Panorama Indonesia tiada duanya!Â
Dia selalu menawarkan keindahan, keanekaragaman dan juga kekayaan energi. Di balik prestise ini, tentu akan menghadirkan peluang sekaligus tantangan.Â
Sebagai generasi muda, apa yang penting untuk dipersiapkan agar tidak hanya menjadi penonton dari "kepunyaan Indonesia" ini?Â
Casu quo bagi teman-teman yang berada di seputaran Kawasan Industri Tanah Kuning, Kalimantan Utara.
Cukupkah hanya menjadi penikmat informasi atau malah ikut menjadi bagian terpenting di dalamnya?Â
Apa yang perlu kita ketahui lebih jauh tentang Kawasan Industri Tanah Kuning dan peluang generasi muda setempat berkarya di dalamnya?
Kawasan Industri Tanah Kuning
Kawasan Industri Tanah Kuning sebagaimana diketahui terletak di Desa Tanah Kuning, Desa Mangkupadi dan Desa Binai, Kec. Tanjung Palas Timur, Kab. Bulungan, tepatnya di pesisir timur Kalimatan Utara.
Mengutip dari press release Kementerian Perindustrian RI pada 08 Maret 2017 yang lalu dikatakan demikian:Â
"Kawasan yang memiliki luas sekitar 10 ribu ha ini berpotensi menjadi pengembangan industri pengolahan mineral, kelapa sawit, kakao dan perikanan. Kawasan Industri Tanah Kuning yang ditargetkan menyerap tenaga kerja sebanyak 60 ribu orang, akan didukung dengan pembangunan infrastruktur memadai seperti pelabuhan internasional, jalan, jembatan dan bandara."
Menurut seorang pejabat senior pemerintah, Presiden Joko Widodo diperkirakan akan memimpin upacara peletakan batu pertama proyek pengolahan logam di kawasan ini, September tahun ini.
Lokasinya Kawasan Industri Tanah Kuning berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) -- II.Â
Untuk mendukung berkembangnya kawasan ini, sangat dibutuhkan infrastruktur yang saling terkoneksi satu sama lain. Baik itu pelabuhan, bandara, lokasi perumahan masyarakat, lokasi pemerintahan, lokasi perbelanjaan, juga pembangkit listrik yang menunjang kinerja kawasan ini.
Salah satunya rencana pembangunan pembangkit listrik di kawasan ini ialah pembangunan PLTA Kayan dengan kapasitas 9.000 MW. Sebagai informasi tambahan, di Kalimantan Timur juga ada rencana pembangunan PLTA Mahakam yang ditargetkan mencapai kapasitas 2.500 MW.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang Kawasan Industri Tanah Kuning, pembaca dapat mengakses situs regionalinvestment.bkpm.go.id.
Melihat rencana pembangunan pembangkit listrik sebesar di atas saja, pasti membutuhkan SDM yang tidak sedikit dan pastinya dana besar yang mendukungnya.Â
Perkembangan pembangunan KI Tanah Kuning saat ini
Secara terang benderang, lokasi hic et nunc (di sini dan sekarang ini) saya tidak tahu persis karena saya belum pernah samasekali berkunjung ke sana.
Tetapi setidaknya berpijak dari literasi yang saya akses dan didukung karya saya saat ini, secuil informasi mungkin bisa saya bagikan. Untuk lebih sempurnanya, teman-teman boleh menambah masukan di kolom komentar.
Ada beberapa pihak disebutkan yang turut andil untuk mendukung berkembangnya Kawasan Industri Tanah Kuning ini.
Diharapkan perusahaan yang berbasis di Australia yakni Fortescue Future Industries Pty Ltd (FFI) akan bekerja sama dengan Tsingshan Group asal Tiongkok untuk mengembangkan Kawasan Industri Tanah Kuning.
FFI sendiri saat ini sedang melakukan studi tentang proyek industri hijau potensial di Pulau Kalimantan yang berupaya memanfaatkan potensi energi terbarukan, terutama untuk menghasilkan hidrogen hijau.
Informasi dari pemerintah, pada tahap awal FFI dan Tsingshan masing-masing akan menginvestasikan US$12 miliar dan US$30 miliar untuk mengembangkan kawasan industri seluas 12.500 ha itu.Â
Total investasi diproyeksikan meningkat hingga $60-$80 miliar selama tujuh tahun ke depan untuk mengembangkan total 35.000 hektar kawasan industri tersebut.
Untuk pembangkitan tenaga listrik Kayan sendiri, akan dikembangkan oleh Power Construction Corp of China (PowerChina) dan Kayan Hydro Energy Indonesia yang pembangunannya direncanakan dimulai tahun ini dan ditargetkan selesai tahun 2025.
Target generasi muda Kalimantan Utara!
Perlu diketahui penulis bukan penganut primordialisme, tetapi demi menunjang berkembangnya masyarakat setempat, baik kiranya diutamakan tenaga lokal yang siap dan matang untuk mendukung bertumbuhkembangnya kawasan industri ini.
Melihat fakta di atas, mungkin muncul decak kagum atau juga perasaan lainnya.Saya yakin semua punya paradigma masing-masing untuk mengukur sejauh mana keberhasilan Kawasan Industri Tanah Kuning atau kawasan industri lainnya di Indonesia, lebih jauh proyek yang ada di Indonesia.
Ini benar-benar kesempatan yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.Â
"Sumbangsih apa yang bisa saya perbuat untuk mendukung terciptanya bonum commune (kebaikan bersama) dengan keberadaan Kawasan Industri ini?" Pertanyaan yang kiranya bergelora dalam diri kita.Â
Sekecil apapun tindakan kita akan sangat bernilai demi terwujudnya cita-cita bonum commune tadi.
Apalagi Indonesia sedang menuju Indonesia Emas 2045. Untuk itu dibutuhkan sinergi dari setiap pemangku kepentingan dan para pelajar saat ini untuk mencai target tersebut.Â
Ini bukanlah kebetulan, target muluk-muluk atau mimpi di siang bolong.Â
Suka atau tidak, saya dan pembaca sekalian kiranya terlibat aktif dan partsipatif untuk mencapai target tersebut.
Dikuti dari situs https://dikti.kemdikbud.go.id/  Nizam, Dirjen Pendidikan Tinggi menekankan important key pembangunan manusia Indonesia ialah penciptaan karakter unggul, budaya akademik kolaboratif dan kompetitif di perguruan tinggi.
Lalu apakah target ini hanya semacam utopia atau bagaikan chat hangat dari dia, tetapi tidak menghadirkan hati secara sungguh?
Come on friends, untuk mengembangkan sumber daya manusia yang mampu berpikir rasional, kritis, aktif, inovatif, berwawasan kebangsaan dan mindset entrepreneur tidak pernah mudah tetapi bukan juga hal mustahil.
Ini kesempatan emas untuk siapa saja untuk terlibat, bukan hanya untuk investor, tetapi juga masyarakat yang ada di sekitar lokasi tersebut, khususnya generasi muda Kalimantan Utara.
Sebagaimana kita ketahui dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 lalu, penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z (kelahiran 1997-2012) yang mencapai 75,49 juta jiwa atau sebesar 27,94% dan generasi milenial yang mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87% dari total penduduk berjumlah 270,2 juta jiwa.Â
Sumber daya manusia ini sangat besar dan tantangan untuk memberdayakannya sekali lagi dibutuhkan sinergi yang sungguh-sungguh.
Â
Apa yang perlu dipersiapkan?
Mungkin terlalu berat membayangkan ribetnya data di atas karena bisa saja kita tidak punya kepentingan di dalamnya. Â
Tetapi ada satu yang mungkin bisa kita pertimbangkan, meskipun kita tidak diakui sebagai "pahlawan" dalam perkembangan Indonesia, setidaknya kita sendiri mengakui bahwa diri kita adalah pahlawan dengan satu-dua perbuatan benar kita.
Â
1. Mulai dari Daily Life yang disiplin
Satu karakter yang unggul tadi dimulai dari kedisplinan diri. Disiplin beranjak dari kata discere (Lat: belajar) yang kemudian turunannya discipulus (Lat: murid) dan kemudian menjadi disciplina (Lat: mata pelajaran).Â
Seorang murid yang disiplin adalah seseorang yang ketat untuk memupuk dirinya sejak saat ini.Â
Misalnya, bangun sebelum ayam berkokok, merapihkan tempat tidur, mandi, gembira melaksanakan karya apapun yang kita cintai.Â
Dan sekali lagi, melatih otak untuk terus mencari tahu apa yang kiranya bisa dikembangkan, bukan terutama untuk kaya secara materi, tetapi kaya dalam kebijaksanaan.
Â
2. Semua Bidang Ilmu Penting
Cq. Kawasan Industri Tanah Kuning, semua ilmu sangat penting untuk mendukung pembangunannya.Â
Tidak hanya teruntuk para insinyur, praktisi hukum, ahli lingkungan hidup, guru, arsitek, influencer, youtuber, content creator, dlsb.
Tidak ada profesi yang unggul di sini, semua punya karya yang sudah ada porsinya.Â
KI Tanah Kuning menuntut kita bukan hanya sebagai penonton, penikmat informasi, tapi juga terlibat aktif dan partisifatif dalam proses pembangunannya.
Maka, yuk berjuang bersama sesuai ilmu yang kita cintai, memberi sumbangsih apa saja, berkembang secara bersama. Bukankah budaya share it itu sudah sangat hidup saat ini?
3. Â Peluang Berwirausaha
Sampai saat ini penulis juga punya mimpi punya usaha sendiri bahkan para pembaca juga saya yakini sama halnya.Â
Semua punya kesempatan yang sama. Mari sama-sama belajar dari teman-teman yang sudah melangkah lebih awal.Â
Berwirausaha di Kawasan Industri Tanah Kuning sangat terbuka dan tidak ada kata terlambat jika dimulai sejak saat ini.
Misalnya, penyedia jasa konsultasi pajak, penyedia jasa barang-barang bangunan, penyedia jasa konstruksi bangunan, penyedia ekspor-impor, penyedia jasa tenaga kerja andal, penyedia industri hiburan (lagu-lagu penyemangat kerja, dlsb), penyedia jasa makanan dan minuman dan masih banyak lagi.Â
Kita lihat UMKM sangat didukung oleh pemerintah dan para pemilik dana saat ini, bukan?
Jika ada kemauan di sana ada jalan.
Mari sama-sama berjuang untuk membangun kebaikan bersama, saya, Anda dan siapa saya yang ada di sekitar kita. Mungkin saat ini kita belum bisa bergerak, tetapi setidaknya mimpi kita tidak pernah pudar.Â
Salam sehat untuk semua.
Â
Dom Asteria
Sembari menunggu balasan chat seseorang yang sudah empat hari lamanya, 11 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H