Kepada Sungai,
Izinkan kubuai merdu alir hulu
deras, hingga menerjang jiwaku
jernih, hingga  kulihat serpih batu
segar, hingga napasku memburu laju.
Duhai,
Tak mengapa jika kau beriak,
Dan hatiku teriak,
Tuhan...Engkau mengalirkan sumber kehidupan !
Ya,
Airmatamu luluh berkecipak
Senyum..senyumlah , sebentar lagi semua kan musnah
Tandanya semakin meruah
Hingga memenuhi jagat  Ilah
Menangis..menangislah, karena manusia berulah
Dan sebangsamu tertimbun sampah
Bahkan raga tanpa nyawa pun hanyutlah
Lalu zaman..
Zaman sekejap lagi kan menyerah
Ya Sungai,
Kepadamu aku menepi
Hidupku sepi maka tambatlah,
Jiwaku sunyi maka sudahilah
Dengan dawai kecapi gitar
Biar kuberputar, jatuh dan menggeletar
Sambil terus melafazNya, duhai Yang Maha Besar
Sungguh,
Kudirikan gubuk dengan semai cinta
Berpisah dengan mahakarya dunia
Terasing dari gelak tawa canda
Karena kumendamba rahasia bersatu denganNya
Dan kau...
Kaulah saksi betapa putih kini segala warna
Jika di ujung usia ku melepas derita
Ruh yang terpenjara raga
Untuk kembali terbang ke haribaanNya
Terimakasih, Sungai tak bernama !
Untuk kali terakhir kumenyuci raga
Dan bersujud kepadaNya
Hingga detik untukku tiada
----
-- Sentul,2013
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI