Tahukah kamu, banyak tangisan yang hanya kudengar sendiri. Berharap bahwa kamu mendengarnya dari seberang. Sewindu tangisan itu hanya milikku seorang.
"Apa yang akan terjadi setelah ini?" tanyanya
"Apa kamu akan pergi lagi? Seperti dulu?"
"Tidak. Aku akan menjadi anginmu."
"Tapi..."
"Aku akan bersabar," kataku menjawab ragunya.
Kueratkan pelukan melawan banyak rintik yang mulai menusuk tulang. Di bawah trembesi, aku berjanji, satu windu waktu yang cukup untuk membuat kami terluka. Sama-sama terluka.
to be continued
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H