam 20.00 malam. Kantornya nggak banjir, jalanan di luar area perkantoran yang sudah sepinggang orang dewasa tingginya. Saat itu penjual bakso atau nasi goreng bisa jadi profesi yang sangat langka. Bukan cuma mata yang harus menahan tangis, tapi perut juga meringis minta diisi. Sebatang coklat menyelamatkan saya dari bencana kelaparan. Melihat rekan yang lain setali tiga uang, pucat. Entah karena takut tak bisa pulang atau karena lapar hampir tak ada bedanya. Pengalaman buruk itu mengajarkan saya untuk selalu sedia biskuit atau cemilan selain kopi yang memang sudah tersedia.

Sebab setiap pengalaman buruk bisa jadi guru yang sangat berharga. Oleh sebab itu tak salah jika kita harus lebih waspada. Seperti nyanyian sukacita katak saat menyambut datangnya hujan, semoga kita juga tetap bisa bersyukur dalam segala keadaan.

Selamat memasuki musim penghujan, teman.

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun