Mohon tunggu...
Lefi Kembuan
Lefi Kembuan Mohon Tunggu... -

... hanya sesesorang yang menulis sekedarnya setelah melihat sesuatu dan mendapat pemikiran atas sesuatu itu ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Boneka wol berwarna merah muda di asbak ...

14 Desember 2009   02:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:57 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari Jumat dan Sabtu saya mempunyai tugas mengajar di sebuah sekolah dasar negeri dekat tempat tinggal saya, seperti halnya yang terjadi pada hari itu. Sementara menunggu giliran mengajar, saya sedang duduk di salah satu meja di kantor sekolah. Di atas meja ada tumpukan buku-buku dan asbak yang berisi sampah plastik bungkus rokok dan abu rokok. [caption id="attachment_37568" align="alignleft" width="300" caption="Asbak dan boneka wol (foto: LRJK)"][/caption] Yang menarik perhatian saya adalah di asbak tersebut terdapat boneka dari benang wol hasil karya salah seorang murid. Saya tidak tahu, mengapa boneka tersebut bernasib seperti itu. Mungkin penampilan boneka itu dianggap buruk, sehingga harus berakhir di asbak. Mungkin boneka hasil pekerjaan murid yang saya sendiri tidak tahu namanya itu telah selesai dinilai oleh guru yang mengajar keterampilan. Mungkin juga karena Pak Guru malas menumpuk hasil pekerjaan murid di atas mejanya, “lagian, sudah dinilai, kan?” Tidak ada yang tahu penyebabnya. Boneka wol berwarna merah muda itu hanya terkulai lemas begitu saja. Hal ini membuat saya berpikir, “… setelah susah-susah dibuat, akhirnya sia-sia saja pekerjaan tangan itu.” Jadi, tujuan akhirnya, adalah mendapat nilai atas ‘apa yang telah dilakukan oleh murid’, bukan penghargaan untuk ‘benda yang telah dikerjakan.’ Boneka wol merah muda tersebut dan manusia, keduanya, adalah sama, yaitu sebuah ‘hasil’ dari keinginan. Boneka wol merah muda itu dikerjakan oleh salah seorang murid yang saya sendiri tidak tahu dari kelas berapa, sedangkan manusia dibuat oleh Tuhan. Namun, manusia tidak memiliki nasib seperti boneka wol merah itu. Padahal, kalau dipikir-pikir, sifat manusia sebagai makhluk yang ‘banyak tingkah’ dan sering melawan Tuhan, memungkinkan manusia diletakkan di ‘asbak’ penghukuman dari Tuhan, yaitu ‘pembinasaan’. [caption id="attachment_37580" align="alignright" width="150" caption="Boneka wol putih sedang tengkurap, ... (foto:LRJK)"][/caption] Tetapi Tuhan tidak meletakkan manusia di ‘asbak’ penghukuman. Tuhan masih tetap terus mengasihi manusia. Tuhan tidak membiarkan makhluk ciptaan yang satu ini hancur. Manusia tidak hanya dinilai baik oleh Tuhan setelah selesai menciptakan, tetapi juga dihargai, ... dianggap berharga di mataNya ... Saya rasa, benar-benar tidak ada yang peduli pada boneka wol berwarna merah muda yang tergeletak di asbak itu … [ LRJK | © MMIX AD ]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun