Bergunjing atau ghibah, yaitu membicarakan keburukan atau aib orang lain yang sebenarnya, merupakan salah satu perbuatan yang dilarang dalam Islam. Perbuatan ini tidak hanya merusak hubungan antar sesama , tetapi juga mengundang murka Allah. Islam menekankan pentingnya menjaga lisan dan menghindari tindakan yang dapat menyakiti atau merugikan orang lain, termasuk bergunjing.
Dalam Al-Qur'an dan hadits, terdapat berbagai peringatan yang menunjukkan betapa seriusnya larangan bergunjing. Berikut adalah penjelasan mengenai larangan bergunjing dalam Islam, dampak buruknya, serta dalil-dalil yang menguatkan larangan tersebut.
1. Definisi Ghibah (Bergunjing) dalam Islam
Ghibah secara bahasa berarti membicarakan sesuatu di belakang seseorang. Secara syar'i, ghibah diartikan sebagai membicarakan aib, kekurangan, atau keburukan seseorang tanpa sepengetahuannya, meskipun apa yang dikatakan itu benar. Hal ini ditegaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tahukah engkau apa itu ghibah?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Ia berkata, "Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain." Beliau ditanya, "Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?" Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya." (HR. Muslim no. 2589).
Dari hadits ini, jelas bahwa ghibah adalah membicarakan sesuatu yang benar tentang seseorang, namun orang tersebut tidak suka jika hal itu dibicarakan.
2. Dalil Larangan Bergunjing dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an secara tegas melarang perbuatan bergunjing. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 12:
"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kalian merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12)
Ayat ini menjelaskan betapa buruknya perbuatan ghibah dengan memberikan perumpamaan bahwa orang yang bergunjing seolah-olah memakan daging saudaranya yang telah mati. Gambaran yang menjijikkan ini menunjukkan betapa keji dan tercelanya perbuatan bergunjing dalam pandangan Allah SWT.
3. Dampak Negatif Bergunjing
Bergunjing memiliki dampak buruk yang sangat besar, baik terhadap individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Beberapa dampak negatif dari perbuatan ghibah antara lain:
- Merusak Hubungan Sosial: Ghibah dapat menyebabkan perselisihan, permusuhan, dan saling membenci di antara sesama. Ketika seseorang mendengar bahwa aibnya dibicarakan, ia akan merasa tersinggung, terluka, dan hubungan persaudaraan pun rusak.
- Menyebabkan Hilangnya Kepercayaan: Orang yang suka bergunjing sering kali kehilangan kepercayaan dari orang lain. Hal ini disebabkan karena sikap tidak amanah yang ditunjukkan dengan membicarakan keburukan orang lain di belakang mereka.
- Mengotori Hati dan Pikiran: Orang yang terbiasa bergunjing akan memiliki hati yang kotor, penuh prasangka buruk terhadap orang lain. Hal ini bisa menjauhkan mereka dari sikap positif, rasa kasih sayang, dan kebaikan.
- Menghilangkan Pahala: Dalam hadits disebutkan bahwa pahala orang yang bergunjing akan diberikan kepada orang yang dibicarakan. Dengan demikian, perbuatan ghibah tidak hanya berdampak buruk bagi hubungan sosial, tetapi juga merugikan diri sendiri dari sisi spiritual.
4. Cara Menghindari Ghibah
Untuk menjaga diri dari perbuatan ghibah, Islam memberikan beberapa petunjuk yang dapat diterapkan oleh setiap Muslim. Di antaranya adalah:
Menjaga Lisan dan Berpikir Sebelum Berbicara: Salah satu ajaran penting dalam Islam adalah menjaga lisan. Â Kita harus selalu berpikir sebelum berbicara dan memastikan bahwa ucapan kita tidak menyakiti atau merugikan orang lain.
Menghindari Lingkungan yang Suka Bergunjing: Lingkungan yang suka membicarakan keburukan orang lain bisa mempengaruhi seseorang untuk ikut serta dalam perbuatan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memilih teman dan lingkungan yang positif serta menghindari pertemuan yang diisi dengan ghibah.
Mengingat  Akhirat: Seseorang yang menyadari betapa beratnya dosa ghibah di sisi Allah akan lebih berhati-hati dalam menjaga lisannya. Dalam hadits, disebutkan bahwa orang yang gemar bergunjing akan dihisab di akhirat dan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya. Mengingat dampak akhirat ini bisa menjadi motivasi kuat untuk menghindari ghibah.
Mengganti dengan Perbuatan Positif: Alih-alih membicarakan keburukan orang lain, kita sebaiknya lebih banyak mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat, seperti membaca Al-Qur'an, berdzikir, atau membantu orang lain.
5. Taubat dari Perbuatan Ghibah
Jika seseorang terlanjur melakukan ghibah, ia harus segera bertaubat kepada Allah. Taubat yang diterima harus memenuhi tiga syarat, yaitu:
- Menyesali perbuatan tersebut dengan sepenuh hati,
- Berhenti melakukannya, dan
- Berjanji tidak akan mengulanginya lagi di masa depan.
Jika memungkinkan, seseorang yang telah bergunjing juga dianjurkan untuk meminta maaf kepada orang yang telah ia gunjing. Ini adalah bagian dari memperbaiki hubungan sosial dan mendapatkan ampunan dari Allah.
Islam menekankan pentingnya menjaga lisan dan menghindari segala bentuk perkataan yang bisa menyakiti orang lain, termasuk bergunjing. Larangan ini sangat jelas, baik dalam Al-Qur'an maupun hadits, dengan peringatan serius mengenai dampak buruknya. Oleh karena itu, seorang Muslim harus senantiasa waspada terhadap ucapan dan menjaga lisannya agar tidak terjerumus ke dalam dosa ghibah.
Dengan menjaga lisan, kita tidak hanya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga kita termasuk orang-orang yang dijauhkan dari kebiasaan bergunjing dan selalu menjaga lisan kita untuk hal-hal yang bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H