Seorang guru penggerak harus memiliki visi yang menjadi acuan dan tujuan seluruh proses pergerakannya. Guru penggerak dalam proses menuntun peserta didik sangat diharapkan memiliki visi impian agar kegiatan dan pergerakannya selalu memiliki arah dan tujuan. Seorang guru penggerak harus selalu memiliki gambaran seperti apa peserta didik yang diharapkannya setelah menyelesaikan pendidikan di sekolahnya atau setelah dituntunnya di sekolah. Visi itu sebagai acuan dan tujuan langkah seorang guru penggerak. Tujuan itu tercapai selalu dengan sebuah pengandaian bahwa guru mau untuk berubah dengan membiasakan budaya-budaya baru di sekolah sesuai dengan tujuan visi yang telah dibuatnya. Seorang guru penggerak akan mampu menuntun peserta didik sampai pada pencapaian kebhagiaan dan keselamatannya bial guru penggerak memiliki visi. Namun, apabila tidak memiliki visi sangatlah niscaya kalau tujuannya tercapai. Jadi, untuk dapat melaksanakn visi dan mencapai tujuan sangat diperlukan prakarsa perubahan yang muncul dari dalam diri karena melihat situasi dan pengalaman di sekitar.
Filosofi KHD Sebagai Landasan Menjalankan Visi Perubahan
     Filosofi pendidikan Ki Hadjar mengungkapakan tentang seperti apa konsep pendidikan yang sesungguhnya. Pendidikan adalah proses menuntun peserta didik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat jaman peserta didik sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkemabangnnya. Oleh karena itu, guru tidak memaksakan peserta didik untuk mencapai sesuatu di luar kodrat tumbuhkembangnya. Guru dituntut untuk merubah pola pikir yang lama dimana target kurikulum menjadi acuan utama dalam seluruh proses pembelajaran. Ki Hadjar Dewantara menyadarkan dan menjadi landasan guru untuk melakukan perubahan-perubahan. Bukan lagi target kurikulum menjadi acuan, tetapi pemenuhan kebutuhan dan kepuasan peserta didik menjadi acuan utama dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan peserta didik merupakan subjek dari proses pembelajaran. Peserta didik menjadi tokoh utama dalam seluruh proses pendidikan. Untuk itu, semua prakrasa perubahan yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk tercapainya keselamatan dan kebahagiaan peserta didik yang setinggi-tingginya baik secara lahir maupun batin.
    Salah satu nilai guru penggerak adalah berpihak pada peserta didik (murid). Dalam mewujudkan visi perubahan, seorang guru harus memegang teguh nilai tersebut dan mengaplikasikannya dalam tindakan nyata agar proses perubahan demi mewujudkan peserta didik yang merdeka belajar dapat diwujudkan.
Profil Pelajar Pancasila sebagai Tujuan
    Profil pelajar pancasila merupakan karakter peserta didik yang sejatinya ditumbuhkembangkan dalam proses pembelajaran agar mereka mencapai kebahagiaan dan kesuksesan hidup baik sebagai pribadi maupun sebagai makhluk sosial. Profil pelajaran pancasila juga merupakan kompetensi lulusan yang diharapkan terintegrasi dalam diri peserta didik. Seorang guru penggerak harus menjadikan karakter profil pelajara pancasila menjadi tujuan dari visi yang dibangunnya. Karena itu, seluruh proses di dalam ruang kelas dan di luar ruang kelas selalu berpijak pada konsep menumbuhkembangkan profil pelajar pancasila. Demi mewujudkan perubahan pada peserta didik dan mewujudkan karakter profil pelajar pancasila, seorang guru penggerak harus mengelola perubahan di kelas. Perubahan itu harus selalu melibatkan berbagai komponen pemangku kepentingan di sekolah. Kemudian memetakan potensi-potensi dan asset-aset yang ada atau kekuatan positif yang dimiliki peserta didik, guru dan semua pemangku kepentingan. Semua stakeholders di sekolah harus berkolaborasi demi perubahan dan terwujudnya karakter profil pelajar pancasila baik melalu aturan-aturan tertulis atau juga melalui pembiasan-pembiasaan atau budaya sekolah yang menggambarkan karakter profil pelajar pancasila. Dengan demikian, karakter profil pelajar pancasila kita tumbuh dan kembangkan dalam diri peserta didik.
Pendekatan Inkuiri Apresiatif sebagai Strategi Mewujdukan Misi
     Filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara merupakan landasan pedagogis untuk melakukan perubahan menuntun peserta didik sesuai denga kodratnya masing-masing. Hal ini dapat dilakuak dengan melaksanakan nilai dan peran guru penggerak yang sanga bersentuhan langsung dengan peserta didik terutama yang berpihak pada peserta didik. Sampai di sini saya menyadari bahwa pola pikir harus diubah dari pola pendidikan yang lama. Dan perubahan pola pendidikan itu harus selalu tertuju pada penumbuhan dan pengembangan karakter profil pelajar pancasila sampai pada pencapainnya. Untuk mencapai perubahan pola tersebut dan mencapai karakter profil pelajara pancasila diperlukan pendektan. Pendekatan yang akan digunakan dalam hal ini adalah Pendektan Inkuiri Apresiatif (IA).
   Pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) selalu berbasis kolaborasi dengan melakukan pemetaan komponen pemangku kepentingan dan stakeholders di sekolah sebagai asset dan sumber daya demi membangun kekuatan positif mewujudkan visi impian peserta didik. Visi yang disusun untuk peserta didik selalu diharapkan dapat segera diwujudkan dengan aksi nyata dan diaplikasikan di sekolah. Untuk merencakan dan mewujudkan perubahan menjadi sebuah aksi nyata, maka visi impian untuk peserta didik yang dirancang akan diwujudkan dalam sebuah rencana tahapan BAGJA sebagai langkah pemandu mengelola perubahan yang diinginkan.
Berdasarkan refleksi dan coba mengaitkan materi pada modul 1.1, 1.2 dan 1.3 maka dirumuskan Visi Baru yakni: "Terwujudnya Peserta Didik Cerdas, Terampil dan Berkarakter".