Mohon tunggu...
Leanika Tanjung
Leanika Tanjung Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

The Lord is my sepherd

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Al Chaidar: "Ini Bukan Pengajian Biasa, tapi Korporasi Jihad yang Mencengangkan."

17 Maret 2019   15:15 Diperbarui: 17 Maret 2019   15:56 3132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Lalu bagaimana pertanggungjawaban kepada publik?  "Saya sebut mereka teroris. Banyak orang Islam yang marah, mereka sendiri menerima, bagi mereka itu heroik. Dan mereka menyebut diri mereka sebagai teroris yang baik."

Wajah Al Chaidar

Yang menggelitik adalah siapakah Al Chaidar? Pertanyaan itu muncul karena di tengah polisi sibuk mencari dan menelisik jaringan teroris, dia bisa dengan bebasnya bertemu dengan sebagian dari mereka. Pertanyaan dan jawabannya begitu menarik sehingga saya tuliskan dalam bentuk tanya jawab.

Saya: "Untuk apa sebenarnya mereka sering memanggil anda?"
Chaidar: "Mereka meminta saya ikut diskusi."
Saya: "Apakah anda tidak dicurigai sebagai "orang"nya polisi?"
Chaidar: "Mereka menganggap saya teman dengan tingkat trust, kepercayaan tertinggi. Kalau mau lebih tinggi lagi, harus kawin dengan salah satu dari mereka."
Saya:  "Bagaimana anda meletakkan posisi anda di antara mereka dan polisi?"
Chaidar (yang sudah berkali-kali diperiksa polisi): "Saya lebih nyaman berteman dengan mereka karena dalam relasi selama ini dengan kaum Mujahidin, saya lebih dimanusiakan ketimbang oleh polisi."  
Dia mengakui pernah dicurigai kelompok tersebut dan pernah dua kali disidang atau tabayun.  "Tapi kecurigaan itu lebih karena faksi," katanya. Dia dituduh menyebabkan tertangkapnya banyak orang di kelompok tersebut.  "Saya minta ditunjukkan siapa yang tertangkap karena informasi saya. Atau saya habis berkunjung dan dia tertangkap. Kalau terbukti, halal saya untuk dihukum mati. Dicari ternyata tidak ada, semua yang tertangkap karena ada yang tertangkap sebelumnya, jadi berdasarkan BAP-nya."  Imam Samudera tertangkap karena email dan jaringan telepon.  Ini membuat tingkat kepercayaan mereka pada saya makin tinggi.
Saya: Lalu siapakah anda di mata polisi?
Chaidar : "Saya tidak mengerti tapi saya merasa tidak nyaman dengan polisi. Saya sering diundang dan ditanya dan berusaha menjelaskan. Di mata polisi saya partisipan, di Mujahidin sebagai sahabat."

Saya: "Nurdin ada di mana?
Chaidar: "Dilihat dari gesture mereka, mereka cukup nyaman, kelihatannya tidak ada di banten. Tapi yang saya dengar dia sudah kawin ladi dengan seorang perempuan bernama Novi di Pandeglang."
Saya: "Kalau Nurdin  datang ke rumah anda, apa yang anda lakukan?
Chaidar: "Sama seperti Mullah Umar, saya akan melindungi dia."
Saya: "Fakta menunjukkan kelompok teroris itu ada, tapi pasti ada yang menunggangi  ketika terjadi aksi teroris?
Chaidar: "Negara selau punya komoditas pada saat tertentu untuk keselamatan negara. Ada yang murni gerakan teroris tapi ada juga yang ditunggangi.  Kita tidak boleh mengambil kesimpulan sebagian untuk keseluruhan.  Misalnya bom Istiglal, sepenuhnya dilakukan negara melalui agennya yang sudah direkrut melalui jaringan teroris ini.
Saya: "Kenapa JI pulang ke Indonesia?"
Chaidar: "Karena menurut Osama bin Laden, Indonesia termasuk negara yang kondusif."
Tanya:  "Apakah mungkin ada perjanjian damai dengan teroris? Siapa yang harus memulai?
Chaidar: "Ketaatan mereka pada fatwa adalah ketaatan pada perjanjian. Mereka sangat terikat dengan perjanjian, sebenarnya tidak harus langsung dengan terorisnya.  Ada dua kelompok yaitu Kelompok Nurdin M Top dan Kelompok Poso. Perjanjian dilakukan dengan aliansi atau Jamaah Islamiyah misalnya Ustad Abu. Walau mereka membentuk jamaah baru tapi tidak bisa begitu saja meninggalkan pucuknya, yaitu  Jamaah Islamiyah.
Saya:  "Apakah Nurdin bisa tidur nyenyak atau tidak?"
Chaidar:  "Dia bisa tidur, saya dengar dia kawin lagi di Pandeglang dengan seorang perempuan bernama Novi."
Ini bagian  paling menarik dari seorang Nurdin. Dia menerjemahkan preskripsi ketuhanan dalam fabel kehidupannya secara jenaka. Semua temannya akan bercerita bahwa dia orang yang ramah, murah senyum, dan jenaka.  Salah satunya soal pembekalan bagi sang "pengantin" calon pembawa bom bunuh diri. Mereka memang dibekali berbagai hal dengan metode Dauro atau Retreat, tapi disusupi hal-hal ringan dan jenaka.  
Dia menyebut "pengantin" karena ketika mati karena bom bunuh diri, mereka tak lagi melewati siksa kubur, langsung bertemu bidadari. Debu yang berterbangan usai sebuah bom meledak, diartikan para pelaku bom bunuh diri itu langsung dimandikan bidadari.  "Waktu bertemu Nurdin, ada dua calon "pengantin" disitu. Ketika mereka akan pamit dan mengucap salam, Nurdin bilang begini : I'll make you famous -- aku akan membuatmu terkenal." Kata Chaidar tertawa satir.

Jakarta, 28 Agustus 2009
Dari Diskusi Klub Buku dan Film SCTV dengan Al Chaidar
Penulis: Leanika Tanjung

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun