Mohon tunggu...
Lefi Kembuan
Lefi Kembuan Mohon Tunggu... -

... hanya sesesorang yang menulis sekedarnya setelah melihat sesuatu dan mendapat pemikiran atas sesuatu itu ...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tetap dalam Keyakinan...

20 Agustus 2010   10:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:51 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Stand, stand, stand for what you believe …

Suara serak Bret Michaels mengisi kamar ini. Keluar dari Samsung MIDI MAX-DA55. Jeritannya adalah jeritan Sarah juga. Apa susahnya, sih, tetap dalam keyakinan kita? Tapi ternyata memang susah. Tidak mudah bagi Sarah – dan juga bagi setiap orang – untuk tetap dalam keyakinannya. Ada saatnya keyakinan itu mendapatkan terpaan angin keras. Mungkin kita akan terbang. Terombang-ambing ke negeri Tanpa Tujuan Pasti. Satu-satunya kekuatan saat itu adalah Yang Ada dalam genggaman tangan kanan kita. Yang Ada itu pun kasat mata, namun Yang Ada itu ada. Sarah mengepalkan tangan kanannya. Mana ...? Mana Yang Ada itu?

Express yourself in the face of change, repress yourself …

Teriakan Bret Michaels diiringi gebukan snare drum Rikki Rockett benar-benar menggedor syaraf Sarah. Sadarlah, Sarah! Jangan pesimis begitu. Lalu, jika kita sudah diterbangkan oleh Terpa Angin Pencobaan, apakah masih ada keyakinan itu menyisakan dirinya dalam hati kita? Roh dalam diri Sarah mengatakan masih ada. Masih ada. Hanya saja kamu telah dibutakan oleh rasa tidak percaya dirimu. Bret Michaels hanya mengatakan itu, repress yourself. Diri yang mana lagi ini? Roh hanya tertawa. Terkekeh.

Solo gitar-nya Richie Kotzen.

Akh! Permainan jari jemari Richie di riff gitar itu menjadi pedang yang sedang mengiris. Berulang-ulang dan sangat cepat. Suara tawa terkekeh Roh di jiwanya semakin membuat hati Sarah semakin perih hati.

Stand, stand, stand for what you believe …

Gema paduan suara First Ame Church itu mengingatkan Sarah. Kenapa aku harus tetap dalam kebimbangan? Akh! Sarah membuka kedua matanya. Dia menatap langit biru melalui jendela kamarnya. Dia tersenyum. Sebuah senyum yang lebar. Bodohnya aku ini! Sarah mengumpat. Roh di jiwaku adalah roh Sang Khalik, kan? Terima kasih, Tuhan.

Stand, stand, stand for what you believe …

Pelan-pelan nyanyian paduan suara itu hilang. Kini yang tersisa adalah bunyi petikan mandolin Richie Kotzen. Kesejukan di hati Sarah semakin menenteramkan hati yang sebelumnya mengelana-gulana diterpa angin pencobaan … [ LRJK | © XX.VIII.MMX AD ] ______________________________ Keterangan : 1. Kutipan diambil dari lagu Stand (1993), yang dipopulerkan oleh grup hard-rock, Poison. | 2. Foto diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/File:Native_Tongue_Cover.jpg ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun