Mohon tunggu...
Leha Barqa
Leha Barqa Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Suka Traveling dan Kuliner

Blogger traveling, kuliner dan lifestyle

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Melestarikan Batik Betawi Terogong bersama Ladiesiana

10 Desember 2019   20:27 Diperbarui: 10 Desember 2019   20:51 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batik Betawi Terogong bermacam-macam motif

Aku terlahir dan besar di tanah Betawi serta mempunyai darah Betawi. Tapi selama ini, belum tahu kalau Betawi juga punya Batik. Memang Batik Betawi tidak familiar, tidak seperti batik-batik dari Cirebon, Madura, Pekalongan dan Solo. Di kota-kota itu batik sudah menjadi industri besar. 

Alhamdulillah, pada hari Minggu (8/12) aku bersama ladiesiana berkesempatan mengunjungi Batik Betawi Terogong yang berada di Jl. Terogong III Cilandak Barat, Cilandak - Jakarta Selatan. Ketika aku tiba disana sebuah spanduk bertuliskan 'Batik Betawi Terogong' sudah  terlihat. Dengan slogan  "Tinggal di Betawi, kudu pake Batik Betawi."

Di sini juga terdapat gazebo mini dengan perlengkapan untuk membatik seperti canting, lilin malam yang sedang dipanaskan oleh mpo-mpo (baca: kakak), beberapa batik yang di gerai serta dinding yang dihiasi foto-foto kegiatan dan kunjungan beberapa orang ternama. 

Aku dengan batik motif ondel-ondel yang di gerai
Aku dengan batik motif ondel-ondel yang di gerai

Lebih kurang pukul 10.00wib teman-teman ladiesiana sudah berkumpul ditempat ini, waktunya mpo Siti Laela selaku founder dan owner menjelaskan tentang Batik Betawi Terogong.  Mpo Siti Laela memaparkan bahwa sebenarnya dulu ibu-ibu yang tinggal di Terogong ini adalah pembatik, mereka membatik di sela-sela waktu senggangnya mengurus sawah dan kebun. 

(Ka-Ki) Elisa Koraag - Siti Laela
(Ka-Ki) Elisa Koraag - Siti Laela

"Pada zaman saya kecil kegiatan membatik masih banyak disini, Kegiatan ini menghilang perlahan-lahan," kenang mpo Siti Laela yang sehari-hari berprofesi sebagai guru disebuah SMK di Jakarta Selatan. Kenangan masa kecil dan keinginan melestarikan Batik Betawi membuat mpo Siti Laela memulai kegiatannya di Batik Betawi Terogong. Bersama keluarganya, beliau  mulai memproduksi dan mengembangkan Batik Betawi. 

Awalnya sulit untuk mengajak orang lain ikut membatik, "Katanya membatik itu pekerjaan yang kuno. Padahal lewat batik ini kita bisa lestarikan budaya Betawi" ungkap mpo Siti Laela. Kegigihannya memberi semangat kepada kerabat dan tetangga membuahkan hasil. Batik Betawi Terogong mulai dilirik pembeli dan wisatawan mancanegara. Sampai-sampai wisatawan asal Jepang pun pernah datang dan belajar membatik di sana.

Berkat bantuan ibu Cassandra Putranto yang dikenal sebagai seorang psikolog mpo Siti Laela mendapat dukungan dan semangat. Mpo Siti Laela bertekad untuk terus berinovasi agar batik Betawi tidak dilihat sebagai sesuatu yang kuno. Penggunaan motif dan warna yang cerah, diharapkan bisa membuat anak muda tertarik memakai Batik Betawi. 

Dengan motif yang di ambil dari kebudayaan Betawi, motif-motif tradisional yang menjadi ikon budaya Jakarta, seperti ; Ondel-ondel, Penari Yapong, Patung Pancoran dan Tugu Monas. Selain itu juga ada motif yang terkait dengan kehidupan harian warga Betawi seperti semanggi, buah mengkudu, perdu kuku (pacar kuku) dan masih banyak motif lainnya.

Ada hal unik yang aku ingat tentang motif buah mengkudu/tebar mengkudu ini. Bahwasanya zaman dulu di Terogong banyak sekali pohon mengkudu yang banyak khasiatnya untuk kesehatan. Mpo Siti Laela membuat motif Tebar Mengkudu  yang berarti Tekun dan Sabar Emang Kudu. Orang Betawi yang terus tersingkir ke pinggiran ini harus tetap tegar dan sabar. Dan sekarang akupun tersingkir kepinggiran Jakarta. 

Proses untuk membuat Batik Betawi Terogong di kerjakan dengan tangan (manual). Mulai dari menyorek, mencanting, mewarnai sampai menjemur. Sehingga banyak pemesan yang antri untuk memiliki motif batik tertentu yang kebetulan habis terjual. "Batik tulis kan memerlukan waktu lama sekitar 1-3 bulan untuk selembar kain, apalagi kalau order motif khusus," ujar mpo Siti Laela. Harganya mulai dari Rp 100ribu sampai yang paling mahal dengan bahan sutra di atas Rp 1juta perlembar. 

Di kunjungan ini aku bersama ladiesiana juga berkesempatan belajar membatik. Ada 2 macam bahan, bahan  yang sudah ada gambar ada pula bahan yang masih polos dengan list di pinggirannya. Untuk bahan yang polos kami diharuskan menyorek (menjeplak) motif yang kami inginkan dengan pola yang disediakan oleh mpo Siti Laela kemudian di lanjutkan dengan  mencanting. 

Bahan polos dengan list dipinggiran dan bahan yang sudah ada gambar
Bahan polos dengan list dipinggiran dan bahan yang sudah ada gambar

Pola
Pola
Menyorek
Menyorek

Mencanting
Mencanting

Setelah proses mencanting selesai, dilanjutkan dengan proses mewarnai dan menjemur yang dilakukan oleh mpo-mpo yang berada di Batik Betawi Terogong ini. Sedangkan aku bersama ladiesiana dipersilakan menikmati hidangan soto betawi yang sudah tersedia.

Sambil menunggu hasil membatik, kami dipersilahkan memasuki rumah mpo Siti Laela yang menjadi etalase ratusan lembar batik tulis dan cap beragam motif. Aku terkagum-kagum dengan batik Betawi motif pengantin ondel-ondel ini, sungguh memikat hati.

Aku dengan Batik Betawi Terogong motif pengantin ondel-onde
Aku dengan Batik Betawi Terogong motif pengantin ondel-onde

Batik Betawi Terogong bermacam-macam motif
Batik Betawi Terogong bermacam-macam motif

Batik Betawi Terogong motif Pencakar Langit
Batik Betawi Terogong motif Pencakar Langit
Ladiesiana dengan hasil membatik
Ladiesiana dengan hasil membatik

Kunjungan Ladiesiana ke Batik Betawi Terogong
Kunjungan Ladiesiana ke Batik Betawi Terogong

Diakhir acara para ladiesiana sudah menerima hasil membatik, hemm ternyata kami berbakat juga ya. Kalian yang ingin berkunjung ke Batik Betawi Terogong boleh kok, karena setiap akhir pekan mpo Siti Laela siap menerima kunjungan termasuk yang ingin melihat proses membatik. 

Nyok lestarikan kebudayaan Indonesia khususnya Batik Betawi, kalau bukan kita siapa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun