Namun diceritakan kemudian mereka (kaum muda Thailand) menyadari bahwa rokok mengandung racun dan sangat tidak baik untuk kesehatan, hanya saja karena fikiran dan jiwanya telah dilemahkan oleh sebuah narasi candu, maka mereka pun selalu mengurungkan niatan untuk berhenti merokok.
Dalam hal ini jelas hanya terdapat faktor kebiasaan saja, sejatinya tidak terdapat efek zat adiktif pada setiap rokok. Yang menyebabkan seorang perokok merasa nyaman adalah aktifitas keseharianya dengan rokok bukan dengan zat-zat yang ketika dikonsumi tubuh maka akan mebuat kecanduan.Â
Kata kuncinya adalah seorang perokok tidak ingin segera meninggalkan sesuatu yang membuat dirinya nyaman, bukan karena rokok memiliki zat adiktif, melainkan seorang perokok telah dibuat takut dan khawatir ketika ia berhenti merokok maka dirinya tidak mendapatan lagi kenyamanan dan ketenangan ketika ia merokok. Sehingga ia berfikir jika ia telah kecaduang rokok, dan ia akan terus menerus merokok selagi rokok masih ada dan legal.Â
Lalu apakah ketika seorang perokok berhenti dan putus dengan zat-zat yang terkandung dalam rokok akan mengalami depresi, jiwa tidak tenang, dan hal buruk lainya? Tentu tidak jika kita yakin bahwa tubuh ini akan baik-baik saja tanpa aktifitas merokok. Jalan keluar sederhana adalah kita hanya tinggal mebiasakan diri untuk tidak merokok, untuk tidak memaksa otak dan tubuh kita memunculkan perasaan nyaman tanpa batuan zat yang membuat nyaman dari rokok, dan yakini ini akan berhasil dengan singkat dan mudah. Nyaman tanpa zat-zat yang katanya candu.
Singkatnya tidak terdapat zat yang menyebabkan seseorang kecanduan dalam rokok, ini hanya perihal kebiasaan yang sangat mudah merubahnya dengan kebiasan yang lebih baik.
Ditulis di Kota Dammam, 2015
diperbarui di bogor 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H