Mohon tunggu...
Aini Lutfiyah
Aini Lutfiyah Mohon Tunggu... lainnya -

Less is More

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pernikahan Gerhana (20)

22 September 2012   08:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:00 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Pagi hari aku lihat ada email dari Ben.

- Marie, kau sudah di Lanzones ?

+ Belum. Masih di Pink Ribbon.

_ Kalau aku kesitu mengganggu?

Ada hal penting.

+ Tidak. Kesini saja.

- 3 jam lagi aku sampai.

+Ya. Aku tunggu.

Tidak sampai 3 jam, Ben telah berada di kamarku. Aku, Neil, dan Mira bersiap mendengarkan apa yang akan disampaikan olehnya.

"Kami sudah melakukan pengintaian. Dari pembicaraan mereka kami menyimpulkan bahwa ayah Janet akan dijadikan sebagai persembahan." Kata Ben.

"Bukankah menurut Janet orang-orang suku Veno sudah tidak melakukan itu lagi ?"

" Mereka yang membawa ayah Janet ke hutan itu yang akan melakukannya  di hutan itu."

" Orang sakit dijadikan sebagai persembahan ? Aneh, bukankah biasanya justru orang yang terpilih ?" Kata Mira.

" Bisa jadi karena tidak ada pilihan lain. Lagi pula mereka mengatakan bahwa ayah Janet akan mereka sehatkan dulu."

" Mereka obati maksudnya ?" Tanyaku.

"Ya."

" Jadi di hutan itu ayah Janet juga mereka obati ?" Mira sedikit tidak percaya.

"Begitulah..."

" Lalu Joana sekarang bagaimana ?" Tanyaku.

"Dia sudah jarang terlihat di Wacola."

"Janet ?"

" Itulah juga yang menjadi masalah.."

" Kok bisa ?"

" Ia mau menggantikan ayahnya untuk dijadikan sebagai persembahan."

"Janet mengetahui hal itu ?"

" Bagaimana lagi... Ibunya yang memberitahukan hal itu pada Janet. Bagi kami sendiri sulit juga untuk tidak memberitahukan itu pada Ibu janet. Bagaimanapun juga yang disandera di hutan itu adalah suaminya..."

" Lalu Sam ?"

"Makanya itu aku kesini. Aku, Sam, Sharon, dan Roma sudah membicarakan sebuah rencana."

" Apa itu ?" tanya Neil.

" Kami ingin mencontoh kalian dari Lanzones untuk mengadakan olimpiade siswa tanpa membedakan sekolah kami. Jadi rencana sekolah utama dan sekolah-sekolah umum akan dilibatkan. Namun karena ini adalah kegiatan yang pertama kali maka kami ingin meminta kalian untuk turut serta dalam acara tesebut."

"Memangnya bagaimana sebelumnya ?" Tanya Neil.

"Biasanya yang mengadakan olimpiade siswa hanya sekolah utama. Agak sulit soalnya untuk melibatkan sekolah-sekolah umum. Di sekolah umum kami tidak hanya mengajar para siswa namun juga melatih dan membuka pemahaman  orang tua maupun juga para pengajar bahwa pendidikan tidak hanya sebuah proses hidup yang wajib dilakukan namun tanpa makna.Mereka terbiasa sama. Jadi sulit untuk diajak berkompetisi."

" Untuk kegiatan itu membutuhkan berapa orang dari Lanzones ?" Tanya Neil lagi.

" Untuk di kegiatan itu cukup 2 orang, namun untuk penyelamatan ke hutan selain Marie apakah ada yang bersedia bergabung ?" tanya Ben.

" Aku dan Mira bisa." Kata Neil sambil menatap ke arah Mira. Mira mengangguk.

" Apakah itu tidak terlalu merepotkan pembelajaran di Lanzones ?"

" Pembelajaran kami menggunakan sintem brotherhood/sisterhood. Kakak kelas mengajar kelas-kelas dibawahnya. Jadi jika kami untuk sementara tidak disana pun pembelajaran masih stabil dilaksanakan."

" Hendry bagaimana, Neil ?" Tanya Mira.

"Tadi malam ia memberitahuku kalau akan segera bekerja dengan pamannya lagi..." Jawab Neil.

" Kau cerita tentang JA, ya ?"

"Ja ?" Tanya Ben.

"Ya. Boleh aku mengatakan ini kan, Marie..?" Tanya Mira padaku.

"Tidak apa-apa. Coba nanti aku tanyakan pada Jacob ia akan ikut ke Wacola atau tidak. tadi malam ia mengatakan mau ikut ke Wacola kalau aku ke sana lagi."

" Sebenarnya Hendry aku lihat masih mengharapkanmu, Marie...Tapi tentu sebelum kau kenal JA..." Kata Mira.

"Ya, sudahlah. Alur hidup berjalannya ke arah sini....Oh ya, ayo...lanjutkan lagi pembicaraan kita tadi untuk olimpiade siswa di Wacola." Kataku.

"Siapa 2 orang  yang akan kita minta ke Wacola itu, Neil ?"Tanya Mira.

"Adikku saja. Satunya lagi siapa ?" Jawab Neil.

"Maksudmu, Leah ?" Tanyaku.

" Ya.Sudah saatnya ia mengetahui hal lain di luar Lanzones." Aku dan Mira mengangguk menyetujui pendapat Neil.

"Satunya lagi, bagaimana kalau adik Hendry ?" Tanya Mira.

"Stephanie ?" Tanyaku memastikan.

"Pilihan tepat, Marie." Kata Neil.

"OK, Ben...dari Wacola selain kami bertiga yang akan ke Wacola Leah dan Stephanie. Tapi ini akan kami bicarakan dulu dengan Kak Diego dan Kak Annie. Biasanya disetujui kok." Kata Neil.

"Maaf ya, merepotkan..."Kata Ben.

"Jangan bilang begitu, Ben. Aku sudah banyak merepotkanmu selama di Wacola. Oh ya, bagaimana Kuupe sekarang ?"

"Sebenarnya aku ingin memberikan dia untukmu, Marie...sebagai tanda persahabatan."

"Wah,Ben...Dengan senang hati aku terima." Kataku.

" Tentang JA, aku seperti ingin tahu ceritanya lebih lanjut. Boleh, Marie...?" Tanya Ben.

" Ah, masih terlalu dini untuk diperbincangkan dengan serius, Ben." Jawabku.

"Tapi hatimu merasa serius, kan ?" Tanya Ben dengan sungguh-sungguh.

"Ya."

"Baguslah. Ini pun pasti kabar baik untuk Sam."

"Ya. Salam untuk Sam dan Janet ya, Ben."

"Pasti akan aku sampaikan pada mereka."

********************

(Bersambung)




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun