Mohon tunggu...
Nur Laeli Fauziah
Nur Laeli Fauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terlalu sering membaca wattpad dan menonton drama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Kita

14 September 2022   04:15 Diperbarui: 14 September 2022   04:16 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan sia-siain kepergian Kinanti yang udah ngasih jantungnya ke lo Ta, itu bukti cinta dia ke lo". Ujar Dina

"Gue mohon temuin gue sama dia. Gue kangen sama dia, dia pasti udah nunggu gue lama, dia pasti kesepian. Gue mohonnn". Ujar Genta memohon

        Mereka akhirnya mengantar Genta ke tempat peristirahatan terakhir Kinanti. Selama perjalanan, Genta hanya diam melamun dengan air mata yang terus menetes. Sesampainya di depan makam, Genta langsung memeluk nya seolah Kinanti yang berada dihadapannya sedang menyambut.

"Sat, dia udah janji kalau kita bakal sama-sama selamanya, terus kenapa dia ninggalin gue kaya gini. Dia ngelanggar janji dia Sat" Genta menangis di depan pusara Kinanti dengan disaksikan sahabat-sahabatnya. 

"Lo harus ikhlas Ta, Tuhan lebih sayang sama dia. Tuhan pengin dia disisi-Nya biar dia ngga sakit lagi Ta". Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Satria.

"Vin, lo kakaknya kan. Bangunin dia Vin, bangunin dia,,, gue kangen sama dia. Dia pergi ninggalin gue bahkan tanpa berpamitan sama gue. Dia ngga mengucapkan salam perpisahan sama sekali, bahkan gue ngga bisa lihat dia untuk yang terakhir kalinya".  Genta terus menangis. "Ta, gue kakaknya, gue juga sama kehilangannya kaya lo. Jadi kita sama-sama berusaha ikhlasin Kinanti Ta". Itu tanggapan Kevin, kakak Kinanti.

"Takdir jahat sama kita Kinan, takdir ngga ngasih kesempatan kita untuk bersama. Kenapa Tuhan memberikan kita cinta kalau pada akhirnya kita tidak bisa bersama Kinan. Kamu pergi terlalu cepat, banyak waktu yang belum kita habiskan bersama Kinan."

        Setelah lama mereka di sana, mereka lalu membujuk Genta untuk pulang. Sebelum Genta masuk rumah, Susan memberikannya sebuah surat beserta barang-barang yang pernah Kinanti titipkan kepadanya untuk Genta. Sesampainya di kamar, Genta lalu membuka pemberian Kinanti dan membaca surat tersebut.

        Hey kamu, singaku, terimakasih karena selalu berusaha buat aku bahagia, dengan kehadiranmu aku merasa terobati. Maaf ya aku ngingkarin janji yang kita buat, maaf aku pergi lebih dulu, aku sudah terlalu lelah dan ngga kuat lagi. Jangan terlalu sering menangisi kepergianku ya. Aku ngga pernah pergi dari kamu kok, aku selalu ada di hati kamu. Aku di sini akan selalu memantau kamu, jadi kalau kamu kangen sama aku liat aja bintang dan pegang di mana letak jantungmu berada, kamu pasti akan merasakan kehadiranku. Ikhlasin aku ya, jalani hidupmu dan ciptakan kebahagiaan yang baru. Love you to the moon and back. Kinanti

        Dengan memeluk surat yang Kinanti tulis, Genta hanya bisa menangis dan meratapi kepergiannya. Hal yang paling membuatnya menyesal adalah karena dia tidak bisa mengantarkan Kinanti ke rumah barunya, dia tidak bisa mengucapkan betapa dia mencintai Kinanti untuk yang terakhir kalinya. Namun waktu tentunya terus berjalan, waktu tidak akan berhenti hanya untuk mereka. Ternyata mereka tidak menjadi KITA untuk selamanya di masa sekarang. Namun mungkin dikehidupan selanjutnya mereka akan bertemu dan bisa berbahagia bersama menjadi KITA yang sesungguhnya (Kinanti dan Genta)

Purwokerto, 14 September 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun