Mohon tunggu...
Auliana Puspaningrum
Auliana Puspaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Learn to know more!

A postgraduate student from Trisakti School of Tourism who loves to learn and experience new things from hospitality and tourism!

Selanjutnya

Tutup

Trip

Puncak Pato, Wisata Sejarah dan Keindahan Panorama di Bukit Marapalam

23 Februari 2022   21:05 Diperbarui: 23 Februari 2022   21:12 2833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada umumnya, ketika wisatawan pergi berkunjung ke tempat wisata puncak gunung, kebanyakan area yang wisatawan kunjungi hanya menyajikan keindahan pemandangan dan pohon pohon tinggi menjulang yang ada di sekitar area tersebut. Lain halnya, jika para wisatawan berkunjung ke puncak gunung yang satu ini. Wisata Puncak Pato, namanya. Terletak di Kecamatan Lintau Buo Utara, di Nagara Batu Bulek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Puncak Pato ini selain memiliki pemandangan yang luarbiasa indah, banyak pohon pinus dan udara yang sangat sejuk, serta ada juga peristiwa peristiwa bersejarah yang dapat dipelajari selagi berwisata. Salah satu contoh peristiwa bersejarahnya adalah peristiwa sejarah Minangkabau yang disebut dengan Sumpah Satiah Bukit Marapalam. Untuk mengetahui lebih lanjut lagi, di dalam artikel ini akan dijelaskan lebih mendalam tentang bagaimana indahnya Puncak Pato serta peristiwa bersejarah yang ada di dalamnya.

Wisata Puncak Pato adalah wisata yang sangat digemari oleh masyarakat setempat. Tempat wisata ini sudah lama dan selalu ramai dikunjungi di akhir pekan maupun hari biasa, baik anak-anak, remaja, maupun orang tua karena memang unik dan sangat menarik untuk di kunjungi. Tidak sedikit juga pasangan muda mudi yang mengunjungi tempat ini, dikarenakan tempat ini tergolong tempat yang romantis dan cocok untuk bercengkrama. Puncak Pato menawarkan panorama yang indah, pemandangan alam yang sangat luar biasa yang dapat membuat para pengunjung betah untuk berlama-lama di area ini. Untuk kebersihannya pun sangat terjamin karena area Puncak Pato selalu dibersihkan dan dikelola, serta dipantau dengan baik oleh para pegelola.

Ketika wisatawan berada di atas Puncak Pato, wisatawan akan melihat pemandangan pemukiman penduduk Kecamatan Sungayang, yang disertai dengan hamparan sawah yang indah dan hijau. Apabila wisatawan datang pada saat cuaca cerah, maka wisatawan dapat melihat keindahan danau Singkarak, walaupun terkadang tertutup awan pada kondisi cuaca tertentu. Tetapi, bukan itu saja yang dapat wisatawan lihat di Puncak Pato. Dari atas puncak, wisatawan dapat melihat gunung merapi dengan sangat jelas dan dapat terlihat juga asap yang membumbung tinggi yang di keluarkan gunung Merapi tersebut.

Udara di Puncak Pato ini terbilang cukup dingin, baik malam, maupun di siang hari. Hal ini menyebabkan warga dan masyarakat untuk memanfaatkan kelebihan cuaca ini dengan menanam berbagai sayuran, berbagai macam tanaman, serta tanaman tebu. Dari hasil tebu tersebut, masyarakat juga banyak yang membuat gula saka, yang proses pembuatannya dapat dilihat secara langsung, serta produk hasilnya dapat dibeli dan dinikmati.

Peristiwa bersejarah yang ada di Puncak Pato adalah Sumpah Patiah Bukit Marapalam. Sumpah Patiah Bukit Marapalam memegang pengaruh yang sangat besar terhadap budaya adat Minangkabau hingga sekarang ini, dikarenakan sumpah ini dibuat agar tercapainya kesepakatan antara kaum agama dan kaum adat Minangkabau. Di dalam perjanjian ini, ada kesepakatan yaitu menyatukan kaum adat dan kaum agama, dimana ini bukan suatu hal yang dipertentangkan. Isi Sumpah Satiah Bukit Marapalam adalah; "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" yang artinya, "Adat yang di dasarkan kepada agama islam dan syari'at di dasarkan kepada Al-Qur'an dan Hadist."

Dokpri
Dokpri

Setelah tercapainya kesepakatan ini, maka untuk itu didirikan tiga buah patung niniak mamak yaitu orang yang di tuakan dalam adat, atau disebut juga dengan "Tungku Tigo Sajarangan" dalam mengenang sejarah tersebut. Tidak lupa juga, adanya rumah adat khas Minangkabau dengan karakteristik utamanya yaitu bangunan yang beratap tingkat, berundak dan bergonjong.

Dokpri
Dokpri

Apabila berbicara destinasi wisata, tentu tidak dapat lepas dengan pengelolaan dan pelayanan. Pada awalnya, Wisata Puncak Pato terdapat banyak sampah yang berserakan, coret-coretan dinding dengan kata yang tidak enak, dan terlihat seperti tidak terkelola dengan baik.

Namun, sekarang pemerintah setempat sudah mulai memperbaiki hal tersebut, seperti sudah di bangunnya tempat ibadah, WC Umum, pengecatan ulang, pengolahan sampah, dan banyak fasilitas umum lainnya yang akan kita temui di Puncak Pato. Selanjutnya, jalan menuju Puncak Pato sudah diperbesar agar wisatawan yang berkunjung ke tempat ini akan semakin nyaman. Fasilitas lainnya yang dapat wisatawan temukan di sini adalah banyaknya tempat duduk bagi wisatawan yang ingin bersantai sambil melihat pemandangan yang indah.

Untuk pelayanannya, dikarenakan para penjaga dan petugas di Puncak Pato adalah masyarakat dan penduduk setempat, maka untuk ke-ramah tamahannya tidak dapat diragukan lagi. Sudah pasti ramah, dan melayani dengan baik. Dengan pengelolaan yang benar oleh pemerintah daerah, dihasilkan pula pelayanan dan kinerja yang selalu meningkat. Bahkan, pemerintah daerah mempekerjakan Ibu Rumah Tangga yang berjuang menghidupi keluarganya sebagai salah satu penjaga tiket pintu masuk di Puncak Pato. Sehingga, penduduk dan masyarakat memiliki kontribusi langsung terhadap destinasi wisata yang berada di daerah mereka sendiri.  

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Puncak Pato ini di sarankan agar membawa bekal makanan atau membelinya terlebih dahulu sebelum masuk pintu gerbang Puncak Pato, karena di dalam area puncak tidak ada warung atau kios yang menjual makanan. Jika wisatawan ingin mengunjungi wisata Puncak Pato, cukup dengan membeli karcis dengan harga Rp 5.000 per orang, dan pada hari libur, maka biasanya harga masuk akan lebih dari hari biasanya. Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Puncak Pato agar berhati-hati karena di jalan menuju puncak terdapat banyak tikungan, dan agak licin ketika hujan turun.

Disusun oleh: Cindy Lestari & Auliana Puspaningrum, Mahasiswa Magister Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun