Sementara itu, Sri Bimo memproyeksikan kebutuhan alumina sebesar 1,6 juta ton pada tahun 2022 (asumsi PT Inalum dapat ekspansi) dan 3 juta ton per tahun pada tahun 2035 dengan melihat pertumbuhan industri aluminium primer. Pemerintah memprediksi alumina akan diekspor lebih dari 10 juta ton setiap tahunnya sejak tahun 2022.
Sebagaimana diketahui, untuk komoditas bijih bauksit sendiri, saat ini secara total terdapat 99 Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) di tanah air dengan sebaran 6 IUP di Kepulauan Riau, 84 IUP di Kalimantan Barat dan 9 IUP di Kalimantan Tengah yang memproduksi bijh bauksit. Total produksi bijih bauksit dari 99 IUP termasuk Izin Usaha Industri (IUI) tersebut sebesar 35,1 juta ton per tahun.
Pemerintah telah mencanangkan akan melakukan peningkatan kegiatan eksplorasi bauksit dan peningkatan konversi sumberdaya menjadi cadangan yang laporannya akan di-update rentang 2041-2045.Â
Pada tahun 2020, total sumberdaya bauksit di Indonesia mencapai 5.5 miliar ton bijih dan cadangannya mencapai 3 miliar ton bijih.Â
Provinsi Kalimantan Barat sendiri merupakan pemilik cadangan bauksit terbesar di tahun 2020 dengan besaran mencapai 2.3 miliar ton bijih.
Cadangan tersebut diprediksi akan habis dalam 83 tahun atau pada tahun 2105 jika tidak ada penambahan cadangan dan tingkat produksi yang sama sebesar 35,1 juta ton/tahun.
Dom Asteria, akhir Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H