Mohon tunggu...
Kang Chons
Kang Chons Mohon Tunggu... Penulis - Seorang perencana dan penulis

Seorang Perencana, Penulis lepas, Pemerhati masalah lingkungan hidup, sosial - budaya, dan Sumber Daya Alam

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pulau Morotai, di antara Jejak Heroik Jendral Mc Arthur dan Geopolitik yang Terabaikan

8 Juni 2018   22:28 Diperbarui: 9 Juni 2018   10:36 2523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangkai pesawat jejak PD II/koleksi pribadi

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Ku pandangi kondisi sebuah bangunan berwarna biru dengan cat yang terkelupas, dikelilingi rimbunnya semak belukar. Baru sadar bangunan tersebut ternyata merupakan sebuah pangkalan militer TNI Angkatan Udara.

Aku terhenyak, sungguh miris bangunan yang menurutku tidak layak sebagai sebuah pangkalan militer udara, dengan atap yang banyak bocor, dan dinding yang mulai lapuk, dan fasilitas lain nyaris tanpa perawatan.

Hatiku mulai teriris, betapa kawasan yang menurutku sangat strategis sebagai basis pertahanan terdepan justru mempunyai pangkalan militer dengan kondisinya seperti ini?! dengan segala keterbatasan! Padahal sebuah pangkalan militer menurutku adalah sebuah bentuk supremasi untuk menunjukkan pada dunia bahwa bangsa ini tidak layak untuk diinjak-injak kedaulatannya.

Aku tertegun seraya duduk di atas bongkahan batu karang yang menjulang, jauh memandangi Tanjung Dehegila dengan tumpukan beton-beton dan besi-besi baja tua yang menancap bekas sandaran kapal-kapal perang tempo dulu.

Benakku seolah melayang flashback mencoba merasakan bagaimana gejolak peperangan maha dasyat yang melibatkan ratusan ribu tentara heroik antara tentara Sekutu dengan Jepang dalam mempertahkan sebuah supremasi atas penguasaan dunia. Aku tah tahu apakah perang itu atas nama kebenaran untuk menumpas kebathilan seperti dalam cerita Mahabarata?

Bangkai pesawat jejak PD II/koleksi pribadi
Bangkai pesawat jejak PD II/koleksi pribadi
Aku mencoba menganalisa, kenapa mereka justru memilih Morotai sebagai basis pertahanan mereka selama beberapa tahun, bahkan Jenderal Douglas Mc Arthur sendiri menjadikan Morotai bak tempat tinggalnya untuk beberapa lama. Tengoklah Pulau Zum-zum bagian gugusan kepulauan Morotai yang menjadi tempat tinggal sang Jenderal ini, dimana disana berdiri tegak patung kepala sang Jenderal sebagai saksi bisu.

Saudaraku, ternyata pulau mungil ini mempunyai nilai strategis secara geografis dan geopolitik. Secara geografis Morotai berada tepat di bibir  Pasifik yang sangat strategis karena menghadap langsung pada kawasan Asia Pasifik, inilah yang menyebabkan secara geopolitik Morotai mempunyai arti tersendiri bagi Sekutu sebagai basis pertahanan terdepan.

Pertanyaannya saudaraku, lantas bagaimana dengan negeri ini? Ah, sungguh ironis bagaimana tidak, pangkalan militer yang mestinya menjadi basis pertahanan terdepan negeri ini saja dibiarkan dengan segala keterbatasan, bahkan aku tak melihat satupun pesawat tempur atau sarana persenjataan sekalipun, apalagi kapal perang teronggok disana!

Lebih ironis lagi saudaraku, ternyata sarana persenjataan dan alat tempur yang canggih-canggih, bahkan leopard yang baru dibeli dengan segala kontroversinya itu dibiarkan teronggok begitu saja terpusat di  Jawa.

Saudaraku, bagiku tanpa ada penguatan di kawasan terdepan negeri ini, maka tak ada benteng lagi untuk mempertahankan kedaulatan negeri ini. Aku bahkan kadang berfikir, dimana nasionalisme itu?

Bangkai-bangkai pesawat dan tank-tank tempur yang teronggok di pesisir dan di dalam laut Morotai bagiku adalah sebuah catatan bagi anak bangsa ini, betapa pulau mungil ini punya arti dan nilai yang tak terkira, nilai yang akan mampu membawa nama besar bangsa ini, bangsa yang mempunyai supremasi dan harga diri di mata dunia. Sayangnya bangsa ini tak menyadarinya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun