Mohon tunggu...
Leil Fataya
Leil Fataya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

@leilfataya, author of Kucing Hitam & Sebutir Berlian ( Leutika Prio 2012 ), Suatu Pagi di Kedai Kopi ( Red Carpet, 2013 )

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perjalanan ke Kota Cinta

11 Desember 2012   12:00 Diperbarui: 14 Maret 2019   15:41 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Secarik berita kutinggalkan padamu, duhai engkau

Rajaku kemarin, genggamanku lemah padamu dan aku terlepas.

Kini dan seterusnya tidurku tak lagi nyenyak

Makan minum tak enak, karena hatiku bangun dari tengkurap

Dan engkau menatapku penuh kesal, biarlah!

Cerita tak ada hikmah yang kau jejal ke akal, kesia-siaan

Kau Rajaku kemarin dan aku berjalan ke lain

Aku mencari sebuah kota.

* 

Tak ada seorangpun yang menegurku, karena gelap memang

Aku mengendap-endap dari kotamu menuju perbatasan

Tak ada sedih kurasa melainkan iba

Bahwa penduduk kotamu sedemikian buta

Mereka berjalan tergesa, tersandung, jatuh, menggigit, memangsa

Duhai engkau Rajaku kemarin,

Aku meninggalkan berita, semoga tersiar

Bahwa hari-hari yang kukira hanya gelap pekat

Sungguh di balik gerbang terlihat pendar-pendar

Cahaya yang bersinar

 *

Hamba

Dengan baju yang melekat dan sepasang sandal

Seteguk air dan sebongkah makanan

Tak perlu lagi tunggangan atau pengawalan

Keluargaku buta maka aku tinggalkan

Sementara ini

Dan ketika aku meraih pegangan

Aku akan kembali

* 

Aku sampai di tepi

Kota cinta yang kucari

Untuk sepersekian waktu aku terjatuh,

Lemas, hampir pingsan karena dahaga

Ya, dahaga

Akan suguhan Cinta-Nya

 *

Di kota cinta aku bertemu dengan sebenar keyakinan

Untuk hatiku terbebas dari zaman

Terimalah hamba, yang penuh nista dan kehinaan

Ku bersujud padaMu, Tuhan

* 

Kota cinta bukan sebenar kota, namun yang hakiki

Tempat bersemayam, terbangnya iman, dari dada ke hati, ruh, menuju ke yang tersembunyi

Di sanalah Tuhanmu telah menanti

*

Dan segeralah berjalan, saudaraku.

Temukan Dia,

di kota cinta 

*

 

sentul, akhir 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun