Ketika kita bersua dalam masa yang tak pernah kita duga
Percayalah bahwa takdir kita sudah dituliskan untuk berjumpa dan merangkai cerita
Meski kita tak pernah tahu, kemana muara cerita itu akan berakhir
Entah pada kepapaan lara atau pada pucuk muda yang siap bahagia
Maka, biarkan aku menikmati sentuhan kata yang kau beri pada setiap mili bagian tubuhku
Jangan dulu campakkan, biarkan aku mabuk sejenak meski akhrinya mimpi itu memaksa memangkas semuanya hingga hanya ruang kosong tersisa
Setidaknya aku sempat bahagia menjadi Rose yang kau cintai sepenuh hati
Tapi, sungguh
Aku tak ingin kamu menjadi Jack yang harus melepaskan tanganku lalu pergi dan tak pernah kembali
Setiap bagian pada tubuhku menolak perpisahan yang terjadi
Dan ternyata takdir memang sudah dituliskan pada batu kehidupan, jauh sebelum kita berjumpa pada sauh yang kau tambatkan
Aku melepasmu tanpa keserakahan
Meski kini hanya ingatan yang kita punya tapi setidaknya kita pernah membingkainya sepenuh cinta
Bersama embun yang mulai berjatuhan diterpa angin dan cahaya pagi
Kita berpisah di titik nadir kehidupan
Aku mencintaimu dalam kelabuku
Rangkasbitung, 22 Nopember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H