Mohon tunggu...
Leeanna Momon
Leeanna Momon Mohon Tunggu... -

Travelling, Makan, Nonton ~ Xiamen-China (tapi ttp cinta Indonesia)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kereta Tidur Pertama Saya (Summer Holiday Part 1)

26 Agustus 2014   05:07 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:33 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hayooo tebak siapa tahu nama tempat yang sekarang saya jadikan foto profil ?

Nantinya saya juga akan menceritakan perjalanan saya menuju tempat tersebut, jadi sedikit sabar saja ya :)

2014 liburan musim panas saya lalui dengan waktu satu bulan yang penuh dengan cerita jalan-jalan, maka dari itu saya membuat bagian-bagian untuk artikel yang saya akan tulis untuk selanjutnya. Namun intinya bukan hanya cerita jalan-jalan, melainkan ada cerita sosial di baliknya, jalan-jalannya sebenarnya hanya bonus saja.

Pada semster ini saya mengikuti kegiatan bakti sosial untuk menjadi relawan mengajar di daerah yg lumayan 'nggunung' konon katanya. Dari 52 orang relawan, hanya terdapat 5 orang mahasiswa luar negeri yang ikut serta, termasuk saya didalamnya. Proses seleksi tidak mudah, karna kami harus menyingkirkan kurang lebih seribu mahasiswa terdaftar. Setelah mengikuti mangadakan serangkaian kegiatan sebelum kami diberangkatkan ke lokasi pengajaran, menjalankan ujian akhir semster, kami siap diberangkatkan. Jishishan adalah salah satu kota di provinsi Gansu, Tiongkok, yang dikenal sebagai daerah dengan jumlah suku minoritas terbanyak untuk di satu provinsi, dan keadaan kekurangan di provinsi ini hampir merata. Dan dari universitas ini, kami mengemban misi sosial untuk menjadi relawan mengajar selama satu bulan untuk teman-teman kecil kita yang kurang mampu. Untuk menuju lokasi, kami harus menempuh perjalanan kurang lebih selama 3 hari.

15 Juli 2014 kami berangkat dari kota Xiamen menggunakan bus  menuju terminal pelabuhan kita pertama di kota Fu Zhou yang selanjutnya menuju terminal kedua di stasiun kereta Gansu, yang selanjutnya perjalanan masih akan dilanjutkan sampai sekolah-sekolah yang dituju. Banyak hal yang membuat saya tidak sabar untuk menjalankan misi ini, saya pikir pasti akan banyak juga hal yang baru akan saya temui di perjalanan ini, salah satunya seperti naik kereta tidur ! Yap, ini adalah pengalaman pertama saya menaiki kereta tidur. Bahkan ketika saya ditanyai oleh seorang teman, bagaimana keadaan kereta tidur di Indonesia dengan disini? saya jujur tidak dapat menjawabnya, karena ya saya belum pernah sekalipun merasakan hentakan ranjang didalam kereta di Indonesia. Pertama kali kesan saya memasuki gerbong kereta ini adalah bersih, nyaman, dan rapi. Ketika kami masuk, para petugas satu per satu memeriksa barang bawaan kami apakah sudah diletakkan di tempat yang tepat. Ketika teman saya menaruh koper dengan posisi yang salah, maka petugas segera mengingatkan dan memastikan posisi koper dirubah dengan posisi yang semestinya. Kebetulan kami sebagian besar berada di satu gerbong kereta. Sayang sekali saya lupa untuk menghitung ada berapa ranjang di satu gerbong kereta, yang saya ingat pasti ya didalam gerbong terbagi menjadi banyak sekat, dan setiap sekat terdapat ranjang tingkat 3 sebanyak 2 set berjejer, jadi satu sekat terdapat 6 ranjang. Satu set ranjang terbagi menjadi ranjang bawah, tengah, dan atas. Nah saya sendiri kebagian di ranjang bagian tengah. Bagi saya ranjang tengah adalah bagian ranjang yang paling pas karena tidak banyak orang yang bisa duduk di ranjang saya, hahaha ! kalau di ranjang paling bawah, pasti banyak orang akan duduk-duduk disana, kalau ranjang paling atas naiknya bakalan susah setengah mampus, ya walaupun ketika diranjang tengah, kepala saya agak nunduk ketika duduk diranjang, jadi memang dasarnya didesign untuk tidak diduduki, namun untuk ditiduri. Di atas ranjang sudah tersedia satu bantal dan selembar selimut tebal. Dan yang saya paling suka adalah pelayanan petugas yang tidak tanggung-tanggung. Karena mungkin teman-teman pembaca tahu, sepertinya di Indonesia saya hanya menemui petugas pemeriksa tiket, namun si kereta Tiongkok saya beberapa kali menemui, petugas ini tidak hanya memeriksa tiket saja, namun masih bertugas membuang sampah di setiap sekat penumpang, membersihkan toilet, menyapu lantai gerbong, itu semua yang melakukan adalah petugas kereta. Hampir setiap jam petugas membersihkan sampah, oleh sebab itu kebersihan didalam kereta tetap terjaga. Namun tidak hanya peran petugas yang menjadikan kereta tetap bersih dan nyaman, saya pikir kesadaran para penumpang akan kebersihan juga ikut membantu. Saya lihat mereka sadar dimana membuang sampah, dan tidak seharusnya membuang sampah sembarangan walaupun sampah kulit kuaci sekalipun.

Malam hari sekitar jam 11 lampu dimatikan, saya kira mati listrik, eh ternyata lampu ini memang sudah diatur akan mati pada jam tertentu untuk menghemat energi tentunya, dan dengan alasan-alasan lain untuk membuat penumpang nyaman. Lampu besar dimatikan dan digantikan oleh lampu kecil yang terpasang di dinding gerbong. Walaupun ini musim panas, namun saya hampir tidak merasa kepanasan di dalam kereta, rupanya pendingin yang dipasangpun dinyalakan dengan suhu yang pas. Nyenyak, guncangan kereta pun tidak begitu terasa ketika kami tidur, bahkan saya sempat bermimpi malam itu. hehe. Kami menempuh perjalanan selama 3 hari 2 malam di kereta ini, perjalanan yang panjang dari daerah selatan Tiongkok menuju barat laut negara ini. Kadang ada beberapa stasiun pemberhentian yang kita dapat turun merelaksasikan otot yang tegang dalam perjalanan. Oiya, tukang-tukang dagangan di atas kereta mereka sangat rapi memakai seragam lho, penampilannya rapi seperti para petugas kereta lainnya, dan tentunya terdapat kesamaan dengan barang dagangan diatas kereta Indonesia, sama-sama harganya mahal, dua kali lipat dari harga pasaran, jadi, tentu saja pilhan untuk membawa bekal perjalanan sendiri itu sangat dianjurkan agar tidak menguras kantong, hehe.

Melalui jendela kereta saya menikmati perjalanan dan menikmati pemandangan geografi yang signifikan dari daerah yang berhijau menjadi daerah berpasir. Ini sangat signifikan, ketika kami berangkat dari selatan masih dapat kami lihat hijaunya pohon-pohonan yang berjajar, namun lama-kelamaan hanya ada pasi dan buki-bukit tandus yang kami temui. Inilah luasnya Tiongkok, dan inilah kereta tidur pertama saya :)

[caption id="attachment_355183" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 1. Lorong kereta tidur"][/caption]

[caption id="attachment_355184" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 2. Ranjang tidur bertingkat"]

1408978545276962646
1408978545276962646
[/caption]

[caption id="attachment_355185" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 3. Stasiun kereta pemberhentian Xi"]

1408978611871210247
1408978611871210247
[/caption]

[caption id="attachment_355186" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 4. Pemandangan yang tampak dari jendela kereta"]

1408978793383261928
1408978793383261928
[/caption]

[caption id="attachment_355187" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 5. Menikmati pemandangan"]

1408978856325613081
1408978856325613081
[/caption]

(to be continue...)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun