Mohon tunggu...
Dom Asteria
Dom Asteria Mohon Tunggu... Jurnalis - Energy Journalist

Sapere Aude

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teman Kantor yang Introvert, Ekstrovert, hingga Ambievert

8 Februari 2020   11:06 Diperbarui: 22 Maret 2022   19:57 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Teman Kantor Feb 2020. (Dok. Pribadi/Dom Asteria)

Sewaktu SMA, saya pernah belajar ilmu psikologi. 

Pelajarannya sangat kaya, menarik dan pengampu pelajarannya fleksibel, asyik dan punya segudang cerita inspiratif. 

Waktu itu yang paling kena di hati ialah tipe-tipe manusia seperti sanguinis, koleris, melankolis dan plegmatis, buah pemikiran Sigmund Freud.

Singkat cerita, saya kemudian melamar di sebuah perusahaan penerbitan. 

Tak butuh waktu lama, saya cepat akrab dengan seorang gadis di bagian akunting dan keuangan. 

Alasan kedekatan kami ialah untuk membahas seorang temannya yang membuat ginjalku ingin digadaikan, sanking sukanya. 

Kami keasyikan cerita berhari-hari, curhat-curhat tentang kesukaan masing-masing, pokoknya meski baru kenal, kita itu ibarat dua buah kelapa yang berasal dari pohon yang sama. 

Menghadiri Acara Pernikahan seorang teman Des 2020. (Dok. Pribadi/Lambok Dominikus)
Menghadiri Acara Pernikahan seorang teman Des 2020. (Dok. Pribadi/Lambok Dominikus)

Tujuannya hanya satu, bagaimana temannya bisa jatuh ke genggamanku. 

Tapi beberapa hari kemudian dia berubah menjadi pendiam, bagaikan batu yang ada di pinggiran danau toba, indah ditatap, tapi sungkan diajak bicara.

Kemudian dia mengaku diri sebagai seorang ambievert. 

Tak banyak tahu tentang ambievert, saya pun mencari informasi tentang ini.
Kita tentu tahu secara sekilas makna introvert dan ekstrovert. 

Dikutip dari berbagai sumber, tipe introvert itu cenderung lebih kalem, tenang mendayung dan pendiam, but bukan pemalu atau punya ketakutan akan keramaian. 

Dia tetap menjalin relasi dengan yang lain, namun terkesan lansam. 

Nah, kebalikannya, ekstrovert itu cenderung lebih membuka diri terhadap dunia luar, mereka suka keramaian, interaksi, aktivitas sosial. 

Mungkinkah para pecandu kopi di selatan Jakarta sana adalah tipe ekstrovert? 

Jawabannya bisa jadi, karena interaksi adalah kesukaan mereka, tapi tentu tidak semuanya.  

Lalu bagaimana dengan seorang yang ambievert? 

Ambievert merupakan tipe individu manusia yang tetap nyaman berada di tengah keramaian dan berbagai interaksi sosial, tapi dia juga nyaman dengan dirinya sendiri. Bukan dualisme, tapi tipe individu yang campuran. 

Katanya nih, kekurangan dari kepribadian ambievert adalah mereka cenderung moody karena sifat yang mudah berubah-ubah, seperti bunglon dong? Hehe

Teman-teman, ketiga tipe pribadi di atas bisa kita temukan dimana pun. 

Kepribadian manusia itu kompleks. 

Tipe ekstrovert lebih aktif dalam memulai perbincangan, tipe introvert lebih menahan diri, cocok sebagai sekretaris yang sabar meski diomelin bosnya melulu, bahkan tugasnya melebihi jobdesk yang disepakati dengan salary, yaa begitulah 'budak' corporate ini.

Bersyukur bahwa C. G. Jung dan tentu muridnya Eysenck berhasil mengembangkan buah pemikiran tentang ketiga tipe yang disebutkan tadi.

Out of the box, jujur saya menyukai teman satu ruangan dari teman yang mengaku ambievert tadi. Sebut saja namanya Rosa. 

Tapi yang membuat aku bingung, nampaknya dari kesehariannya setelah saya teliti selamat empat bulan terakhir, dia punya multikepribadian, cocok pemain drama. 

Terkadang suka sendiri, terkadang terbuka, terkadang dua-duanya, dari satu menit ke menit lainnya bisa antara tertawa dan marah. 

Lalu esoknya santai berwibawa seperti pejabat eselon III, sebentar lagi seperti pelawak untuk seseorang. 

Seandainya Jung masih hidup, aku akan mengajak dia diskusi estafet untuk menentukan tipenya. 

Ya, barangkali ada obat yang bisa ditemukan, tidak sesulit menemukan vaksin virus corona yang menggemparkan dunia saat ini. Salam sukses.

Dom Asteria
Tulisan pertama di Kompasiana dan semoga lancar untuk seterusnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun