Satu dari sekian banyak pengalaman menarik yang pernah dialami ketika status masih sebagai mukimin di Arab Saudi adalah mendapat izin untuk melaksanakan perjalanan spiritual. Jangan salah lho, belum tentu semua muslim dapat melakukan perjalanan ibadah haji, sekalipun mereka tinggal di Kota Suci Mekah. Apa pasalnya, diantaranya adalah karena tidak semua mendapatkan izin dari instansi/tempat ia bekerja atau memang belum mendapat “panggilan” berhaji dari Allah subhanallahu wa ta’ala sehingga jangkankan kemudahan dalam proses, niatpun belum akan terbesit dari hati seorang muslim.
Mirip seperti di Indonesia, calon jamaah haji yang hendak melakukan ibadah haji bagi penduduk lokal harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu melalui otoritas pemerintah terkait. Jadi tidak semudah yang dibayangkan, walaupun mereka tinggal di dekat kota suci Mekkah, tetap ada regulasi yang mengatur untuk kenyamanan jamaah haji seluruh dunia.
Namun ternyata ada sebuah fenomena yang cukup menarik ketika mendekati musim haji. Biasanya fenomena tersebut terjadi menjelang 2 (dua) bulan sebelum “hari Arofah”, berbagai pengumuman dari "provider haji" dadakan tersebar liar, baik melalui media-media grup pesan instan maupun informasi yang di tempel pada Baqalah (warung) bahkan ada yang membawa pesan informasi di majelis pengajian. Dan tidak sekedar informasi biasa, disana terjadi sebuah kompetisi pasar, terdapat perang harga, tak lupa iming-iming fasilitas. Kemudian hukum pasar pun berlaku, semakin bagus paket yang ditawarkan maka semakin mahal harganya.
Tahun (2015) menjadi tahun yang dianggap paling mahal untuk memiliki akses paket haji lokal, didduga mahalnya harga tiket haji resmi ini akibat terjadinya lonjakan harga hingga mencapai 100%. Dari informasi yang didapatkan hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan kuota jamaah haji lokal hingga sampai setengahnya dari jumlah biasa. Tahun-tahun sebelumnya biaya 'ONH Lokal' berkisar SR 2500 – SR 6000, sementara pada tahun 2015 harganya melambung hingga menjadi dua kali lipat. Atau bila kita konversikan ke rupiah nilainya sekitar 24.000.000 rupiah.
Mahalnya biaya ibadah haji yang diberlakukan oleh pemerintah Arab Saudi bagi penduduk yang bermukim di wilayah Kerajaan Arab Saudi ternyata menimbulkan problematika. Ada yang kemudian harus menunda ibadah haji, ada juga yang nekat dengan menerobos perbatasan wilayah kota suci mekkah. Ini yang menarik dan yang mau saya ceritakan dalam judul tulisan ini.
Dirasa paket haji resmi untuk para warga yang bermukim baik lokal maupun ekspatriat terlalu mahal, calon jamaah yang di dominasi oleh pekerja migran dari seluruh penjuru dunia misalnya Pakistan, India, Mesir, Yaman, hingga Indonesia akhirnya memutar otak untuk mencari cara agar tetap bisa beribadah haji dengan biaya yang lebih murah. Ini menjadi sebab Ketika saat menjelang ibadah haji muncul agen-agen perjalanan haji dadakan, keberadaan agen-agen pemberangkatan ibadah haji yang tidak resmi, namun sudah menjadi tradisi rutin bagi para pekerja migran. Agen-agen ini yang menjadikan jamaahnya adalah Jamaah Haji Koboy
Melakukan ibadah haji dengan cara ini khususnya dikenal oleh kalangan tenaga kerja asal Indonesia dengan istilah “Haji Koboy”. "Ngoboy" dianggap satu-satunya cara yang paling murah, ringan, dan seru. Murah karena harga yang ditetapkan oleh para agen tidak semahal dengan harga resmi yang dilansir oleh pemerintah. Ringan dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan para calon jamaah haji terutama TKI asal Indonesia. seru karena tidak ada batasan waktu dan peraturan, sehingga ibadah haji dengan cara ini bisa dimanfaatkan sambil berwisata.
Saya termasuk 1 dari banyaknya ummat muslim di Arab Saudi yang melakukan perjalan “haji koboy”. Jarak tempat tinggal ke kota Mekkah yang cukup jauh, hingga butuh perjalanan 20 jam dari kota Dammam-provinsi saya tinggal- menggunakan moda transportasi darat. Membuat saya memilih untuk menjadi jamaah haji koboy. Selain biaya dokumen resmi, jika memnggunakan dokumen resmi juga diharuskan menggunakan pesawat terbang menuju mekah yang pasti biayanya akan jauh lebih boros ketimbang menggunakan bus. Double pokoknya biaya yang dikeluarkan. Itulah kenapa haji koboy lebih diminati ketimbang yang resmi.
Sebelum berangkat, jamaah dianjurkan untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu kepada para agen “haji koboy”, sekedar sebagai keterangan bahwa calon jamaah harus mendapatkan fasilitas menginap selama prosesi haji.
Perjalanan dimulai ketika tiba di kota mekkah. Dari Terminal Bus SAPTCO di Kota Dammam langsung dibeli tiket jurusan Jeddah, 4 hari sebelum 9 Dzulhijjah. Di dalam perjalanan menuju Jeddah, kurang lebih menghaibskan waktu 18 jam. Setibanya di Jeddah saat itu tidak langsung menuju Mekkah, ada sebuah camp penginapan pekerja industry yang disulap menjadi tempat singgah. Saat malam hari, barulah para jamaah mulai mencari para supir taksi yang siap nekat mengantarkan para jamaah haji koboy menuju gerbang kota Mekkah dari Jeddah tanpa dokumen haji resmi.