Mohon tunggu...
UCARE INDONESIA
UCARE INDONESIA Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tangan di Atas Lebih Baik dari Tangan di Bawah

4 November 2024   13:17 Diperbarui: 4 November 2024   13:18 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hidup, posisi sebagai "tangan di atas" memberi makna bahwa kita berada di posisi yang mampu membantu orang lain. Memberi juga bisa membawa kebahagiaan, karena kita menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. Selain itu, hal ini juga mendorong kita untuk bersyukur atas rezeki yang telah kita terima dengan membagikannya kepada yang membutuhkan. Seperti fakir miskin, anak yatim, kaum dhuafa, dsb.

Di sisi lain, tangan di bawah bukan berarti sesuatu yang negatif, karena ada kalanya kita semua mungkin berada di posisi yang membutuhkan bantuan. Namun, secara keseluruhan, ajaran ini mengingatkan kita untuk terus berusaha menjadi pribadi yang mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Memberi, sekecil apapun bentuknya, bukan hanya membantu orang lain tapi juga memperkaya hati kita sendiri.

"Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah" adalah pepatah yang sederhana tapi penuh makna. Ini berarti bahwa menjadi seseorang yang memberi (tangan di atas) lebih baik daripada hanya menjadi penerima (tangan di bawah). 

Mengapa? Karena memberi adalah tanda dari kemampuan dan kemandirian, serta menjadi bentuk kepedulian dan kebesaran hati untuk membantu orang lain.

Ketika kita menjadi "tangan di atas," kita sedang berbagi apa yang kita punya, baik itu harta, ilmu, waktu, atau bahkan sekadar senyuman dan perhatian. Menjadi seseorang yang memberi membawa perasaan bahagia dan puas, karena kita tahu bahwa yang kita berikan bisa bermanfaat untuk orang lain. Memberi bukan hanya soal membantu orang lain, tapi juga memperkaya diri kita dengan rasa syukur. Ketika kita memberi, kita belajar bahwa ada banyak yang bisa kita syukuri dan kita bagikan.

Sebaliknya, bukan berarti tangan di bawah atau menjadi penerima adalah hal yang buruk. Ada kalanya kita berada dalam posisi membutuhkan dan butuh uluran tangan orang lain. Saat menerima bantuan, itu juga melatih kita untuk belajar rendah hati dan tahu kapan harus menerima dukungan. Namun, semangat di balik pepatah ini adalah ajakan untuk terus berusaha mandiri dan tidak hanya bergantung pada orang lain.

Menjadi "tangan di atas" juga tidak selalu harus dalam bentuk materi. Bisa saja dalam bentuk berbagi waktu, tenaga, atau bahkan perhatian. Ketika kita mendengarkan teman yang sedang curhat atau membantu orang tua membersihkan rumah, kita sedang menjadi "tangan di atas." Artinya, menjadi orang yang suka memberi itu tidak harus menunggu kita kaya raya atau punya segalanya.

Pada akhirnya, "tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah" mengajarkan kita tentang kebaikan, kepedulian, dan kebahagiaan dalam berbagi. Hidup terasa lebih indah ketika kita bisa bermanfaat bagi orang lain. Jadi, mari kita biasakan diri untuk menjadi tangan di atas, meskipun hanya dalam hal-hal kecil, karena setiap kebaikan yang kita lakukan akan kembali lagi kepada kita dalam bentuk yang tak terduga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun