Mohon tunggu...
Ebes Supriyanto
Ebes Supriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Kasi Pelayanan Desa Lembarawa - Brebes

Santai, Tenang dan Relaks

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Aplikasi Submodality NLP

2 Oktober 2023   07:17 Diperbarui: 2 Oktober 2023   07:50 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Realitas eksternal tergantung dari realitas internal kita dalam meresponnya (NLP)

Oke kita lanjutkan tulisan saya yang kemarin biar makin asyik dalam mendalam ya.

Seperti yang sudah diperkenalkan terdahulu bahwa kita sudah punya modalitas panca indera berupa VAKOG yakni: Visual, Auditori, Kinestetik, dan Olvaktori Glustori.

Submodalitas atau submodality yakni rincian dari VAKOG diantaranya:

1. Visual submodality seperti warna warni merah, putih, kuning, kelabu, dan hijau dorrr! Itulah warna yang menjadikan kita tahu dunia dan seisinya begitu indahnya, termasuk bentuk besar dan kecil juga jauh dan dekatnya sebuah benda.

2. Auditori submodalitas nyanadapah berubah suara seperti keras dan pelan, merdu dan parau yang bisa kita tahu dari segala sesuatu yang kita dengar, seperti suara petasan yang begitu keras, tangisan anak kecil saat rewel,  klakson mobil yang melaju dijalan, dsb.

3. Kinestetik, berupa perasaan dalam tubuh kita seperti panas, sejuk atau dingin..kalau cuaca panas kita merasakan gerah ditubuh dan jika cuaca dingin kita merasakan sejuk atau bisaa kedinginan. Bisaa juga jika badan kurang sehat biasanya rasanya panas seperti demam dan cek shunya diatas 37 derajat.

4. Olvaktori, indera penciuman kita di hidung untuk mencium segala aroma atau bau seperti bau wangi atau bau busuk sebuah benda atau angin. Jika bau wangi kita biasanya merasakan sensasi senang dan jika bau busuk kita merasa tidak nyaman hidungnya.

5. Glustatori adalah indera pengecapan kita di mulut seperti manis, asin, pahit, asam, dsb. Rasa inilah yang membuat kita bisa merasakan makanan dan minuman terasa enak atau tidak di lidah. Lidah dan mulut kita dalam merespon tiap rasa makanan atau minuman tentunya berbeda beda tergantung selera, ada yang senang rasa agak manis ada yang senang agak asin, dsb.

Mari kita sedikit bermain dengan submodality kita. Semisal kita lihat dan perhatikan kenapa ada orang yang takut pada kecoa ada yang tidak, apalagi orang sudah pobhia maka akan merasakan takut yang ekstrim, padahal kecoa hanyalah binatang kecil yang sesungguhnya tidak membahayakan.

Kita lakukan simulasi kecil sekedar untuk permainan yang tentunya bisa sanga seru jika ternyata hasilnya bisa merubah ketakutan seseorang jadi netral.

Mari kita tanya pada orang tersebut kenapa dia takut kecoa, apakah dari bentuknya, warnanya/ visual, atau sensasi pernah merasakan tersentuh kecoa yang bikin dirinya merinding ketakutan/ kinestetik.

Nah setelah itu kita otak Atik rekaman dalam pikirannya dengan menanyakan secara detail seperti diatas, baik warna, bentuk, atau sensasinya.

Jika melihat warnanya yang cokelat kehitaman yang bikin takut maka minta padanya untuk merubah warna sesuai kesukaannya seperti warna pink, hijau, merah atau apapun sesuai kesukaannya.

Setelah itu tanyakan bentukannya apakah ada ketakutan? Jika takut dengan bentuknya maka minta padanya untuk merubah sedikit bentuknya lebih lucu seperti bayangkan bentuk Teletubbies atau apapun yang bikin dia senang.

Nah sekarang kita tanya sensasinya setelah merubah warna dan bentuknya. Biasanya akan berubah, yang tadinya membayangkan kecoa ketakutan sekarang akan lebih netral dan senyum.

Selamat mencoba. Be happy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun