Mohon tunggu...
Kang Chons
Kang Chons Mohon Tunggu... Penulis - Seorang perencana dan penulis

Seorang Perencana, Penulis lepas, Pemerhati masalah lingkungan hidup, sosial - budaya, dan Sumber Daya Alam

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menjaga Kedaulatan Laut melalui "Prosperity Approach"

15 Mei 2018   15:02 Diperbarui: 15 Mei 2018   18:01 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam upaya mewujudkan perttumbuhan ekonomi yang berbasis ekonomi maritim, maka diperlukan langkah strategis dengan melakukan percepatan pengembangan kawasan terluar dan perbatasan yang memiliki nilai strategis tinggi, baik nilai strategis ekonomi maupun geopolitik. Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam hal ini telah melakukan upaya percepatan pergerakan ekonomi pada kawasan terluar danperbatasan yaitu dengan menetapkan 20 (dua puluh) kawasan strategis sebagai kawasan yang menjadi fokus Program Pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Secara Terpadu (PSKPT). 

Program ini tentunya memiliki nilai penting, yaitu : (1) secara ekonomi, diharapkan akan mennjadi embrio bagi pergerakan ekonomi wilayah dan diharapkan menjadi penghela bagi kawasan lain disekitarnya; dan (2) secara geopolitik, menjadi langkah strategis dalam upaya menjaga kedaulatan NKRI melalui pendekatan kesejahteraan "Prosperity approach".

Tentu kita berharap program ini akan memberikan dampak positif bagi pergerakan ekonomi, lokal, regional dan nasional, dan bukan hanya itu program ini akan mampu memperkuat Indonesia secara geopolitik. Namun yang perlu menjadi catatan, bahwa pergerakan ekonomi atau pertumbuhan kawasan perbatasan akan terwujud jika pada suatu kawasan mampu dibangun secara terintegrasi, dimana rantai sistem produksi berjalan secara efektif. 

Kawasan terluar dan perbatasan harus diposisikan bukan hanya sebagai objek basis sumberdaya saja, tapi harus pula dibangun unsur penunjang dengan mendorong terbentuknya kawasan yang berbasis produksi.

Pengembangan kawasan terluar dan perbatasan juga tidak bisa dilakukan secara parsial, namun optimalisasi pemanfaatan sumberdaya harus dilakukan secara holistik, terintegrasi dan berkelanjutan dengan melibatkan lintas sektoral dan elemen stakeholders. 

Perencanaan program harus secara matang dilakukan terutama dalam melakukan pemetaan potensi sumberdaya yang berbasis unggulan daerah, pemetaan terkait potensi penunjang lainya serta pemetaan terkait skenario dan langkah antisipatif atas potensi, peluang dan tantangan dalam pengembangan wilayah terluar dan perbatasan, sehingga program benar-benar mampu berkesinambungan dan tidak hanya dirasakan pada awal periode pelaksanaan program saja.

Terlepas dari seberapa kekuatan Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia, namun yang terpenting adalah bagaimana upaya optimalisasi pemanfaatan nilai ekonomi sumberdaya kemaritiman. Ingat sejak era sentralistik sampai era desentralisasi seperti saat ini, hampir seluruh perputaran uang, sumberdaya manusia (terdidik dan terampil), dan kebutuhan logistik terkonsentrasi di pusat-pusat kota besar (industri), sementara daerah yang notabene merupakan basis sumberdaya alam hanya menjadi objek eksploitasi dan justru menjadi daerah yang seolah tidak menarik bagi masuknya investasi karena keterbatasan akses. Itulah sebabnya daerah-daerah tersebut kondisinya sangat memprihatinkan.

Program "tol laut" sebagai bagian dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia seyogyanya harus menjadi media bagi terwujudnya sebuah pemerataan pertumbuhan ekonomi bagi daerah-daerah yang menjadi basis sumberdaya. Oleh karena itu, Pemerintah saat ini mestinya juga fokus untuk menggarap potensi yang ada yaitu melalui pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi pada kawasan-kawasan strategis yang berbasis pada optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam yang menjadi unggulan/potensi daerah, dimana tol laut menjadi unsur pendukung dalam mewujudkan efesiensi melalui jaminan konektivitas dan distribusi hasil produksi unggulan daerah.

Sumberdaya alam yang dihasilkan harus diproduksi dan dirasakan nilai tambahnya oleh masyarakat lokal. Itulah sejatinya makna kekuatan ekonomi yang sebenarnya yaitu ada jaminan bagi pemerataan ekonomi yang berkeadilan di berbagai daerah tanpa terkecuali. Poros maritim harus dimulai dengan menggerakan roda perekonomian terutama pada daerah-daerah yang menjadi bagian muka negeri ini. 

Kita ambil contoh misalnya, Kabupaten Pulau Morotai yang tepat berada di bibir Samudera Pasifik, mempunyai nilai strategis ekonomi SD Kelautan dan Perikanan yang luar biasa besar (Perikanan, Parawisata) yang sangat potensial menjadi pintu gerbang kawasan ekonomi bagian timur karena lokasinya yang sangat strategis berbatasan langsung dengan negaranegara Pasifik. Disamping itu, secara geopolitik kawasan ini sangat strategis sebagai basis kekuatan pertahanan keamanan Indonesia.

Melalui makalah ini, harapan sangat besar penulis sampaikan agar Bakamla ke depan dapat mampu menjadi garda terdepan sebagai penjaga kedaulatan laut, dimana bukan hanya memfokuskan pada upaya-upaya yang bersifat security approach, namun juga mendorong pendekatan yang berbasis pada upaya meningkatkan kesejahteran masyarakat pesisir khususnya di kawasan-kawasan terluar dan perbatasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun