Kesukaan saya dengan "sego kucing" ternyata menular pada anak semata wayang saya. Jika pulang, seolah jadi agenda rutin untuk ngajak anak saya menikmati menu kesukaan bapaknya ini.
Lebih senang lagi, di kantor saya di Jakarta ternyata mulai ada orang baik yang dengan iklas berbisnis angkringan "sego kucing", he.he... Kehadirannya mampu mengobati rindu saya pada menu ini.Â
Mungkin "sego kucing" berjodoh dengan saya, apalagi sebagai seorang PNS yang hidup di Jakarta tentu sangat membantu meringankan biaya hidup. Tapi sekali lagi, jangan tanya kandungan gizinya ya.. karena itu tak penting. Terpenting bagi saya rindu "sego kucing" bisa terobati, karena ia berjasa bagi saya sebagai mahasiswa modal dengkul kala itu.
Sayapun percaya, "sego kucing" akan terus ada mengikuti perkembangan zaman. Bagi saya "sego kucing" adalah the legend dan selalu nganeni.
