Kisah ini bermula dari sebuah kebetulan yang apakah akhirnya akan menjadi sebuah kebahagiaan ataukah kesedihan. Entah siapa yang mengawalinya, namun kisah ini dimulai dari mereka, iya betul mereka,,, mereka yang menginginkan sebuah kebahagiaan untuk tetap bersama. Namun seperti apa yang dikata orang; bukankah hidup itu panggung sandiwara, hidup itu penuh dengan drama, tempat dimana orang-orang menjalani kehidupan mereka entah itu sebuah kenyataan hidup ataupun mereka hanya sedang berkamuflase di depan orang-orang tentang kehidupan mereka. Tentunya tidak mudah untuk menjalankan panggung ini, dengan banyaknya tokoh yang berperan dalam kisah ini yang nantinya akan memberikan warna di dalamnya. Lalu apakah mereka bisa menciptakan akhir yang bahagia menurut mereka? Atau apakah takdir akan berlaku kejam dengan memisahkan mereka setelah semua perjuangan yang mereka lakukan?....Â
    Dan di sini untuk pertama kalinya mereka bertemu, ya di rumah sakit ini. Kinanti dengan glioblastoma yang sangat betah bersarang di kepalanya dan Genta dengan jantung yang detaknya seolah kian melambat tidak pada porsinya. Pertemuan dua insan ini merupakan awal dari pertemuan lainnya yang nantinya membuat mereka saling membutuhkan dan menjadikan satu sama lain sebagai alasan untuk tetap bertahan. Semakin lama mereka semakin sering bertemu dan menjadikan mereka saling akrab dengan para sahabat masing-masing. Mereka beberapa kali berlibur bersama dengan mengumpulkan para sahabat untuk menciptakan kenangan-kenangan indah dalam hidup mereka. Mereka saling melewati hari dengan canda-tawa dan juga tangisan. Keluarga dan para sahabat mereka selalu memberikan support kepada Kinanti dan Genta agar tidak patah semangat. Kehidupan mereka lalui bersama dengan penuh perjuangan melawan penyakit yang mereka derita.
"Kinanti, kamu adalah hal terindah yang pernah Tuhan kasih ke aku. Kamu wanita tercantik setelah ibuku. I love you to the moon and back" itulah kalimat yang sering diucapkan Genta yang menunjukkan betapa bersyukurnya dia memiliki Kinanti dan betapa dia sangat mencintai Kinanti.
"Ta, aku bersyukur Tuhan menghadirkan kamu dalam hidupku. Dengan adanya kamu, kehidupanku tidak lagi melelahkan. I love you to the moon and back". Kinanti.
    Sekian lama mereka bersama dengan berbagai drama kehidupan, berjuang bersama dan berusaha bertahan. Namun setelah apa yang mereka usahakan dan doakan bukankah semua ada di tangan Tuhan. Bukankah keajaiban untuk mereka sangat minim adanya. Apakah Tuhan masih berbelaskasihan memberikan waktu untuk saling bersama, ataukah takdir yang begitu kejam memisahkan mereka nantinya. Memisahkan dua insan yang saling mencintai.
    Pada suatu hari, kondisi mereka menurun drastis, dimana Kinanti harus meninggalkan Genta terlebih dahulu. Dia mendonorkan jantungnya yang ternyata cocok dengan Genta. Dan ternyata sudah lama Kinanti mendaftarkan dirinya sebagai pendonor jantung untuk Genta. Pada hari itu juga Genta melakukan operasi transplantasi jantung dan hari berikutnya Kinanti dikebumikan tanpa hadirnya Genta.
     Pascaoperasi, Genta selalu menanyakan keberadaan Kinanti. Namun yang dia dapatkan hanya berupa jawaban 'Kinanti ada, dia lagi fokus ke kesehatan dia, jadi lo fokus aja sama pemulihan lo dulu' selalu saja para sahabat dan keluarganya menyuruh ia untuk jangan mencemaskan Kinanti. Pada awalnya Genta hanya percaya saja, namun setelah sekian lamanya pemulihan yang ia jalani, ia sudah sangat curiga akan ketidakhadiran Kinanti selama ini. Dengan perlahan mereka memberikan berita kepergian Kinanti beberapa bulan yang lalu. Genta merasa terkejut, sedih, kecewa sekaligus marah kepada semua orang. Kenapa tidak ada yang memberitahu kepadanya tentang berita tersebut.
"KALIAN SEMUA PASTI BOHONG, Kinanti ngga mungkin ninggalin gue, dia cinta sama gue. Kita bakal bareng-bareng terus". Genta selalu menyangkal info itu.
"Lo harus terima semua ini Genta, dia udah ngga sama kita lagi, dia pergi Genta, dia pergi". Ujar Nia, sahabat Kinanti sambil tersedu
"Iya Ta, lo harus terima, lo harus ikhlas Ta". Ujar Rian dan sahabat lainnya.
"Ini semua salah gue, Kinanti pergi gara-gara gue. Kalau aja Kinanti ngga ngasih jantungnya ke gue, dia pasti masih disini sama kalian. Kenapa dia harus ngasih jantungnya sama gue, kenapa!. Lebih baik gue yang pergi dari pada dia". Genta