Mohon tunggu...
Leanika Tanjung
Leanika Tanjung Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

The Lord is my sepherd

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengunci Indonesia, Perlukah?

15 Maret 2020   17:17 Diperbarui: 15 Maret 2020   17:11 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Corona membuat banyak orang yang bicara soal lockdown. Ketika Filipina mengumumkan lockdown terhadap Metro Manila karena kasus corona, banyak yang bertanya kenapa Indonesia tidak melakukan hal yang sama di Jakarta. Bukankah kasus corona di Jakarta nyaris sama dengan di Metro Manila saat itu?

Apa itu lockdown? Secara harfiah, lockdown berarti kuncian, mengunci. Kalau di penjara, istilah ini dipakai sebagai prosedur keamanan darurat di mana narapidana terkunci di sel mereka dan menolak hak istimewa untuk makan, mandi, dan berbagai hal lainnya. 

Secara umum, lockdown berarti setiap prosedur keamanan darurat di mana pihak berwenang melarang orang meninggalkan gedung, kompleks, rumah, dan lain-lain. Setiap orang harus tinggal di rumah, untuk masa waktu yang sudah ditentukan. Bisa sehari, dua hari, seminggu, atau bisa jadi dua minggu.

Corona yang merebak dan menjadi pandemi dunia, membuat sejumlah negara mengunci negaranya.  Sebut saja Italia, China, Denmark, Filipina, dan Irlandia.  San Marco di Venice, Italia, yang selalu ramai mendadak sepi setelah kebijakan lockdown diberlakukan.

Apa yang terjadi jika sebuah kota atau negara dikunci? Warga harus tinggal di rumah, tidak boleh keluar rumah dengan alasan apapun. Pekerja, yang bisa bekerja jarak jahu diminta bekerja dari rumah. Pelajar diliburkan dan kalau memungkinkan belajar online.

Bagaimana dengan pedagang di pasar, yang jualan keliling dengan gerobak, tukang es keliling, supir bajaj, supir mikrolet dan mereka yang bekerja hanya untuk mendapatkan uang buat besok. Mereka tidak punya simpanan.

Jangankan untuk seminggu, mereka  pedagang yang mendapat hari ini untuk makan besok.

Jika mereka tidak bisa berjualan sehari saja, apa yang akan terjadi? Mereka tidak punya uang untuk makan esok hari. Barang dagangannya, jika itu bahan makanan atau makanan bisa busuk.  Jika tidak bisa berjualan sehari, mereka mungkin masih bisa makan, tapi apakah kuncian sehari ada gunanya untuk menyetop penyebaran virus corona?

Paling tidak dibutuhkan lebih dari dua hari, dengan batas waktu seminggu misalnya. Jika ini diterapkan, apa yang terjadi?

Ketika pemerintah Cina memutuskan menerapkan lockdown di Wuhan, tempat di mana virus corona pertama kali ditemukan, sejak jam sepuluh pagi hari itu, semua transportasi publik, termasuk bus, kereta, penerbangan, hingga perjalanan kapal feri ditangguhkan. 

Sore harinya, mereka menutup jalan bebas hambatan dari Wuhan dan keesokan harinya, 12 daerah lain yang terhubung langsung dengan Wuhan juga ditutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun