Laporan Sidney Jones menyebutkan jaringan ini sangat geneologis: kepercayaan tertinggi diberikan pada mereka yang mempunyai hubungan darah, atau menjadi saudara karena perkawinan. Â Jabatan strategis dan penting hanya diberikan pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah, baik karena keluarga atau perkawinan. Â "Kalau ada yang sangat pintar dan ingin diberi kepercayaan lebih besar tapi dia orang luar, maka orang itu akan dikawinkan dengan salah satu dari antara mereka," kata Chaidar.
Problem muncul ketika Dr. Azahari tidak mau dikawinkan dengan saudaranya Ustad Abubakar Baasyir. Sebuah jabatan tinggi yang sudah dipersiapkan untuknya urung diberikan. Â Azahari akhirnya hanya sebagai teknisi. Â Ini perbedaan mendasar dengan NII yang membolehkan orang baru masuk dan memegang posisi tertentu.
Mereka menyaring dengan sangat ketat, terutama orang "luar" yang tidak punya hubungan darah. Â Saringan pertama adalah geneologis. Sidney Jones pernah dengan jenaka mengatakan ada yang sudah diceraikan, dikawin anggota lain, cerai, kawin lagi dengan anggota lainnya sampai akhirnya dikawin lagi oleh orang pertama yang mengawininya. Â Chaidar punya istilah untuk ini: sebuah pergerakan keluarga yang trans-nasional.
Islam teroris
Chaidar membagi Islam menjadi tiga bagian : Muhammadiyah, NU, dan Islam Sempalan. Islam Sempalan dibagi lagi menjadi Islam Fundamentalis dan Islam Radikal. Â Irisan antara keduanya disebut Chaidar sebagai Islam Teroris.
Orang-orang yang diteliti Chaidar adalah mereka yang fundamentalis dan radikal.  Fundamentalis adalah orang yang  beragama tinggi tapi tidak dengan kesadaran politik tinggi. Mereka biasanya sangat memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan jargon-jargon agama seperti misalnya memelihara jenggot, baju muslim dll.
Dia mencontohkan Hambali yang sangat penolong karena dalam pahamnya membantu adalah ibadah. "Ketika suatu malam saya kehabisan rokok di rumah Ustad Abu Umar, Â dia menemani saya mencari rokok tapi ternyata kedai-kedai sudah tutup. Â Kami akhirnya mencari rokok sampai ke Kuala Lumpur yang perjalanannya sampai dua jam. Kami sampai di rumah Abu Umar sudah menjelang pagi," kenang Chaidar sambil tertawa. Hambali, yang kini berada di tahanan di Amerika sana, melakukan itu: "Karena dia fundamentalis ketimbang radikal. Bagi dia menolong adalah ibadah." Â Imam Samudera contoh yang radikal. Bagi dia lari lebih mulia, ketimbang tertangkap
Pemahaman lainnya adalah bagi mereka jihad adalah wisata umat, yang di dalamnya terkadang ada banyak perkawinan.
Syamsul Arifin keberatan dengan penggolongan yang dilakukan Chaidar, yang menyebutkan adanya Islam Teroris.  "Sebagai peneliti, anda juga harus melindungi Islam yang punya banyak wajah," katanya. Menurutnya, tidak ada Islam Teroris, yang ada  adalah teroris yang menggunakan Islam sebagai tamengnya. "Apakah anda tidak bermasalah dengan teroris? Apakah anda setuju dengan kekerasan? Samsul mencecar.
Chaidar menjawab: "Tidak masalah anda tidak setuju, tapi itu objek penelitian saya dan itu riel adanya. Kewajiban saya sebagai peneliti untuk melakukan kategori itu."
Dia mengakui ada banyak pertanyaan soal penggolongan yang dia lakukan, ada yang setuju, banyak juga yang anti. Â "Saya mengembalikan ke defenisi awal saja. Para fundamentalis adalah mereka yang memahami agama dengan kuat tapi minus politik." Kaum radikal sebaliknya. Â Mereka kuat dalam agama tapi juga berpolitik. "Kesadaran tinggi tentang Islam, ditambah politik tinggi menjadikan mereka teroris," kata Chaidar.