Aku langsung terbahak membaca kalimat 'si Cantik berlesung pipi'. Cantik dari mana? Dari atas sampai bawah rata begitu. Wah, selera Bang Toni benar-benar minus.
"Kenapa tidak makan duluan saja, Bran?" Tiba-tiba suara Papa mengagetkanku.
Pandangan langsung beralih kepadanya sambil tersenyum semringah. "Nunggu Mama dan Papa dong. Aneh rasanya makan sendirian."
Mama dan Papa saling berpandangan sambil senyam-senyum.
"Ayo makan sekarang. Kamu pasti sudah lapar." Mama memalingkan paras ke arah Papa. "Papa juga nih kayaknya."
Kami berjalan beriringan ke ruang makan. Selama berada di sana, tidak ada percakapan yang berarti. Papa hanya menanyakan bagaimana sekolah seperti biasa. Keinginan meminta PS3 harus kutahan hingga selesai makan malam.
Kini aku, Mama dan Papa duduk santai di ruang keluarga. Seperti inilah kami biasanya menghabiskan quality time bersama dengan keluarga di sela kesibukan Papa yang luar biasa sebagai Direktur Utama The Harun's Group. Terkadang Papa sering bepergian ke luar kota, sehingga aku jarang bertemu dengan beliau. Jika ada kunjungan ke luar kota, Mama sudah pasti ikut. Romeo dan Juliet itu seakan tidak bisa dipisahkan, ke mana-mana selalu berdua.
"Pa," panggilku membuka percakapan setelah hening di ruang keluarga.
"Ya? Kenapa, Bran?" sahut Papa mengalihkan paras kepadaku.
"Aku mau PS3, sudah rilis tuh di toko. Belikan ya?" pintaku manja sambil tersenyum manis.
Kening Papa berkerut dalam. Tidak seperti biasanya yang langsung mengiyakan.